Pada hari ini di tahun 1918, Kekaisaran Ottoman membuat perdamaian terpisah dengan Sekutu. Gencatan Senjata Mudros mengakhiri Perang Dunia Pertama di Timur Tengah.
ZONA PERANG (zonaperang.com) Perang Dunia 1(pertama) merupakan salah satu perang paling mematikan dalam sejarah dan akibat perang ini terdapat satu momen yang menyebabkan terpecahnya Kerajaan Ottoman yang sudah berumur ratusan tahun.
Momen itu adalah ketika Kerajaan Ottoman menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan sekutu di Perang Dunia 1 dan menjadi penanda berakhirnya partisipasi Kerajaan Ottoman di perang tersebut.
Pada awalnya Kerajaan Ottoman menginginkan berada di sisi netral pada Perang Dunia 1. Namun, akhirnya kerajaan memutuskan untuk membangun sekutu dengan Jerman dan secara resmi berpartisipasi dalam Perang Dunia 1 pada Oktober 1914. Pasukan Turki memperlihatkan kegagahan mereka dalam melindungi Semenanjung Gallipoli dari serangan sekutu pada 1915-1916.
Sayangnya kegagahan itu diruntuhkan pada 1918 ketika pasukan Inggris serta Rusia menginvasi wilayah Ottoman dan ditambah pemberontakan Arab membuat perekonomian kerajaah serta wilayahnya hancur.
Hal ini juga menyebabkan enam juta orang tewas dan belasan jutaan lainnya kelaparan. Melihat keadaan semakin suram, pada awal pekan Oktober 1918, Pemerintahan Ottoman serta Turki mencoba menghubungi pihak sekutu untuk berdamai.
Mendengar hal itu, Inggris yang pasukannya paling banyak mengokupasi wilayah Ottoman bergerak lebih dahulu dibanding sekutunya yaitu Prancis. Sebenarnya sesuai perjanjian pada 1916, Prancis akan mengontrol wilayah pantai Suriah dan banyak wilayah lainnya (wilayah Lebanon modern).
Tanpa menghiraukan kemarahan Prancis, Perdana Menteri David Lloyd George dan kabinetnya memerintahkan komandan angkatan laut Inggris di Laut Aegea, Laksamana Arthur Calthorpe, untuk bernegosiasi perihal gencatan senjata dengan Turki tanpa izin dari Prancis.
Negosiasi antara tim Calthorpe dan delegasi dari Konstantinopel yang dipimpin oleh Menteri Kelautan Ottoman, Rauf Bey, dimulai pada 30 Oktober 1918 tepatnya pukul 09.30. Negosiasi itu dilakukan di atas kapal perang Inggris, HMS Agamemnon yang berlabuh di pelabuhan Mudros di Pulau Lemnos, Yunani.
Perjanjian Mudros itu akhirnya ditandatangani oleh kedua belah pihak pada 30 Oktober 1918 malam dan dalam perjanjian itu kedua belah pihak sepakat untuk tidak terlibat kontak senjata keeseokan harinya.
Selain itu, sesuai kesepakatan, Turki harus membuka jalur di selat Dardanelle dan Bosporus untuk kapal perang sekutu. Tidak sampai di situ saja, Inggris juga meminta benteng-benteng milik Kerajaan Ottoman dijadikan basis okupasi militer sekutu, lalu membubarkan tentara Ottoman, menduduki wilayah Utsmaniyah mana pun “jika terjadi kekacauan” yang mengancam keamanan mereka, melepaskan semua tawanan perangnya , semua pelabuhan, rel kereta api, dan titik-titik strategis lainnya disediakan untuk digunakan oleh Sekutu.
Baca Juga : 12 September 1683, Di Vienna(Wina) Austria, Utsmaniyah Tertahan
Gencatan senjata itu diikuti oleh pendudukan Konstantinopel (Istanbul) dan pembagian Kesultanan Utsmaniyah. Bey dan delegasi dari Kerajaan Ottoman sebenarnya enggan mengakui itu sebagai aksi untuk menyerahkan diri. Namun, secara faktanya isi dari perjanjian itu membuat Ottoman semakin lemah dan menjadi penanda dua momen besar, yaitu berakhirnya partisipasi Ottoman di Perang Dunia 1 dan secara efektif memecah wilayah yang dikuasai oleh Kerajaan Ottoman.
Tanpa sadar pemenang dari Perang Dunia 1 sebenarnya membentuk wilayah baru di Kerajaan Ottoman melalui negosiasi damai pasca perang mereka. Percaya atau tidak, wilayah baru itu saat ini dikenal sebagai Timur Tengah (modern) yang kita semua kenal.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Konon, ketika pemerintahan pertama Taliban diundang dalam konferensi mengenai isu Palestina di salah…
Pada tanggal 5 Oktober 1985, selama dinas wajibnya di Pasukan Keamanan Pusat Polisi Mesir di…
Siapa yang mendukung Amerika dalam Revolusi Amerika melawan Inggris? RUSIA.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Salah satu peran yang ditugaskan kepada Yordania adalah koordinasi keamanan, karena Yordania memainkan…
Faktor2 pendorong kehancuran rezim Zionis: kurangnya kohesi sosial di tengah masyarakat Israel, ledakan problem ekonomi,…
Dengan meningkatnya ketegangan di Eropa pada akhir tahun 1930-an, beberapa negara seperti Amerika, Inggris, Prancis,…