Hari ini dalam Sejarah

21 Mei 1176, Kisah usaha pembunuhan pemimpin besar Islam Saladin al-Ayubi oleh Hashashin

Ordo Assassins atau Assassins adalah sekte Nizari Isma’ili dari Syiah yang tinggal di pegunungan Persia dan di Suriah antara 1090 dan 1275

ZONA PERANG (zonaperang.com) Al-Nasir Salah al-Din Yusuf ibn Ayyub atau Saladin, merupakan salah satu pemimpin Islam yang paling dikenang dalam sejarah.

Kepemimpinan dan keahliannya dalam menyusun strategi membuat kerajaannya berhasil menaklukkan Suriah, Irak bahkan Jerusalem. Keteguhan hatinya pula membuat dia tak segan melepas tawanan perang. Saladin adalah pemimpin Islam yang mengalahkan Pasukan Salib.

Percobaan pembunuhan

Namun, siapa sangka, ketangguhannya dalam memimpin pasukan sempat diwarnai beberapa insiden, seperti percobaan pembunuhan. Meski begitu, lelaki asal suku Kurdi kelahiran di Tikrit(Irak Modern) ini acap kali lolos dari upaya itu. Rencana membunuh ini dilakukan oleh kelompok Hassashin, sebuah organisasi bawah tanah yang beroperasi di Jazirah Arab.

Percobaan pembunuhan terhadap Saladin(1137 – 4 Maret1193) dimulai ketika pemimpin Kerajaan Fatimid di Mesir ini memulai kampanye untuk merebut Suriah. Tindakan ini diambil setelah pemimpin Nur al-Din meninggal dunia. Kedatangannya di Damaskus ternyata disambut gembira oleh seluruh penduduknya alhasil Suriah pun menyatakan tunduk kepada kepemimpinan Saladin.

Al-Nasir Salah al-Din Yusuf ibn Ayyub atau Saladin

Baca juga : 2 Oktober 1187, Shalahuddin Membebaskan Baitul Maqdis(Masjid Al-Aqsa) Yerusalem, Palestina.

Baca juga : Jarang Diketahui, 7 Pertempuran yang Menentukan Sejarah Dunia

Wali kota Aleppo

Di balik kemeriahan itu, wali kota Aleppo menyatakan menolak tunduk kepada Saladin dan kesetiaannya kepada Kerajaan Fattimid. Dia lantas memerintahkan Rashid al-Din Sinan/Old Man of the Mountain, Kepala Hashashin untuk membunuh Saladin. Perintah itu dilaksanakan pada 21 Mei 1176.

Rashid lantas mengirimkan 13 pembunuhnya untuk membunuh Saladin di kemahnya. Namun, upaya ini gagal. Ke-13 pembunuh terdeteksi keberadaannya lalu segera dieksekusi. Meski gagal, namun pemimpin Aleppo tetap menolak kepemimpinan Saladin, setidaknya hingga tahun 1183.

Percobaan pembunuhan tak terjadi sekali

Percobaan pembunuhan tak terjadi sekali itu saja. Usai menyatakan diri sebagai Kalifah atas Baghdad dan resmi menjadi penguasa atas Mesir dan Suriah, seorang pembunuh kembali masuk ke kamarnya. Lelaki asing tersebut membuatnya terbangun dan tengah menghunus pisau. Dalam setengah tidur, Saladin berhasil menghalaunya.

Tak napak satu pun bekas kaki dari sang penyusup

Sesaat kemudian, Salah ad-Din kebingungan melihat sebuk kapur yang disebar di sekitar kamarnya tak napak satu pun bekas kaki dari sang penyusup tersebut. Tak mau jiwanya terus terancam, Saladin memutuskan untuk mengepung Benteng Hashashin di Masyaf, yang berlokasi utara Damaskus pada Agustus 1176.

Tak terima markasnya dikepung pasukan Saladin, Rashid kembali mengirim seorang pembunuh untuk menyusup ke kemah Saladin. Kejadian berikutnya ini kembali mengejutkan Saladin. Saat terbangun, dia mendapati pisau kecil yang sudah dilapisi racun di ranjangnya, di baliknya terdapat ancaman yang memintanya untuk menarik mundur pasukan atau mati.

Menawarkan persekutuan

Menghadapi peristiwa yang kembali mengancam jiwanya ini, Saladin memutuskan untuk menghentikan pengepungan. Meski begitu, dia menawarkan persekutuan dengan Hashashin. Tindakan ini terpaksa diambilnya mengingat keberadaan Pasukan Salib yang tidak menutup kemungkinan merekrut mereka sebagai pembunuh bayaran.

Setelah kejadian itu, tak ada lagi percobaan pembunuhan terhadap Saladin. Dia pun dengan tenang dapat merebut beberapa wilayah lainnya, termasuk Jerusalem yang masuk dalam target untuk tunduk di bawah kekuasaannya.

Metode pembunuhan yang disukai adalah dengan belati, bukan racun atau panah. Assassins menimbulkan ancaman strategis yang substansial untuk Fatimiyah, Abbasiyah, dan otoritas Seljuk. Selama hampir 300 tahun, mereka membunuh ratusan - termasuk tiga khalifah, seorang penguasa Yerusalem dan beberapa pemimpin Muslim dan Kristen.more
Lukisan abad ke-14 tentang pembunuhan sukses Nizam al-Mulk, wazir Kekaisaran Seljuk, oleh seorang Assassin. Hal ini sering dianggap sebagai pembunuhan mereka yang paling signifikan.

Baca juga : Benarkah Thariq bin Ziyad membakar kapalnya ketika membebaskan Andalusia agar pasukannya tidak kabur?

Baca juga : Tragedi Keluarga Shalahuddin Menjual Baitul Maqdis kepada Frederick II (Perang Salib Keenam)

ZP

Recent Posts

Radar Smerch MiG-25: “Mata” yang Dibangun untuk Menembus Jamming berat

MiG-25 Foxbat, pencegat Soviet yang terkenal dengan kecepatan dan ketinggiannya, memiliki radar yang sama uniknya…

1 hari ago

Mengapa India Tidak Mampu Membuat Salinan Sukhoi Su-30MKI Rusia Seperti yang Dilakukan Cina dengan Su-30nya?

India dan Cina, dua negara besar di Asia, memiliki sejarah panjang dalam memperoleh peralatan militer…

2 hari ago

Negara Arab dimata Taliban Afganistan tentang Perjuangan Palestina

ZONA PERANG(zonaperang.com) Konon, ketika pemerintahan pertama Taliban diundang dalam konferensi mengenai isu Palestina di salah…

2 bulan ago

Mesir

Pada tanggal 5 Oktober 1985, selama dinas wajibnya di Pasukan Keamanan Pusat Polisi Mesir di…

2 bulan ago

Fakta unik peranan rusia dalam hubungan dengan Amerika

Siapa yang mendukung Amerika dalam Revolusi Amerika melawan Inggris? RUSIA.

2 bulan ago

Jordan Files : Mengapa kerajaan Yordania melindungi zionis Israel Dari serangan lawan-lawanya?(Bagian ke-2)

ZONA PERANG(zonaperang.com) Salah satu peran yang ditugaskan kepada Yordania adalah koordinasi keamanan, karena Yordania memainkan…

2 bulan ago