- Umar bin Khattab, salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW dan khalifah kedua dalam Khulafaur Rasyidin, dikenal dengan julukan “Singa Padang Pasir” karena keberanian dan ketegasannya. Pada tanggal 3 November 644 M, dunia Islam kehilangan salah satu pemimpinnya yang paling berpengaruh ketika Umar bin Khattab syahid akibat serangan seorang budak Persia.
- Meskipun Umar sangat dihormati oleh mayoritas umat Muslim, tidak semua orang di wilayah kekhalifahan puas dengan pemerintahannya, terutama mereka yang berasal dari wilayah yang baru ditaklukkan, seperti Persia.
ZONA PERANG (zonaperang.com) – Bertepatan dengan tanggal 26 Dzulhijjah 23 Hijriah, Dunia Islam kehilangan sosok pemimpin besar yang sangat dikagumi sepanjang sejarah. Umar bin Khattab wafat setelah ditikam oleh Abu Lu’luah seorang budak Persia.
“Umar bin Khattab lahir di Mekkah pada tahun 586 M dan berasal dari suku Quraisy. Ia dikenal karena keberaniannya dan kemampuan memimpin yang baik. Sebelum memeluk Islam, Umar bin Khattab dijuluki sebagai Singa Padang Pasir karena wataknya yang keras dan kecepatannya menggunakan pedang. Ia menjadi pemuda yang disegani dan ditakuti akibat memiliki watak yang keras.”
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Umar bin Khattab dipilih sebagai khalifah kedua setelah Abu Bakar As-Siddiq. Di era pemerintahan beliau selama 10 tahun lamanya, Kaum Muslimin membuka banyak wilayah, memajukan bidang sosial politik dan militer.
Baca juga : Kematian Syahid dalam Islam: Kehormatan Tertinggi di Jalan Allah
Baca juga : PUKUL HABIS, Total Wipeout 1991 : Saat Indonesia & Malaysia bersiap berperang melawan Singapura
Enam Kali
Enam kali tikaman belati bermata dua menusuk tubuh Khalifah berbadan tegak itu. Meskipun usianya menua, namun kegagahannya tak hilang bahkan makin berwibawa dengan rambutnya yang sebagian besar telah beruban. Buru-buru para sahabat menggapai tubuh Umar bin Khattab kemudian membaringkan beliau ke rumahnya.
“Abu Lukluk yang dendam atas kekalahan Persia terhadap Islam, menikam Umar bin Khattab dari belakang.”
Si pembunuh berusaha lari, namun ia dihadang oleh 13 sahabat yang dengan sigap menyergap. Meskipun begitu, belati Persia yang sudah ditaburi racun digunakannya untuk melawan, sehingga 6 sahabat terkena sabetannya dan kemudian wafat sebagai syahid. Abdurrahman bin Auf menyergapnya dengan kain surban sehingga si pembunuh tercekik, namun ia akhirnya menusukkan belati itu ke tubuhnya sendiri sampai akhirnya ia mati. Seperti itu dinukilkan dari Kitab Tarikh Ath Thabari dan Al Bidayah wa An Nihayah.
Satu peristiwa paling menyedihkan dalam sejarah Umat Islam
Matahari belum terbit, namun darah Umar telah begitu banyak tertumpah. Shalat subuh hari itu menjadi salah satu peristiwa paling menyedihkan dalam sejarah Umat Islam. Pembunuhnya, Fayrouz —dipanggil dengan Abu Lu’luah— seorang penuh kedengkian dari Persia telah menyiapkan rencana pembunuhan itu sedemikian matang. Ia berkonspirasi dengan beberapa orang Persia yang datang ke Madinah, di antaranya Hurmuzan dan Jufaina. Keahliannya menempa senjata membuatnya berkhianat pada Kaum Muslimin dengan cara membunuh seorang sahabat mulia.
Sedangkan Hurmuzan, ia merupakan mantan panglima besar Kerajaan Persia yang dijadikan tawanan. Karena ia merasa ingin dekat dengan pusat Kekhalifahan, ia memutuskan untuk masuk Islam dan beberapa kali mendatangi Umar bin Khattab. Sementara Jufaina, adalah seorang kristen Persia dari wilayah Al Hirah, yang ditugaskan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash untuk mengajarkan anak-anaknya membaca dan menulis.
Dalam riwayat seorang sahabat bernama Abdurrahman bin Abu Bakar, suatu hari ia melihat Fayrouz, Hurmuzan dan Jufaina sedang berbicara melingkar di salah satu sudut jalan Madinah. Namun tiba-tiba ia melihat ada belati terjatuh dari pakaian Fayrouz. Ia membenarkan bahwa belati itu ternyata adalah belati yang sama yang digunakan untuk menikam Khalifah Umar bin Khattab.
Rencana pembunuhan Khalifah sudah mereka siapkan
Bahkan menurut beberapa riwayat sejarah, rencana pembunuhan Khalifah sudah mereka siapkan sejak Umar bin Khattab pergi haji. Peristiwa pembunuhan inipun terjadi setelah Umar bin Khattab belum lama menunaikan ibadah haji, dan di Makkah pun ada selentingan bahwa sekumpulan orang Persia ingin membunuh Umar di Jabal Arafah, namun gagal.
.
Di saat penuh duka itu, Umar bin Khattab sadar penuh bahwa ajalnya telah dekat. Ia berpikir bagaimana caranya teknis untuk mengangkat Khalifah sepeninggalnya. Sebenarnya ada 2 nama yang diusulkan oleh Umar bin Khattab untuk diangkat menjadi Khalifah untuk Kaum Muslimin, yaitu Abu Ubaidah bin Jarrah atau Salim Maula Abi Huzaifah. Namun keduanya telah wafat sebelum hari ditikamnya Umar.
Dibentuk tim formatur yang terdiri dari sahabat-sahabat senior. Para sahabat itu, berdasarkan nukilan Ibnu Katsir adalah: Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Abdullah bin Umar ditambahkan untuk menjadikan tim itu berjumlah ganjil, namun Umar memerintahkan agar anaknya tak diberikan hak untuk dipilih sebagai Khalifah..
Generasi Shalahuddin
.
Sumber :
1. Al Bidayah wa An Nihayah, Abu Fida Ibnu Katsir
2. Tarikh Ath Thabari, Ibnu Jarir Ath Th
Baca juga : Film Mad Max: Fury Road (2015) ; Kerusuhan Maut di Padang Pasir
Baca juga : Permainan Besar di Timur Tengah: Jalinan Wahabi, Saudi, Inggris dan Zionisme