Film

30 Januari 1945, Film Kolberg dirilis : Kesempatan terakhir Hitler

Untuk mendongkrak moril rakyatnya di Perang Dunia II, Jerman-Nazi menggunakan sejarah untuk propaganda. Lahirlah film Kolberg.

ZONA PERANG(zonaperang.com) Kolberg adalah film sejarah Nazi Jerman tahun 1945 yang disutradarai oleh Veit Harlan. Salah satu film terakhir dari Reich Ketiga, film ini dimaksudkan sebagai bagian dari propaganda Nazi untuk meningkatkan keinginan penduduk Jerman untuk melawan Sekutu.

Film Perang di Tengah Perang

Film ini didasarkan pada otobiografi Joachim Nettelbeck, walikota Kolberg di Pomerania, dan sebuah drama yang diambil dari buku karya Paul Heyse. Bercerita tentang pertahanan kota benteng Kolberg yang terkepung melawan pasukan Prancis antara bulan April dan Juli 1807, selama Perang Napoleon.

Gelombang telah berubah dalam Perang Dunia II. Sekutu membuat kemajuan yang sangat jelas di kedua belah pihak. Segala sesuatunya tampak suram bagi Nazi Jerman. Namun, mereka yang berkuasa masih percaya pada kekuatan sinema. more
Film Kolberg - sebuah film tentang sebuah kota yang berjuang untuk bertahan hidup, dengan harapan dapat mendorong para penonton dan bangsa secara keseluruhan untuk juga "menjadi tentara rakyat" dan bertempur sampai titik darah penghabisan.more

Baca juga : 11 Januari 1923, Pendudukan Ruhr di Jerman oleh Prancis dan Belgia karena ketidakmampuan membayar pampasan perang

Baca juga : Film Lawrence of Arabia : Kisah perwira Intelijen Inggris di balik runtuhnya kekuasaan Utsmani Turki dan berdirinya Kerajaan Arab Saudi

Proyek Propaganda Kolosal

Kolberg diproduksi mulai 1943 kala kegelisahan rakyat Jerman mulai meroket akibat pemboman udara Sekutu ke Kassel (Februari 1942) dan Wuppertal (akhir Mei 1943). Untuk mendongkrak moril rakyatnya dengan lebih mudah dan dengan jangkauan lebih luas, Menteri Propaganda Goebbels memilih menggunakan film.

Mengutip Linda Schulte-Sasse dalam Entertaining the Third Reich: Illusions of Wholeness in Nazi Cinema, Paul Joseph Goebbels sampai menggelontorkan dana 8,5 juta Reichsmarks (RM) atau dua kali lipat dari proyek film kolosal biasanya. Proyek Kolberg sampai mengikutsertakan 187 ribu serdadu darat dan empat ribu prajurit Kriegsmarine (Angkatan Laut Jerman) sebagai talent ekstra yang mungkin lebih dibutuhkan di garis terdepan peperangan sungguhan.

Proses syuting juga dilakoni di Kolberg selain di kota-kota lain seperti Königsberg, Seeburg, Neustettin, dan Berlin. Sebagai insentif, setiap pemeran ekstra diiming-imingi RM5 per harinya.

Pembelokan fakta historis

Sebagai film propaganda, sudah pasti Kolberg penuh pendramatisiran bahkan pembelokan fakta historis. Sosok Gneisenau, misalnya, ditampilkan masih berumur 20-an ketika memimpin pasukan di Kolberg. Faktanya, Gneisenau sudah berusia 47 tahun saat Pengepungan Kolberg. Gneisenau juga tak hadir kala Raja Friedrich Wilhelm III menulis titah “An Mein Volk”, apalagi turut menandatangani proklamasi itu sebagaimana dihadirkan dalam film.

Lebih runyam lagi adalah pendeskripsian Jenderal Loucadou. Pada saat peristiwa terjadi, ia masih berpangkat kolonel, bukan jenderal seperti dalam film. Loucadou juga digambarkan sudah meninggalkan Kolberg ketika pengepungan berlangsung. Faktanya, ia masih turut memimpin pertahanan kota bersama Gneisenau.

Terakhir, ending menggambarkan para milisi gigih di bawah Gneisenau-Nettlebeck sukses membuat Prancis mundur. Faktanya, Pengepungan Kolberg dihentikan Napoléon menyusul kesepakatan Traktat Tilsit, 7 Juli 1807, setelah ia menang di Pertempuran Friedland (14 Juni 1807) melawan pasukan Tsar Alexander I (Rusia) dan Raja Friedrich Wilhelm III.

Namun apa boleh buat, Kolberg memang dibuat untuk propaganda. Maka, lupakan dulu fakta! Itu yang diinginkan Goebbels dan Hitler.

Film Kolberg - Hampir tidak ada orang yang menonton film ini setelah selesai, karena pada saat itu tidak banyak bioskop yang masih beroperasi di Jerman..

