ZONA PERANG (zonaperang.com) – William Brydon seorang dokter muda asal Inggris yang ditempatkan di British East India Company berhasil meloloskan diri dari penghadangan di sepanjang perjalanan dari Kabul sampai Jalalabad di Afghanistan. Ribuan anggota rombongannya tewas dalam peristiwa itu.
Peristiwanya sendiri terjadi dalam perang Inggris-Afganistan pertama atau perang yang dikenal orang Inggris sebagai malapetaka Afganistan yang berlangsung dari July 1839 – Oktober 1842. Perang tersebut berakhir dengan penarikan mundur dan kekalahan di pihak Inggris secara memalukan
Brydon(10 Oktober 1811 – 20 Maret 1873) adalah dokter lulusan University College, London dan University of Edinburgh, Skotlandia menerima penugasan pertamanya sebagai asisten dokter bedah di British East India Company(The East India Company) di India. Dia tiba di Kolkata pada Oktober 1835.
Misi Inggris
Akhir 1938, pasukan Inggris bergerak dari Punjab, India menuju Kabul, Afghanistan di bawah pimpinan John Keane, 1st Baron Keane(6 February 1781 – 24 Agustus 1844). Rombongan besar ini berjumlah puluhan ribu orang, terdiri atas prajurit Eropa, India, dan warga sipil termasuk anak istri para prajurit.
Baca Juga : 7 Senjata Paling Mematikan dalam Sejarah Manusia
Pasukan Inggris ini punya misi menguasai Afghanistan dan mengembalikan kekuasaan pada Padshah Sultan Shah Shuja Durrani(November 1785 – 5 April 1842) untuk meredam meningkatnya pengaruh Kekaisaran Rusia di kawasan Asia bagian selatan itu. Dokter Brydon masuk dalam rombongan itu. Dia ditempatkan pada 5th Bengal Native Infantry.
Berkuasa hanya di di Kota-kota
Kabul jatuh di tangan pasukan Inggris pada Agustus 1839 dan kekuasaan diserahkan kembali pada Shah Suja. William Dalrymple, dalam buku Return of a King: The Battle for Afghanistan (2012) seperti yang dikutip dari The Guardian menyebut pendudukan Inggris ini kemudian menimbulkan kemarahan orang-orang Afghanistan.
Perwira dan prajurit Inggris kerap mabuk-mabukan dan merekrut perempuan setempat sebagai perempuan penghibur. Ulah para prajurit ini membuat pria Afghanistan jadi tersinggung. Para kepala-kepala suku sepakat mengangkat Mohammad Akbar Khān( 1816-1847), anak Emir Dost Mohammad Khan Barakzai (23 Desember 1793 – 9 Juni 1863) yang digulingkan Inggris jadi pemimpin untuk mempersatukan mereka.
Pemberontakan kemudian meletus pada 2 November 1841 di Kabul. Posisi garnisun Inggris di kota itu terdesak. Sejumlah perwira dan diplomat Inggris bahkan terbunuh dalam kerusuhan hari-hari selanjutnya.
Konsolidasi yang membawa bencana
Awal tahun 1842, Mayor Jenderal William George Keith Elphinstone (1782 – 23 April 1842), Komandan Garnisun Inggris di Kabul memutuskan membawa pasukannya keluar dari Kabul menuju Jalalabad untuk berlindung pada garnisun Inggris lainnya. Rombongan berjumlah 16.500 orang terdiri dari 4.500 pasukan gabungan Eropa dan India serta 12 ribu orang sipil.
Ketika mereka melintasi Celah Khyber di pegunungan yang memiliki panjang 8 kilometer, suku Ghilji(salah satu suku terbesar Pashtuns) menyergap. Ratusan orang terbunuh. Akbar Khan membawa perempuan-perempuan kembali ke Kabul sebagai sandera. Sisa rombongan yang berusaha melanjutkan perjalanan kembali mendapat serangan.
Malapetaka
Pembantaian pun terjadi hingga hanya menyisakan puluhan orang. Dokter Brydon berhasil meloloskan diri dari peristiwa itu. Dia tiba di Jalalabad yang berjarak 140 km dari Kabul pada 13 Januari dengan mengendarai kuda. Dokter yang belum genap berusia 30 tahun itu menjadi orang pertama yang berhasil tiba di Jalalabad.
Tubuh Brydon penuh luka. Kabarnya nyawa dokter yang lahir pada 1812 itu tertolong karena sebuah majalah Blackwood (beredar 1817- 1980)yang diselipkan pada helm bajanya. Cara itu sebenarnya untuk menghangatkan kepala di musim dingin. Beruntung tebasan pedang menghantam majalah itu dan tidak membelah tengkoraknya.
Baca Juga : 11 Januari 1942, Tarakan Kalimantan dan Kuala Lumpur Malaya Jatuh ke Tangan Jepang(Hari ini dalam Sejarah)
Seolah-olah, Brydon ‘menangkis’ tebasan pedang Afghanistan dengan kertas majalah. Tentu saja itu hanya gambaran dramatis. Sejumlah prajurit India juga berhasil tiba beberapa hari selanjutnya. Sementara, Jenderal Elphinstone ditawan dan akhirnya tewas beberapa bulan kemudian. Brydon tidak keluar dari tentara setelah peristiwa itu.
Dia bergabung dalam pasukan yang menginvasi Yangon, Myanmar sepuluh tahun kemudian. Nyawanya kembali nyaris melayang saat pemberontakan pasukan India pada 1857.
Baca Juga : Eks Pejabat Kemenlu Inggris: Evakuasi di Afghanistan Kacau
Baca Juga : War On Christmas – Pertempuran Terkenal yang Terjadi Selama Liburan Natal