“Disaster of the Vega de Granada”
ZONA PERANG (zonaperang.com) Generasi Salahudin – Pertempuran Sierra Elvira, juga disebut Bencana Vega de Granada, adalah pertempuran Reconquista Spanyol yang terjadi di dekat kota Granada pada tanggal 21 Juni 1319 atau 2 Jumada al-Awwal 719 H. Pertempuran ini terjadi antara pasukan Emirat Granada dan Kerajaan Kastilia.
Mengagetkan dunia Eropa
Ada sebuah titik sejarah yang ternyata Allah memenangkan Kaum Muslimin di tengah masa titik puncak kekuatan Kerajaan Castilla dan Aragon. Peristiwa yang mengagetkan dunia Eropa kala itu dengan kemenangan spektakuler Muslimin.
Allah mempergantikan kekuasaan demi kekuasaan. Tidak ada yang benar-benar di atas selamanya, dan tidak ada pula yang selalu di bawah. Kemenangan dan kekalahan silih berganti sesuai titah-Nya, “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia” (Ali Imran 140)
Pertempuran Sierra Elvira, juga disebut Bencana Vega de Granada, adalah rangkaian dari Reconquista Spanyol (gerakan Kerajaan Castile dan Aragon Untuk membersihkan Spanyol dari pengaruh Islam) yang bertempur di dekat kota Granada pada tahun 1319.
Pertempuran itu terjadi dan “menghasilkan kekalahan besar bagi Castile” tercatat oleh Sejarawan Spanyol, Miguel Angel Ladero Quesada dalam Buku ‘Granada Historia de un país islámico.’
Di Abad 14, Kerajaan Castilla dan Aragon berada di puncak kekuasaannya di Andalusia. Mereka berhasil merebut kota-kota penting Kaum Muslimin seperti Valencia, Sevilla dan Córdova. Baru saja tahun 1319 mereka memenangkan pertempuran Fortuna melawan Muslimin, mereka merasa di atas angin.
Baca juga : 2 Januari 1492, Granada: pertahanan terakhir muslim di Spanyol, menyerah.(Hari ini dalam Sejarah)
Serangan militer berkala
Di tahun-tahun 1300-an, Kerajaan Castile cukup terbiasa melakukan serangan militer berkala ke Emirat Islam Granada untuk mengumpulkan barang rampasan. Sekalipun ada perjanjian sementara dan gencatan senjata dengan para pemimpin Granada, penjarahan ke kota-kota dekat Granada sering dilakukan di bawah kepemimpinan para penguasa Castile yang sama.
Pada akhir 1310-an, Castile diperintah oleh Raja Alfonso XI yang masih sangat muda, sehingga Pemerintahan dikelola neneknya, Maria de Molina, dari kakeknya Pangeran John serta pamannya Pangeran Peter.
Di tahun 1319, Pangeran John dan Peter merencanakan pemberangkatan pasukan besar-besaran menuju Granada. Pasukan ini menjadi sangat gemuk jumlahnya, karena dikampanyekan bahkan oleh Paus Yohanes XXII yang dibiayai juga oleh pihak Gereja, kekuatan terbesar Castile.
Banyak elemen pasukan bergabung
Pasukan dua pangeran ini bertemu di Cordoba pada bulan Juni 1319 dan melintasi perbatasan di bawah kepemimpinan Peter. Banyak elemen pasukan bergabung, di antaranya dari Ordo Santiago, Calatrava dan Alcantara dan Uskup Agung Toledo dan Seville.
Kedua pasukan besar itu memutuskan untuk berjalan jauh ke dalam wilayah Kaum Muslimin; Vega de Granada, dataran yang terkenal dengan kesuburan dan kekayaannya. Selama perjalanan ke sana, pasukan Castile memenangkan banyak pertempuran kecil dengan desa-desa Kaum Muslimin. Mereka menaklukkan beberapa tempat, mengumpulkan barang rampasan besar.
Baca juga : 16 November 1532 : Penjajah Spanyol Francisco Pizarro menjebak kaisar Inca Atahualpa
Baca juga : Yusuf bin Tasyfin : Pahlawan Muslim pembalik keadaan di Andalusia
Menjarah kota-kota Muslimin
Pasukan Castilia besar berkemah di Vega de Granada. Perjalanan jauh dari Castille menjarah kota-kota Muslimin membuat mereka mendapatkan banyak harta dan mereka merasa puas untuk bekal kembali ke Castile. Sementara itu, mereka juga masih meyakini bahwa Pengepungan kota Granada dianggap mustahil pada saat itu.
Di satu hari tertanggal 21 Juni 1319, di bawah panas yang sangat menyengat; pangeran Peter memutuskan untuk membawa pasukan untuk pulang ke ibukota Castile. Di saat itulah peristiwa yang tidak mereka kira malah terjadi…
Di saat lengahnya musuh, Sultan Ismail I dari Granada bersama 7000 mujahid, —1500 di antaranya berkuda— memutuskan untuk menyerang balik dan memberikan pelajaran kepada musuh. Saat itu, Pasukan kavaleri elit Muslimin bernama “Al Ghuzah Al Mujahidin” yang dipimpin oleh Utsman bin Abi al-Ula, keluar dari Granada dan mulai merobohkan pertahanan pasukan Castile yang sedang di luar perhatian pangeran John.
Bergelombang
Serangan-serangan kecil ini bergelombang berubah menjadi serangan besar begitu Kaum Muslimin menyadari bahwa ternyata pasukan musuh sedang dalam keadaan yang lengah karena terlalu fokus menjaga harta jarahan mereka. Kesempatan emas ini digunakan untuk memberikan pelajaran bagi lawan agar tidak menyepelekan kekuatan Umat Islam yang masih ada di Spanyol.
John meminta bantuan Peter, tetapi Peter ketika dia akhirnya memutuskan untuk membantu pamannya, jatuh dari kudanya saat dia memimpin anak buahnya, dan diinjak-injak dan dibunuh.
Pada titik ini barisan depan hanya memikirkan pelarian dan untuk mencapai perbatasan Kastilia; dalam kepanikan mereka, banyak orang tenggelam ketika mencoba menyeberangi sungai Genil dengan baju besi lengkap. Barisan belakang yang tidak didukung runtuh dengan John menjadi korban,
Tidak banyak data angka yang menjelaskan kerugian yang diderita oleh pasukan Castille, tetapi jumlahnya cukup besar. Sejak kekalahan mereka di Sierra Elvira ini, mereka kehilangan kekuatan menjaga perbatasan negara Castile sehingga Kaum Muslimin bisa kembali mengembalikan wilayah yang tadinya diambil alih Castile.
Sebagian besar pertempuran terjadi di Pinos Puente saat ini.Sebuah bukit di medan perang diberi nama Cerro de los Infantes
Referensi :
1. Legado Nazari. “La Batalla de Sierra Elvira o “El Desastre de la Vega de Granada”
2. Bleiberg, Vol.3, p.917 “Desastre de la Vega de Granada”
3. Daulatul Islam fi Al Andalus 5/118, Muhammad Abdullah Annan
4. Nafkhut Thayyib Min Ghusnil Andalus, Al Muqri