Baca juga : 12 Mei 1949, The Berlin Airlift/Blokade Berlin berakhir : Uni Soviet mencabut blokade 11 bulannya terhadap Berlin Barat

Baca juga : Bunuh Diri Paksa untuk Jenderal Nazi Jerman Field Marshall Rommel

Premier di bawah bayang-bayang pemboman Sekutu

“Menurut sutradara Kolberg, Veit Harlan, baik (Adolf, red.) Hitler dan Goebbels sangat yakin bahwa dampak film ini kepada publik akan berpotensi menyaingi kabar-kabar kemenangan militer,” tulis Schulte-Sasse.

Meski begitu, Kolberg baru bisa dirilis pada 30 Januari 1945. Premier-nya dihelat di sejumlah bioskop di Berlin, di bawah bayang-bayang pemboman Sekutu. Khusus untuk Hitler, filmnya juga diputar di Gedung Kekanseliran.

Nahas, Kolberg tak bisa ditayangkan reguler di banyak bioskop lantaran Sekutu dan Uni Soviet makin menjepit posisi Jerman dari barat dan timur. Ironisnya, sebulan setelah filmnya dirilis, Kota Kolberg dikepung Uni Soviet dan sekira 70 ribu tentara maupun warga sipil digilas mesin-mesin perang yang tak terbendung dari timur.

Hiburan untuk merasakan atmosfer historis

Baru pada 1965 Kolberg kembali dirilis di bioskop-bioskop umum sebagai sekadar hiburan untuk merasakan atmosfer historis. Saat itu tujuan utama pembuatan Kolberg, sebagai propaganda untuk rakyat Jerman agar manunggal dengan militer memanggul senjata menahan gempuran Sekutu dan Soviet, jelas sudah tak berarti.

“Kolberg” adalah salah satu dari “Vorbehaltsfilmen”, sekitar 40 film propaganda dari era Nazi yang hanya boleh ditayangkan secara terbatas karena isinya yang tidak manusiawi.

Namun satu nilai lebih yang membuat Kolberg lebih prestisius adalah dibuat berwarna, bukan hitam-putih, dengan menggandeng Agfacolor. Alhasil Kolberg bisa dinikmati hingga era sekarang di berbagai platform media daring maupun DVD meski detail kisahnya sulit ditangkap karena berbahasa Jerman. Atmosfer klasiknya terasa kuat dengan music scoring garapan Norbert Schultze yang bisa membawa penonton, baik di era 1945 maupun di era kekinian, merasakan masa abad ke-19.

“Karena (film) Kolberg tak halnya memanfaatkan sejarah masa lalu untuk mengilustrasikan fantasi-fantasi Nasional-Sosialis (Nazi) tentang masyarakat, negara, dan pemimpin,” tandas Mary-Elizabeth O’Brien dalam Nazi Cinema as Enchantment: The Politics of Entertainment in the Third Reich.

Film Kolberg - Sang sutradara bahkan mengklaim bahwa ia terus melakukan syuting selama mungkin, untuk menjauhkan para aktor dan kru dari garis depan.
Film Kolberg - Dengan usaha yang luar biasa, ribuan tentara ditarik dari garis depan sebagai figuran

Baca juga : 02 Mei 1945, Pasukan Jerman menyerah kepada Sekutu di Italia, sementara Berlin bertekuk lutut kepada Jendral Zhukov dari Uni Soviet

Baca juga : 17 September 1944, Operation Market Garden : Serangan berani dan besar-besaran yang berakhir dengan kegagalan berharga mahal

ZP

Recent Posts

Negara Arab dimata Taliban Afganistan tentang Perjuangan Palestina

ZONA PERANG(zonaperang.com) Konon, ketika pemerintahan pertama Taliban diundang dalam konferensi mengenai isu Palestina di salah…

1 bulan ago

Mesir

Pada tanggal 5 Oktober 1985, selama dinas wajibnya di Pasukan Keamanan Pusat Polisi Mesir di…

2 bulan ago

Fakta unik peranan rusia dalam hubungan dengan Amerika

Siapa yang mendukung Amerika dalam Revolusi Amerika melawan Inggris? RUSIA.

2 bulan ago

Jordan Files : Mengapa kerajaan Yordania melindungi zionis Israel Dari serangan lawan-lawanya?(Bagian ke-2)

ZONA PERANG(zonaperang.com) Salah satu peran yang ditugaskan kepada Yordania adalah koordinasi keamanan, karena Yordania memainkan…

2 bulan ago

Garis waktu perang Kolonial Zionis Israel vs Palestina 8 – 15 Mei 2024 (bagian 27): “Ada indikasi jelas bahwa Israel akan segera berakhir”

Faktor2 pendorong kehancuran rezim Zionis: kurangnya kohesi sosial di tengah masyarakat Israel, ledakan problem ekonomi,…

2 bulan ago

10 Pesawat Terburuk di Perang Dunia ke-2

Dengan meningkatnya ketegangan di Eropa pada akhir tahun 1930-an, beberapa negara seperti Amerika, Inggris, Prancis,…

2 bulan ago