ZONA PERANG (zonaperang.com) Tanggal 21 Februari 1958, rakyat Mesir dan Suriah dalam sebuah referendum menyetujui didirikannya negara gabungan yang diberi nama Republik Persatuan Arab (RPA) dan beribukota di Kairo.
Menggalang persatuan melawan Zionis Israel dan Komunis
Selain itu, rakyat kedua negara juga memilih Gamal Abdul Naser(15 January 1918 – 28 September 1970) sebagai presiden pertama negara gabungan yang baru didirikan tersebut.
Beberapa waktu kemudian, Yaman juga ikut serta dalam Republik Uni Arab atau United Arab Republic (UAR)
Tujuan didirikannya negara gabungan Arab ini khususnya untuk menggalang persatuan bangsa-bangsa Arab dalam menghadapi Rezim Zionis Israel dan bahaya komunis yang mengintai di syria.
Dewan Tinggi
Dalam Republik Persatuan Arab ini, terdapat pemerintahan terpisah yang kebijakanya ditentukan bersama oleh sebuah Dewan Tinggi.
Sebagai langkah pertama pembentukan Pan-Arab, RPA menghapuskan kewarganegaraan Mesir dan Suriah, memanggil penduduknya sebagai Arab dan wilayahnya sebagai `wilayah Arab’. Mereka menetapkan jazirah Arab merupakan daerah yang terbentang meliputi antara Teluk Persia dan pesisir Atlantik atau bekas kekuasaan Ottoman ditambah negeri-negeri Arab kecil lainya.
Baca juga : Enam Alasan Mengapa Kekaisaran Ottoman Jatuh
Baca juga : 21 Oktober 1950, Tentara Komunis Cina Menginvasi dan Menganeksasi Negara Merdeka Tibet
Pasukan Mesir
Militer Mesir kemudian dikerahkan masuk ke Suriah dan berhasil mematahkan ancaman komunis. Ironisnya, negara baru tersebut justru mendapat bantuan dari kekuatan (komunis) Uni Soviet yang mereka takuti. Hal ini dilakukan negara beruang merah tersebut sebagai upaya mencari koalisi dalam perang dingin yang sedang berlangsung ketika itu.
Kondisi pasca penyatuan
Lama-kelamaan, rakyat Suriah mulai merasa terganggu oleh kondisi penyatuan tersebut. Pemimpin Suriah yang dipaksa untuk menetap di Kairo pun merasa terputus dari pusat kekuatan di Suriah. Selain itu, timbul arogansi dari orang-orang Mesir yang tinggal di Suriah. Mereka memperlakukan Suriah seolah-olah koloni Mesir.
Kudeta Militer
Pada 1961, Suriah menarik diri setelah kudeta militer, Yaman pun mengikuti mundur dari kesatuan itu. Dengan kondisi demikian, berakhirlah RPA. Akan tetapi, Mesir tetap memakai nama Republik Persatuan Arab hingga 1971.
Baca juga : 5 November 1956, Krisis Suez : Perebutan Terusan Suez antara Mesir-Inggris-Prancis
Baca juga : 5 Cara Jahat yang Digunakan Zionis Israel Jajah Palestina