Artikel

300 Hari Badai Al Aqsha, Titik Balik Sejarah yang Mengubah Dunia

“Tindakan perlawanan bernama Thufaan Al Aqsha yang digambarkan sebagai titik balik sejarah ini mengejutkan banyak orang dan membuat mereka takjub dan tidak percaya”, begitulah yang ditulis oleh seorang sastrawan dan sejarawan Dr Usamah Al Asyqar. Di hari ke-300 sejak peristiwa penting itu bermula, dunia banyak sekali berubah. Termasuk tentang kita dan kehidupan kita.

ZONA PERANG(zonaperang.com) Tidak berlebihan jika Badai Al Aqsha (Thufaan Al Aqsha) 7 Oktober 2023 ini benar-benar menarik perhatian dunia. Kita bisa melihat apa yang terjadi pada pemakaman jenazah pemimpin Ismail Haniyah yang legendaris. Belasan ribu orang dari berbagai bangsa hadir, termasuk Bapak Jusuf Kalla dan Bapak Din Syamsuddin. Syaikh Ikrimah Shabri, Imam Masjid Al Aqsha sampai ditangkap oleh zionis hanya karena mengumumkan takziyah wafatnya sang pejuang. Musuh benar-benar ketakutan.

“Di hari ke-300 Thufaan Al Aqsha ini, apa yang kamu ingin sampaikan pada teman-teman yang masih setia menyuarakan tentang Palestina?”

Seorang akademisi dan penyair Maroko yang sekuler bernama Malikah Al Ashimi saja sampai bilang, bahwa Badai Al Aqsha membuat dunia “melalui sebuah babak barunya”, kemudian ia berkata, “peristiwa ini membuka mata dunia tentang apa yang sebelumnya keruh dan tak jelas, termasuk kepada Barat.” Guardian sampai pernah menulis satu artikel (November 2023) yang mengatakan banyak anak-anak muda Amerika yang mempelajari Al Qur’an sejak melihat ketahanan penduduk Gaza.

Baca juga : Sejarah panjang konflik di Masjid Al Aqsa Palestina : Tempat Suci Dunia Islam Kristen dan Yahudi

Baca juga : 25 Ramadan, Pertempuran Ain Jalut: Kontak senjata yang paling diremehkan dan momentum pembalikan sejarah

4 korban jiwa dari anak-anak setiap jamnya

Meski begitu, pengorbanan pejuang dan rakyat Gaza Palestina yang terjajah untuk menginspirasi dunia tidaklah sedikit. Dalam statistik terbaru, jumlah korban syahid di Gaza mencapai 38.980 orang, sedangkan jumlah korban luka mencapai 87.705. Setiap hari, ada 4 korban jiwa dari anak-anak setiap jamnya, baik yang terbunuh maupun yang luka-luka. Data menunjukkan ada lebih dari 10.000 orang hilang di bawah reruntuhan, dan tidak ada cara untuk menemukan mereka. Semua ini, kami tuliskan lagi supaya engkau tidak lupa. Supaya engkau tidak terbiasa.

Namun ruh perlawanan tetap menyala. Seperti yang dikatakan oleh Ismail Haniyah, “ruh kami, darah kami, keluarga dan anak-anak kami serta rumah kami adalah tebusan untuk Al Quds dan Al Aqsha!”. Juru bicara perjuangan, Sang Abu Ubaida pernah menyampaikan bahwa di tengah perang besar yang penuh tantangan ini, para pejuang masih bisa merekrut ribuan pejuang baru yang siap melanjutkan regenerasi untuk membebaskan Al Aqsha dari musuh.

Sang juru bicara pejuang berkata 4 pekan lalu, “Kemampuan sumber daya manusia kami baik-baik saja, dan kami merekrut ribuan pejuang selama perang.” Semua kegagahan itu nyata dan bukan dibuat-buat. Sebab keadaan musuh juga semakin hari semakin bertambah rugi. Belum lama ini, ada sebuah press release dari jubir musuh, Daniel Hagari, “Gaza adalah salah satu medan perang paling sulit di dunia, dalam hal pertempuran, intensitasnya, dan terowongan yang digali mereka di bawah tanah.”

Musuh pun terluka & berbohong

Ribuan tentara musuh luka parah sampai tak bisa normal lagi. Banyak angka-angka yang dirilis oleh musuh tentang jumlah kerugian mereka, “namun laporan lokal mengatakan bahwa tentara Israel tidak mengumumkan jumlah kerugian sebenarnya, dan jumlah tersebut lebih besar dari angka tersebut”, sebagaimana ditulis dalam Aljazeera. Wafatnya sang pemimpin Ismail Haniyah bukannya menyurutkan semangat pejuang, malah membuat pejabat tinggi musuh ketakutan akan apa yang selanjutnya terjadi. Bodoh sekali.

Sudah 300 hari, dan dunia berubah ke arah yang masih kita tak tahu. Namun, sebagaimana kata pejuang, Thufaan Al Aqsha akan menjadi “ma’rakah bidayatut tahrir”, peristiwa yang akan membentangkan karpet merah kemenangan. Kaum muslimin tidak lagi terus tidur. Masyarakat Eropa dan Amerika bahkan menaruh posisi yang jelas bagi perjuangan membela kebenaran. Sampai-sampai ada seorang demonstran di Amerika Serikat yang menulis di sebuah banner, “bukan kami yang bersuara agar Gaza bebas. Nyatanya, malah Gaza yang membebaskan kami semua.”

sumber: https://web.telegram.org/k/#@gensaladin

Baca juga : Ibnu Al Alqami, Salah satu Dalang Di Balik Jatuhnya Baghdad

Baca juga : “Dracula” Tersungkur di Tangan “Al Fatih”: Kisah Nyata di Balik Legenda

 

ZP

Recent Posts

Perempuan Palestina: Pilar Perlawanan Melawan Pendudukan di Women’s History Month

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Palestina, perempuan telah memainkan peran yang sangat penting, tidak hanya sebagai…

22 jam ago

Operation Mongoose: Upaya Rahasia Amerika untuk Menggulingkan Fidel Castro

Proyek Kuba dan Upaya Rahasia untuk Menaklukkan Komunisme di Belahan Barat Operasi Mongoose, atau Proyek…

2 hari ago

Solidaritas untuk Palestina: 5 Aksi Nyata yang Bisa Kita Lakukan

Lawan Penindasan! Begini Cara Anda Bisa Membantu Palestina Lima Langkah Konkret untuk Mendukung Palestina dari…

3 hari ago

Southeastern Anatolia Project (GAP): Proyek Ambisius Turki untuk Mengendalikan Air di Timur Tengah

Air Sebagai Senjata: Bagaimana Proyek Anatolia Tenggara Mengubah Dinamika Geopolitik Dari Pembangunan ke Penguasaan: Dampak…

4 hari ago

27 Februari 2019: Saat PAF dan IAF Bertempur di Langit Kashmir

Operasi Swift Retort vs Operasi Bandar: Analisis Pertempuran Udara India-Pakistan Aset IAF tidak berada di…

5 hari ago

Yak-141 “Freestyle”: Jet Soviet yang Menginspirasi F-35B Lightning

Pioneering Flight: The Story of Yak-141 and Its Influence on F-35B Development Yak-141: Jet Tempur…

6 hari ago