ZONA PERANG (zonaperang.com) Bangunan Al-Qullais- Sanaa, Yaman begitu indah. Bayangkan, pintunya terbuat dari emas, lantainya terbuat dari perak, fondasinya terbuat dari kayu cendana. Siapa pun yang melihatnya akan takjub dengan kemegahannya.
Namun, apa yang terjadi?
Bangsa Arab tak sedikit pun tertarik dengannya. Semegah apa pun bangunan itu, tak ada yang mampu menandingi Ka’bah.
Ingin menggantikan Ka’bah
Keinginan Abrahah(Abraha) untuk menghancurkan Ka’bah pun makin menjadi-jadi ketika mendapati bangunan gerejannya dihina. Seorang pria telah membuang hajat di dalam Al Qullais dengan sengaja. Geramlah Abrahah ketika mengetahuinya.
Memuncaklah emosi Abrahah al-Ashram. Ia segera melakasanakan rencananya. Dikumpulkanlah sejumlah prajuritnya yang tangkas. Tak hanya pasukan, ia mengimpor sepasukan gajah dari Etiopia.
“Bawa pasukan gajah di barisan terdepan, besok kita berangkat ke Makkah untuk menghancurkan Ka’bah!” seru Abrahah.
Keesokan hari, ribuan gajah dan bala pasukan pun berangkat dari Yaman menuju Makkah, tanah suci umat bagi pengikut ajaran Ibrahim saat itu. Abrahah memimpin sendiri pasukan tersebut. Ia menungganggi gajah yang terbesar(Mahmud) di antara pasukan gajah tersebut.
Menemui pemuka ternama Kota Makkah
Tak lama, tibalah rombongan Abrahah di dekat Kota Makkah, mereka berhenti sejenak, Di sini Abrahah memobilisasi pasukannya, menyiagakan gajahnya dan bersiap-siap melakukan invasi ke kota Mekah.
Di Mughammis inilah, Abrahah mengutus Aswad bin Maqsud menuju Mekah menggunakan kuda dan merampas kekayaan orang-orang Quraisy termasuk 200 ekor unta milik Abdul Muttalib(kakek Rasulullah). Mendengar 200 ekor untanya dirampas pasukan Abrahah, Abdul Muthalib pun beranjak menemui Abrahah.
Mendapat tamu dari pemuka Mekah, berbangga hatilah Abrahah. Dia menyangka Abdul Muthalib cemas Kabah akan dihancurkan oleh pasukan gajahnya.
Abrahah pun bertanya kepada kakek Rasulullah dengan congkak, “Apa keperluan Anda hingga datang ke mari?”
Namun, jawaban Abdul Muthalib sangat di luar dugaan Abrahah.
“Kembalikan 200 ekor unta milikku yang telah dirampas oleh pasukanmu,” ujar Abdul Muthalib.
Abrahah pun terheran, “Mengapa kau lebih mengkhawatirkan untamu, padahal kami datang ke sini untuk menghancurkan Ka’bah? Mengapa kau tidak mengkhawatirkan Ka’bah itu saja?” ujarnya.
“Unta-unta yang kau rampas itu adalah miliku, sementara Ka’bah merupakan milik Allah. Maka, Allahlah yang akan melindunginya,” jawab Abdul Muthalib ringan. Abrahah terdiam, namun geram.
Dikembalikanlah unta-unta milik Abdul Muthalib. Saat kembali ke Makkah, Abdul Muthalib pun memperingatkan warga kota agar berlindung menyelamatkan diri.
“Wahai kaumku, tinggalkanlah Makkah, berlindunglah ke bukit. Sungguh aku melihat pasukan Abrahah yang besar dan mustahil kita lawan,” seru Abdul Muthalib.
Menyerahkan kepada pemiliknya
Bergegaslah warga Makkah meninggalkan kota. Sementara, Ka’bah tetap berdiri tak satu pun warga yang melindungi. “Ya Allah, kami menyelamatkan diri kami maka lindungilah rumah-Mu ini,” doa Abdul Muthalib di depan Ka’bah sebelum meninggalkan kota.
Sementara itu, pasukan Abrahah pun bergegas menuju Makkah. Hentakan kaki gajah telah membuat bulu kuduk warga Makkah merinding. Mereka berpikir, inilah hari akhir bagi Kota Makkah. Abrahah pun memerintahkan untuk menyerang. Namun, tiba-tiba gajah-gajah enggan melangkahkan kaki. Mereka hanya terdiam dan enggan untuk menyerang.
Meski telah dicambuk sang majikan, gajah-gajah itu berbalik arah dan enggan menuju Kabah. Gajah-gajah itu justru hanya berputar-putar saja di lembah Muhassir, dekat Kabah.
Abrahah geram dan terus memerintahkan pasukannya untuk mencambuk gajah-gajah itu agar menurut. Namun, pasukannya kehabisan akal dan kelelahan menangani gajah yang menurut mereka telah terlatih tersebut.
Saat kondisi seperti itu, terjadi peristiwa dahsyat yang diabadikan dalam Alquran surat Al Fiil. Yaitu datangnya rombongan burung ababil dari angkasa. Jumlahnya amat banyak dan mengerikan, setiap ekor burung membawa batu-batu panas.
Baca juga : Daftar Nama Besar Para Pejuang Islam Sepanjang Masa
Baca juga : 18 Januari 1593, Duel Maut di atas Gajah : Raja Thailand Vs Putra Mahkota Myanmar(Hari ini dalam Sejarah)