ZONA PERANG(zonaperang.com) Pertempuran Teluk Leyte yang terjadi tanggal 23-26 Oktober 1944 adalah pertempuran udara dan laut menentukan dalam Perang Dunia II yang melumpuhkan Armada Gabungan Kekaisaran Jepang, menghasilkan invasi A.S. ke Filipina, dan memperkuat kendali Sekutu atas Pasifik.
“Meski dianggap kalah, Jepang dinilai berhasil menunjukkan kekuatannya saat itu hingga membuat Sekutu ketar-ketir.”
Pertempuran Teluk Leyte atau Pertempuran Laut Terbuka Leyte adalah pertempuran laut terbesar dalam Perang Dunia II dan menurut beberapa kriteria merupakan pertempuran laut terbesar dalam sejarah, dengan lebih dari 200.000 personel angkatan laut yang terlibat.
Baca juga : 21 Oktober 1944, Serangan kamikaze pertama merusak HMAS Australia saat Pertempuran Teluk Leyte dimulai
Baca juga : 24 September 1941, Jepang mengumpulkan data awal di Pearl Harbor
Bertujuan untuk mengisolasi Jepang
Pertempuran ini terjadi di perairan dekat pulau Leyte, Samar, dan Luzon di Filipina dari tanggal 23 hingga 26 Oktober 1944 antara pasukan gabungan Amerika dan Australia dengan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang (IJN), sebagai bagian dari invasi Leyte, yang bertujuan untuk mengisolasi Jepang dari negara-negara yang telah didudukinya di Asia Tenggara, yang merupakan sumber vital pasokan industri dan minyak.
Pada saat pertempuran, Jepang memiliki lebih sedikit armada kapal (kapal induk dan kapal perang) yang tersisa daripada kapal induk yang dimiliki pasukan Sekutu di Pasifik, yang menggarisbawahi kesenjangan dalam kekuatan pasukan pada saat itu dalam perang. Terlepas dari itu, IJN memobilisasi hampir semua kapal angkatan laut utamanya yang tersisa dalam upaya untuk mengalahkan invasi Sekutu, tetapi dipukul mundur oleh Armada Ketiga(Samudra Pasifik bagian timur dan utara) dan Ketujuh Angkatan Laut(Kawasan Pasifik Barat Daya)AS.
Terdiri dari empat pertempuran utama yang terpisah
Pertempuran ini terdiri dari empat pertempuran utama yang terpisah (Pertempuran Laut Sibuyan, Pertempuran Selat Surigao, Pertempuran di lepas pantai Cape Engaño, dan Pertempuran di lepas pantai Samar), serta aksi-aksi yang lebih kecil.
Ini adalah pertempuran pertama di mana pesawat Jepang melakukan serangan kamikaze terorganisir, dan itu adalah pertempuran laut terakhir antara kapal perang dalam sejarah. Angkatan Laut Jepang menderita kerugian besar dan tidak pernah berlayar dengan kekuatan yang sebanding setelahnya karena terdampar karena kekurangan bahan bakar di pangkalan mereka selama sisa perang dan karenanya tidak dapat mempengaruhi keberhasilan invasi Sekutu ke Leyte.
Baca juga : 9 September 1942, Lookout Air Raids : Pesawat Jepang mengebom daratan Amerika untuk pertama kalinya