ZONA PERANG (zonaperang.com) – 25 Oktober 1944, serangan Kamikaze pertama dilakukan Jepang ke kapal perang Amerika selama Pertempuran Teluk Leyte, sebuah pulau di Filipina. Kamikaze 神風 adalah istilah untuk pilot Jepang yang ditugaskan dalam Perang Dunia II untuk serangan bunuh diri dengan menabrak target musuh, biasanya kapal.
Secara harfiah kata “kamikaze” berarti “angin Roh”, mengacu pada topan yang secara kebetulan membubarkan armada invasi Mongol yang mengancam Jepang dari barat pada 1281, seperti yang dikutip dari Britannica. Keputusan Jepang mengirim armada Kamikaze untuk menyerang Amerika disebutkan History.com, karena kegagalan angkatan laut dan angkatan udara konvensional Negeri Sakura dalam menghentikan kemajuan Amerika dan Sekutu.
Baca juga : 19 Februari 1945, Battle of Iwo Jima : Kematian di Depan Pintu Jepang
Baca juga : 19 Februari 1942, Battle of Darwin : daratan Australia diserang untuk pertama kalinya oleh Jepang
Motoharu Okamura kapten angkatan laut Jepang saat itu berkata, “Saya sangat percaya bahwa satu-satunya cara untuk mengayunkan perang yang menguntungkan kita adalah dengan menggunakan serangan bunuh diri dengan pesawat kita.”
“Akan ada lebih dari cukup sukarelawan untuk kesempatan ini (bunuh diri) menyelamatkan negara kita,” imbuh sang kapten. Pasukan kamikaze pertama terdiri dari 24 pilot sukarelawan dari Grup Udara Angkatan Laut ke-201 Jepang. Target serangan kamikaze Jepang saat itu adalah kapal induk Amerika, St Lo yang ditabrak oleh pesawat tempur kamikaze Jepang Mitsubishi A6M “Zero“.
Kapal induk Amerika seketika tenggelam dalam waktu kurang dari 1 jam setelah serangan, menewaskan 100 orang Amerika. Secara keseluruhan, lebih dari 1.321 pesawat Jepang menabrakkan pesawat mereka ke kapal perang Sekutu selama perang, upaya putus asa untuk membalikkan keuntungan Sekutu yang berkembang di Pasifik
Untuk melancarkan serangan kamikaze, Jepang menggunakan pesawat konvensional dan pesawat yang dirancang khusus, Yokosuka MXY-7 Ohka(bunga sakura) oleh Jepang. Namun orang Amerika menyebutnya “Baka” (bodoh), karena melihat manuver itu sebagai tindakan putus asa Jepang dalam Pertempuran Teluk Leyte. Pilot kamikaze tidak punya cara untuk keluar begitu rudal diikatkan ke pesawat yang akan meluncurkannya.
Biasanya bom bunuh diri ini dijatuhkan dari ketinggian oleh pesawat Mitsubishi G4M2e Model 24J “Betty” ,37 km dari targetnya. Bom manusia ini akan meluncur dengan kecepatan maksimal 926km/jam melalui 3 mesin roketnya untuk mengantarkan 1.200 kg bahan peledak ke “tujuan” akhirnya.
Sekitar 3.000 orang Amerika dan Inggris tewas karena serangan ini Namun gelombang Perang Dunia II tidak berubah, Jepang kalah dalam Pertempuran Teluk Leyte, sehingga Sekutu bisa menaklukkan Filipina, Iwo Jima, dan Okinawa. Setahun kemudian, Jepang terpaksa menyerah kepada Sekutu tanpa syarat dengan didahului oleh serangan Bom Atom.
Baca juga : 28 Februari1942, Pertempuran Selat Sunda : Kapal perang Amerika dan Australia Vs Armada Kekaisaran Jepang
Baca juga : 23 Februari 1942, Bombardment of Ellwood : Saat Pantai Barat Amerika Dibombardir Jepang