Hari ini dalam Sejarah

22 Oktober 1945, Hari Santri : Fatwa Resolusi Jihad Ulama untuk Kemerdekaan Indonesia

ZONA PERANG(zonaperang.com) Hari Santri merujuk pada munculnya Resolusi Jihad Ulama pada 22 Oktober 1945. Resolusi berperang Jihad membela agama Allah dan kebenaran merupakan seruan ulama-santri yang mewajibkan setiap muslim Indonesia yang baru saja merdeka untuk membela Tanah Air dan mempertahankannya dari penjajahan kembali Belanda. Hal ini memantik pecahnya peristiwa 10 November 1945 di Surabaya oleh Bung Tomo yang selanjutnya diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Resolusi Jihad itu telah berperan meleburkan sekat antar kelompok di kalangan bangsa Indonesia yang beragam latar belakang. Resolusi Jihad telah menyeimbangkan spiritualitas individu yang bersifat vertikal dengan kepentingan bersama yang bersifat horizontal melalui fatwa ulama yang mendudukkan nasionalisme sebagai bagian dari sikap religius.

Baca juga : 28 Maret 1830, Pangeran Diponegoro ditangkap saat berunding dengan Penjajah Belanda

Baca juga : Sunan Giri: Sang Panglima Perang dan Penasihat Militer yang Sebarkan Islam Lewat Kesenian

Respons perlawanan terhadap Belanda

Saat itu KH Hasyim Asy’ari sebagai respons perlawanan terhadap Belanda yang kembali menyerang tanah air pasca pernyataan kemerdekaan oleh para pendiri Bangsa.

Kemerdekaan Indonesia dan perjuangan setelahnya adalah pengorbanan para syuhada dan Jihadis dari beragam latar belakang. Mereka disatukan dalam kalimat Laa ilaaha illallah  لآإِلَهَ إِلاَّ الله , yang mungkin tanpannya dapat saja penduduk Hindia Belanda masih terpecah belah dan terkukung dalam kolonialisme abadi.

Indonesia dibangun oleh banyak golongan, bukan hanya dari orang-orang yang sekedar memprokramirkan kemerdekaan tanpa berperang di lapangan lalu meniadakan keringat dan darah pejuang-pejuang yang tidak tercatat sejarah. Indonesia tidak berdiri dari orang-orang yang hanya mengaku dan berteriak NKRI, serta yang menyatakan diri sebagai anak cucu dari para pejuang.

Bismillahirrahmanirrahim

Resolusi

Rapat besar wakil-wakil daerah (Konsoel2) Perhimpoenan Nahdlatoel Oelama seloeroeh Djawa-Madoera pada tanggal 21-22 October 1945 di Soerabaja.

Mendengar :

Bahwa di tiap-tiap Daerah di seloeroeh Djawa-Madoera ternjata betapa besarnja hasrat Oemmat Islam dan ‘Alim Oelama di tempatnja masing-masing oentoek mempertahankan dan menegakkan AGAMA, KEDAOELATAN NEGARA REPOEBLIK INDONESIA MERDEKA.

Menimbang :

a. Bahwa oentoek mempertahankan dan menegakkan Negara Repoeblik Indonesia menurut hoekoem Agama Islam, termasoek sebagai satoe kewadjiban bagi tiap2 orang Islam.

b. Bahwa di Indonesia ini warga negaranja adalah sebagian besar terdiri dari Oemmat Islam.

Mengingat:

Bahwa oleh fihak Belanda (NICA) dan Djepang jang datang dan berada di sini telah banjak sekali didjalankan kedjahatan dan kekedjaman jang menganggoe ketentraman oemoem.

Bahwa semoea jang dilakoekan oleh mereka itu dengan maksoed melanggar kedaoelatan Negara Repoeblik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali mendjadjah di sini maka beberapa tempat telah terdjadi pertempoeran jang mengorbankan beberapa banjak djiwa manoesia.

Bahwa di dalam menghadapai sekalian kedjadian2 itoe perloe mendapat perintah dan toentoenan jang njata dari Pemerintah Repoeblik Indonesia jang sesoeai dengan kedjadian terseboet.

Memoetoeskan :

Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Repoeblik Indonesia soepaja menentoekan soeatoe sikap dan tindakan jang njata serta sepadan terhadap oesaha2 jang akan membahajakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia teroetama terhadap fihak Belanda dan kaki tangannja.

Seoapaja memerintahkan melandjoetkan perdjoeangan bersifat “sabilillah” oentoek tegaknja Negara Repoeblik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.

Soerabaja, 22 Oktober 1945

NAHDLATOEL OELAMA

Baca juga : Daftar Nama Besar Para Pejuang Islam Sepanjang Masa

Baca juga : Pahlawan Nasional Aji Muhammad Idris : Sultan Kutai Kartanegara Kalimantan Timur yang berperang melawan VOC hingga ke Sulawesi bersama rakyat Bugis

 

ZP

Recent Posts

Era Pesawat Tempur F-16 Kini Telah Berakhir

F-16 Fighting Falcon yang ikonik telah melayani Angkatan Udara AS dan sekutunya selama beberapa dekade,…

3 jam ago

Tetap aman saat bepergian: Tips dari CIA, saran untuk berpikir seperti mata-mata saat berlibur

Bagaimana cara para petugas CIA bepergian dengan aman? "Your mission is to get home safely,"…

22 jam ago

Komandan AH-64 Apache zionis Israel Menjelaskan Realitas Brutal Misi 7 Oktober

Terkejut, kru AH-64 Israel bergegas merespons serangan pejuang Hamas, namun dengan hasil yang beragam Read…

2 hari ago

Edward Snowden: Pahlawan atau Pengkhianat? Mengurai Kontroversi Whistleblower Terkenal

Menyingkap Tabir Pengawasan Global: Perjalanan Edward Snowden Read More “Edward Snowden: Pahlawan atau Pengkhianat? Mengurai…

3 hari ago

Radar Smerch MiG-25: “Mata” yang Dibangun untuk Menembus Jamming berat

MiG-25 Foxbat, pencegat Soviet yang terkenal dengan kecepatan dan ketinggiannya, memiliki radar yang sama uniknya…

4 hari ago

Mengapa India Tidak Mampu Membuat Salinan Sukhoi Su-30MKI Rusia Seperti yang Dilakukan Cina dengan Su-30nya?

India dan Cina, dua negara besar di Asia, memiliki sejarah panjang dalam memperoleh peralatan militer…

5 hari ago