12 Agustus 1938, Hitler mendorong orang Jerman untuk memiliki banyak anak dengan tanda jasa (Mother’s Cross)

ZONA PERANG(zonaperang.com) Pada tanggal 12 Agustus 1938, Adolf Hitler yang merupakan anak keempat dari enam bersaudara serta lahir di Kekaisaran Austro-Hongaria melembagakan Salib Ibu – Mother’s Cross, untuk mendorong wanita Jerman memiliki lebih banyak anak, yang akan diberikan setiap tahun pada tanggal 12 Agustus, hari ulang tahun ibu Hitler.

Reich Jerman atau Kekaisaran Jerman (18 Januari 1871 – 5 Juni 1945) membutuhkan populasi yang kuat dan terus berkembang dan mendorong pasangan untuk memiliki keluarga besar. Dorongan tersebut dimulai sejak dini. Setelah anggota sayap gerakan Pemuda Hitler, Liga Gadis Jerman – Bund Deutscher Mädel, berusia 18 tahun, mereka berhak mengikuti sebuah cabang yang disebut Iman dan Kecantikan, yang melatih para gadis ini dalam seni menjadi ibu yang ideal.

Baca juga : Bunuh Diri Paksa untuk Jenderal Nazi Jerman Field Marshall Rommel

Baca juga : 27 Januari 1825, “Trail of Tears”/Jejak Air Mata : Pemindahan paksa penduduk pribumi asli Amerika dari tempat tinggalnya(Hari ini dalam Sejarah)

Penghargaan ini diberikan dari tahun 1939 hingga 1945

Salah satu komponen dari cita-cita itu adalah kesuburan. Maka setiap tahun, untuk menghormati ibunya tercinta, Klara Pölzl (Istri ke-3 Ayahnya) dan untuk mengenang hari ulang tahunnya, sebuah medali emas diberikan kepada perempuan dengan tujuh anak, perak untuk perempuan dengan enam anak, dan perunggu untuk perempuan dengan lima anak.

“Praktik serupa, yang berlanjut hingga saat ini, telah dilakukan di Prancis sejak tahun 1920, dengan menganugerahkan Médaille de la Famille française (Medali Keluarga Prancis), sebuah penghargaan untuk ibu Prancis yang telah membesarkan beberapa anak secara baik.”

Hak Istimewa

Pemakai Salib Ibu harus disambut dengan hormat (memberi hormat) ketika bertemu, diberi yang terbaik dari segalanya: perumahan, makanan, pakaian, dan sekolah untuk anak-anak mereka. Orang-orang tua bahkan harus merelakan tempat duduk mereka di bus atau trem.

Mereka diperlakukan seperti bangsawan dengan penuh hormat. Tidak ada antrean untuk mereka. Di toko daging, potongan daging terbaik akan dimasukkan ke dalam keranjang mereka. Seorang pembantu atau perawat ditugaskan oleh pemerintah untuk membantu mereka merawat Ibu dan tiba di pagi hari.

Baca juga : Joseph Goebbels, menteri propaganda NAZI Jerman : “Kebohongan yang diucapkan sekali tetaplah kebohongan, tetapi kebohongan yang diucapkan seribu kali akan menjadi kebenaran”

Baca juga : 13 Agustus 1164, Pertempuran Harim: Ketika 5 Panglima Lawan Jadi Tawanan Nuruddin Zanki (Guru Shalahuddin Al Ayyubi)