ZONA PERANG (zonaperang.com) Sejarah penjajahan bangsa luar di Indonesia tak lepas dari masa kolonial dan imperialisme Belanda dalam waktu yang cukup panjang.
Dilansir dari buku “Sejarah” oleh Drs. Anwar Kurnia dan Drs. H. Moh. Suryana, benih kekuasaan Belanda di Indonesia mulai muncul sejak adanya ekspedisi empat kapal dagang di bawah pimpinan Cornelis de Houtman((2 April 1565 – 1 September 1599)seorang pelaut pedagang Belanda yang kelak dibunuh oleh Laksamana Keumalahayati(Malahayati) ke Banten pada tahun 1596
Ekspedisi tersebut berhasil membawa rombongan Belanda kembali ke negerinya dengan muatan kapal yang penuh rempah-rempah. Hal ini kemudian mendorong para pedagang Belanda untuk datang ke Indonesia.
Berdirinya kongsi dagang VOC
Sejak keberhasilan ekspedisi itu, kapal Belanda kemudian berbondong-bondong datang ke wilayah-wilayah di Indonesia. Namun, saat itu di antara orang Belanda yang datang belum terdapat ikatan perdagangan yang dapat memperkuat kedudukan Belanda di Indonesia.
Atas dasar pertimbangan itu, Johan van Oldenbarnevelt(14 September 1547 – 13 May 1619)seorang negarawan Belanda yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Belanda dari Spanyol kemudian mengusulkan agar masyarakat Belanda membuat sebuah kongsi dagang seperti yang dilakukan Inggris dan Prancis.
Kemudian pada 20 Maret 1602 Belanda akhirnya mendirikan kongsi dagang yang bernama Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Persekutuan Perusahaan Hindia Timur.
Perusahaan multinasional dan Yahudi
Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian kepemilikan atas saham dan kelak mengeluarkan surat hutang berupa obligasi seperti perusahaan modern. Salah satu pemegang saham VOC terbesar awalnya adalah Isaac Le Maire (1558– 20 September 1624), seorang pengusaha dan investor keturunan Yahudi asal Walonia (sekarang Belgia).
Baca juga : 30 Januari 1648, Perang Delapan Puluh Tahun berakhir : Perang kemerdekaan Belanda dari Spanyol
Baca juga : Sultan Agung Hanyokrokusumo : Penguasa Pertama yang berani melawan VOC
3 Tujuan Belanda mendirikan VOC di indonesia adalah…
Tujuan utama Belanda mendirikan VOC selain memperkuat kedudukannya di wilayah Indonesia adalah untuk menghindari persaingan antar sesama para pedagang Belanda.
Selain itu, ada 3 tujuan pokok Belanda mendirikan VOC pada tahun 1602, di antaranya:
1. Menghilangkan persaingan yang akan merugikan para pedagang Belanda
2. Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari bangsa Portugis dan pedagang-pedagang lainnya di Indonesia
3. Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan Spanyol.
Gubernur Jenderal pertama VOC
Untuk mencapai tujuannya di Indonesia, langkah pertama yang dilakukan VOC adalah merebut Maluku dari kekuasaan Portugis.
Pada tahun 1605 dengan mudah VOC dapat merebut benteng Portugis di Ambon. Benteng ini kemudian diberi nama Victoria. Peristiwa ini menjadi tonggak pertama penjajahan Belanda di Indonesia.
Setelah berhasil menguasai Ambon, pada tahun 1609, VOC mengangkat Pieter Both (1568 – 6 Maret 1615)sebagai gubernur jenderal pertama Hindia Belanda.
Hak monopoli perdagangan VOC
Gubernur yang baru dilantik ini kemudian mengikat perjanjian dengan penguasa-penguasa di daerah Maluku, seperti Hitu, Banda, dan Haruku. Setiap perjanjian yang dibuat selalu mencantumkan hak monopoli perdagangan VOC dan pengakuan VOC terhadap kedaulatan penguasa-penguasa setempat.
Tak berhenti di Ambon, VOC kemudian mengincar Jayakarta dengan berusaha mendirikan pusat kekuasaan dan pemerintahan di wilayah itu. Ketika VOC dipimpin Jan Pieterszoon Coen(8 January 1587 – 21 September 1629), Jayakarta diserang dengan cara dibakar.
Di atas reruntuhan kota Jayakarta inilah kemudian didirikan kota baru dengan nama Batavia olehbya pada tahun 1619. Mulai saat itu, VOC dapat mengawasi segala gerak-gerik pelayaran di Selat Sunda dan Selat Malaka serta melakukan konsolidasi dalam upaya menaklukkan seluruh wilayah nusantara.
Di kalangan orang Indonesia, VOC memiliki sebutan populer kompeni atau kumpeni. Istilah ini berasal dari kesalahan orang Indonesia ketika mengucapkan compagnie dalam bahasa Belanda yang merujuk pada makna perusahaan. Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal kompeni sebagai tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda.
Baca juga : 31 Desember 1799, VOC yang Super Kaya Bubar Karena Korupsi(Hari ini dalam Sejarah)