Kekalahan yang pahit bagi Sekutu dan lepasnya Hindia Belanda
ZONA PERANG (zonaperang.com) Laut Jawa ternyata pernah menjadi pusat pertempuran sengit antara Angkatan Laut Sekutu melawan Kekaisaran Jepang. Terjadi pada tanggal 27 Februari 1942, Pertempuran Laut Jawa atau Battle of the Java Sea menjadi bukti sejarah penting ekspansi besar-besaran militer Jepang di Perang Dunia ke-2.
Pertempuran ini bersama Pertempuran selat Sunda atau Battle of Sunda Strait yang lebih kecil menjadi operasi lanjutan Jepang setelah mereka berhasil menghancurkan posisi militer Inggris di Singapura dan menginvasi Filipina yang kala itu masih merupakan daerah kekuasaan Amerika Serikat.
Mendarat di Tarakan pada Januari 1942, pemimpin perang Jepang memutuskan untuk menguasai Pulau Jawa secepatnya sehingga Hinda Belanda jatuh ketangan Jepang. Tetapi, sebelum bisa mencapai Pulau Jawa, pasukan Jepang harus terlebih dahulu merebut Laut Jawa berhadapan dengan armada sekutu.
Berikut adalah 7 fakta historis pertempuran Laut Jawa yang terlupakan:
1. Pertempuran angkatan laut pertama di Front Asia dalam Perang Dunia 2
Pertempuran Laut Jawa pada 27 Februari 1942 tercatat menjadi pertempuran Angkatan Laut Sekutu dan Kekaisaran Jepang pertama di Front Asia yang terjadi secara langsung atau tatap muka. Tidak pernah sebelumnya diawal konflik Perang Dunia ke-2 kapal perang dari kedua kubu ini saling bertemu satu sama lainnya untuk bertempur hingga pertemuan mereka di Laut Jawa.
Hindia Belanda Indonesia yang saat itu merupakan wilayah paling strategis akan sumber daya alam akhirnya memaksa Angkatan Laut Sekutu dan Jepang untuk saling bertempur merebutkannya.
Setelah Pertempuran Laut Jawa selesai, aksi pertempuran lanjutan antara kapal-kapal perang yang dimiliki kedua pihak tersebut akan terus berlanjut di seluruh wilayah Pasifik.
2. Debut koalisi ABDACOM(American British Dutch Australian Command)
American British Dutch Australian Command atau sering dikenal dengan singkatannya ABDACOM adalah satu-satunya kekuatan koalisi Sekutu yang mencoba mempertahankan sisa-sisa wilayah kekuasaannya dari invasi Kekaisaran Jepang.
Setelah Inggris sebagai penguasa lautan kehilangan Hong Kong pada Desember 1941 dan keterlibatan AS kedalam Perang Dunia akibat serangan Jepang ke Pearl Harbor, hal ini memberikan Inggris ide untuk membentuk satuan komando militer.
Namun, ABDACOM sendiri baru dapat terwujud diawal tahun 1942 dengan persiapan dan alutsista militer yang minim. Pertempuran Laut Jawa pun akhirnya menjadi debut pertama koalisi ABDACOM setelah jatuhnya Singapura, pendaratan di Tarakan, direbutnya Sulawesi, Serawak dan Filipina oleh Kekaisaran Jepang.
Baca juga : 23 Februari 1942, Bombardment of Ellwood : Saat Pantai Barat Amerika Dibombardir Jepang
Baca juga : 19 Februari 1945, Battle of Iwo Jima : Kematian di Depan Pintu Jepang
3. Kepentingan Sekutu terpecah
Meskipun pada awal tahun 1942 ABDACOM sudah terbentuk, sayangnya setiap negara yang tergabung memiliki kepentingannya masing-masing dimana hal ini membuat kepentingan mereka terpecah belah.
Sebelum Jepang terlihat mendekati Hindia Belanda (Indonesia), setiap negara yang terlibat dalam ABDACOM memaksa ABDACOM untuk lebih mementingkan wilayah-wilayah mereka yang terancam dari serangan Jepang.
Amerika Serikat meminta ABDACOM untuk lebih memperhatikan Filipina yang pada saat itu masih bertempur melawan invasi Jepang. Sedangkan Inggris dan Belanda memaksa ABDACOM untuk memperhatikan Malaya dan Hindia Belanda karena dianggap sebagai wilayah strategis.
Sama halnya dengan Australia, mereka menghendaki jika ABDACOM meningkatkan pertahanan di Australia untuk menjamu kedatangan Jepang. Akibat pecahnya kepentingan dan tidak adanya koordinasi yang baik maka persiapan pertahanan ABDACOM pun tidak mencukupi.
