ZONA PERANG(zonaperang.com) Setelah dua bulan melakukan perlawanan mati-matian, para pejuang pembela Norwegia dan dari Inggris yang masih hidup di Norwegia kewalahan menghadapi NAZI Jerman, dan negara ini dipaksa menyerah kepada Hitler.
Dua bulan sebelumnya, pada tanggal 9 April, Nazi Jerman melancarkan invasinya ke Norwegia, merebut beberapa titik strategis di sepanjang pantai Norwegia. Selama fase awal invasi, pasukan fasis Norwegia di bawah pimpinan Vidkun Quisling bertindak sebagai “kolom kelima” bagi penjajah Jerman, merebut pusat-pusat saraf Norwegia, menyebarkan desas-desus palsu, dan menduduki pangkalan militer dan lokasi lainnya.
Vidkun Abraham Lauritz Jonssøn Quisling menjabat sebagai menteri pertahanan Norwegia dari tahun 1931 hingga 1933, dan pada tahun 1934 ia meninggalkan partai yang berkuasa untuk mendirikan Nasjonal Samling, atau Partai Persatuan Nasional, yang meniru Partai Nazi Adolf Hitler.
Baca juga : 16 Februari 1943, Operation Gunnerside : Sabotase proyek nuklir Nazi Jerman oleh Sekutu
Kebutuhan strategis dan ekonomi
Meskipun Norwegia menyatakan netralitasnya pada saat pecahnya Perang Dunia II, Nazi Jerman menganggap pendudukan Norwegia sebagai kebutuhan strategis dan ekonomi. Pada musim semi tahun 1940, Vidkun Quisling pergi ke Berlin untuk bertemu dengan komando Nazi dan merencanakan penaklukan Jerman atas negaranya. Pada tanggal 9 April, pasukan gabungan Jerman menyerang tanpa peringatan, dan pada tanggal 10 Juni, Hitler berhasil menaklukkan Norwegia dan mengusir semua pasukan Sekutu dari negara tersebut.
Meskipun Quisling adalah satu-satunya ketua partai politik yang diizinkan oleh Nazi, penentangan terhadapnya di Norwegia begitu besar sehingga baru pada Februari 1942 ia dapat secara resmi mendirikan pemerintahan bonekanya di Oslo.
Di bawah otoritas komisaris Nazi-nya, Josef Terboven, Quisling membentuk rezim represif yang tidak kenal ampun terhadap mereka yang menentangnya. Namun, gerakan perlawanan Norwegia segera menjadi yang paling efektif di seluruh Eropa yang diduduki Nazi, dan kekuasaan Quisling dengan cepat memudar. Setelah Jerman menyerah pada Mei 1945, Quisling ditangkap, didakwa melakukan pengkhianatan tingkat tinggi, dan ditembak. Dari namanya muncul kata quisling, yang berarti “pengkhianat” dalam beberapa bahasa (one who helps the invaders of one’s own country).
Baca juga : Rudal anti-kapal dan serang darat Kongsberg NSM (2007), Norwegia
Baca juga : 25 Januari 1995, Insiden roket Norwegia : Rusia mengaktifkan sistem komando nuklir untuk pertama kalinya