Masih karena permasalahan serupa, pada November 2021 Pyongyang menjatuhkan hukuman lima tahun kerja paksa terhadap enam murid sekolah menengah, usai mereka ketahuan menonton K-drama Squid Game. Terpantau dari beberapa sumber, warga Korut mendapat salinan serial itu melalui penyelundup usai kembali dari China. Ia kemudian menjual USB flash drive berisi serial tersebut.
Namun tak disangka, beberapa siswa lain yang diberi salinan film justru tertangkap 109 Sangmu (Surveillance Bureau Group 109) yang memang sedari lama telah mencurigai tindakan tersebut. Sebagai informasi, 109 Sangmu merupakan pasukan pemerintah yang khusus menangkap penonton video ilegal.
3. Kerja paksa karena pakai dialek Korea Selatan
Ketidaksesuaian dialek ternyata jadi potensi seseorang kena jerat hukum. Termasuk saat pemerintah Pyongyang yang menghukum empat pelajar Korut karena kedapatan menggunakan aksen atau dialek Korea Selatan pada Desember lalu. Satu mahasiswa ketahuan mengucapkan kosakata Korsel “jagiya” yang artinya sayang.
Menurut keterangan, mereka belajar menggunakan dialek Korsel dari lagu, film, atau serial, seperti Crash Landing on You atau Squid Game yang diselundupkan ke negara itu. Penggunaan aksen Korea Selatan, dianggap Komite Sentral sebagai kejahatan kontra-revolusioner. Pemerintah bisa menjatuhkan hukuman 15 tahun kerja paksa karena menonton film atau serial buatan Korea Selatan.
4. Tembak mati karena tidur saat rapat
Bagi pejabat atau politisi yang tertidur dalam rapat saat Kim Jong berbicara mendapat hukuman tak main-main, bahkan bisa dikenai hukuman mati. Seperti pada 2015 lalu saat Menteri Pertahanan Korut, Hyon Yon Chol dilaporkan ditembak mati di hadapan publik karena tertidur saat tengah rapat umum militer. Hyon dieksekusi oleh regu tembak dengan senjata anti-pesawat, demikian dikutip The Guardian.
5. Mainkan musik barat harus tulis pengakuan bersalah
Pada 2001 silam, publik digemparkan dengan pianis ternama Kim Cheol Woong yang diduga melakukan pengkhianatan usai memainkan musik jazz yang dianggap sebagai musik Barat. Berita yang ada menyebutkan Kim memainkan musik “piano kapitalis” atau karya klasik Richard Clayderman bertajuk “L for Love”.
Alunan musik yang sebenarnya ditujukan untuk kekasihnya, namun hal tersebut ternyata diketahui warga lain. Kim dilaporkan ke pihak berwajib, hingga akhirnya diminta menulis pengakuan bersalah sebanyak 10 halaman oleh pemerintah Korea Utara. Hampir 22 tahun berlalu, hukuman yang menimpa Kim Cheol Woong nampaknya tak diberlakukan, namun hukuman lain secara lebih ketat mulai ditegakkan.
Baca juga : 26 November 1950 : China Masuk ke Perang Korea (Hari ini dalam Sejarah)
Baca juga : (Buku) Kudeta 1 Oktober 1965 : Sebuah Studi Tentang Konspirasi-antara Sukarno-Aidit-Mao Tse Tung (Cina)