4. Angkatan Laut Sekutu kalah jumlah
Dilandasi kurangnya koordinasi dan persiapan tempur, kekuatan Angkatan Laut ABDACOM di Laut Jawa mendapati situasi yang kurang menyenangkan. Menurut catatan pertempuran, kapal perang yang dimiliki Angkatan Laut ABDACOM antara lain, 2 kapal penjelejah berat, 3 kapal penjelajah ringan, dan 9 kapal penghancur -banyak di antaranya adalah peninggalan Perang Dunia I.
Sedangkan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang memiliki, 2 kapal penjelajah berat, 2 kapal penjelajah ringan, dan 14 kapal penghancur. Jika dilihat dari angka maka tidak diragukan lagi kekuatan Sekutu kalah jumlah, namun menurut ahli kekuatan kapal perang Sekutu masih sangatlah berimbang dengan Jepang meskipun mereka kalah dalam jumlah kapal.
Baca juga : 2 Januari 1905, Rusia menyerah kalah kepada Kekaisaran Jepang(Hari ini dalam Sejarah)
Baca juga : AS Tekan Belanda Agar Akui Kemerdekaan dan Kedaulatan RI
5. Garis pertahanan terakhir sebelum Australia
Pertahanan terakhir di Hindia Belanda, secara khusus Laut Jawa, menjadi satu-satunya garis pertahanan Sekutu terakhir sebelum Jepang dapat mempersiapkan diri untuk melancarkan serangan ke Australia.
Jatuhnya Singapura ketangan Jepang pada 12 Februari 1942 membuat wilayah Hindia Belanda sangat penting untuk dipertahankan Sekutu sebagai basis perlawan sebelum mundur ke Australia.
Menurut Sekutu, pertempuran melawan Jepang di Australia adalah skenario terburuk dikarenakan jika Australia jatuh ke tangan Jepang maka Sekutu tidak lagi memiliki basis perlawan yang kuat untuk menantang Kekaisaran Jepang di Asia.
Maka dari itulah mengapa ABDACOM memilih Hindia Belanda sebagai garis pertahanan terakhir dan pilihan ini menarik mereka ke Pertempuran Laut Jawa.
6. Laksamana Muda Karel Doorman gugur di pertempuran
ABDACOM dalam Pertempuran Laut Jawa dipimpin oleh Laksamana Muda Karel Doorman yang berasal dari Kerajaan Belanda. Laksamana Doorman memimpin pertempuran melalui kapal laksamananya HNLMS De Ruyter.
Semua komando Sekutu pada saat Pertempuran Laut Jawa berada ditangan Doorman yang merupakan laksamana handal. Namun sayang, setelah beberapa upaya Sekutu menyerang kolom kapal perang Kekaisaran Jepang, HNLMS De Ruyter tenggelam bersama Laksamana Muda Karel Doorman.
Gugurnya Doorman di medan pertempuran membuat moral Sekutu semakin menurun sehingga Pertempuran Laut Jawa pun berakhir dengan kekalahan pihak Sekutu.
7. Kekalahan di Laut Jawa menjadi awal penaklukkan Hindia Belanda oleh Jepang
Mundurnya Angkatan Laut ABDACOM dari Pertempuran Laut Jawa setelah kematian Doorman dan tenggelamnya kapal-kapal perangnya, menyisakan kesimpulan penting bahwa Pertempuran Laut Jawa telah dimenangkan telak oleh Jepang.
Kekalahan Sekutu di Laut Jawa membuka pintu gerbang kepada Kekaisaran Jepang untuk melanjutkan invasi mereka ke Jawa dan menguasai Hindia Belanda.
Setelah sisa kapal perang ABDACOM mundur ke Australia dan evakuasi besar-besaran pasukan Sekutu dari Hindia Belanda dilaksanakan, kemenangan Jepang di Asia Tenggara tidak dapat diragukan lagi.
Jatuhnya Filipina dan Hindia Belanda ke tangan Jepang menandakan kekuatan baru Asia yang dapat menandingi koalisi Negara Barat yang awalnya dikira dapat menghentikan gerak laju Jepang. Kekalahan Sekutu dan kemenangan Jepang di Pertempuran Laut Jawa memang menjadi bukti kuat dalam sejarah perkembangan Perang Dunia ke-2 dan strategi militer laut.
Baca juga : 19 Februari 1942, Battle of Darwin : daratan Australia diserang untuk pertama kalinya oleh Jepang
Baca juga : 25 Oktober 1944 Perang Pasifik: Serangan Kamikaze Pertama dalam Perang Jepang-Amerika