10 Januari 1906, Inggris Raya meluncurkan kapal perang HMS Dreadnought yang modern saat itu, sehingga meningkatkan persaingan dalam perlombaan senjata angkatan lautnya dengan Kekaisaran Jerman. Sebagian besar armada kedua negara yang berkembang akan bertemu 10 tahun kemudian di Jutlandia.
HMS Dreadnought
HMS Dreadnought adalah kapal perang Royal Navy yang desainnya merevolusi kekuatan angkatan laut. Masuknya kapal ke dalam layanan pada tahun 1906 mewakili suatu kemajuan dalam teknologi angkatan laut sehingga namanya dikaitkan dengan seluruh generasi kapal perang,
“kapal penempur”(Dreadnought), adalah kelas kapal yang dinamai menurut namanya. Demikian juga, generasi kapal yang dia buat usang dikenal sebagai “pra-kapal penempur”(pre-Dreadnought).
Laksamana Sir John “Jacky” Fisher, dianggap sebagai bapak kapal Dreadnought. Tak lama setelah dia menjabat, dia memerintahkan studi desain untuk kapal perang yang hanya dipersenjatai dengan meriam 12 inci (305 mm) dan kecepatan 21 knot (39 km/jam; 24 mph). Dia mengadakan “Komite Desain” untuk mengevaluasi desain alternatif dan untuk membantu dalam pekerjaan desain rinci.
Baca Juga : 12 November 1944, Operation Catechism: 30 Pembom Berat Inggris Menenggelamkan Kapal Perang Jerman Tirpitz
Revolusioner
Dreadnought adalah kapal perang pertama di zamannya yang memiliki baterai utama yang seragam, daripada memiliki beberapa senjata berat yang dilengkapi dengan persenjataan sekunder dari senjata yang lebih kecil.
Dia juga kapal modal pertama yang ditenagai oleh turbin uap, menjadikannya kapal perang tercepat di dunia pada saat penyelesaiannya. Peluncurannya membantu memicu perlombaan senjata angkatan laut saat angkatan laut di seluruh dunia, khususnya Angkatan Laut Kekaisaran Jerman, bergegas untuk menandinginya dalam persiapan Perang Dunia Pertama.
Menenggelamkan kapal selam
Ironisnya untuk sebuah kapal yang dirancang untuk menyerang kapal perang musuh, satu-satunya tindakan signifikannya adalah menabrak dan menenggelamkan kapal selam Jerman SM U-29, menjadi satu-satunya kapal perang yang dipastikan telah menenggelamkan kapal selam.
Tidak berpartisipasi
Dreadnought tidak berpartisipasi dalam Pertempuran Jutlandia pada tahun 1916 saat dia sedang direfit. Dreadnought juga tidak berpartisipasi dalam pertempuran laut Perang Dunia Pertama lainnya.
Pada Mei 1916 dia diturunkan ke tugas pertahanan pantai di Selat Inggris, sebelum bergabung kembali dengan Armada Besar pada tahun 1918. Kapal itu dikurangi untuk cadangan pada tahun 1919 dan dijual untuk dibesituakan dua tahun kemudian.
Baca Juga : 13 Januari 1842, dr. William Brydon : Kisah Tentara Inggris yang selamat dari keganasan Perang Afganistan
Baca Juga : Film The Bridge on the River Kwai (1957) : Perjuangan Romusha Inggris membuat jalur ‘kereta api maut’