Hari ini dalam Sejarah

5 Oktober 1965: Peringatan HUT ABRI Berselimut Duka karena Pengkhianatan G30S/PKI

Ketika Kegembiraan HUT ABRI Tertutupi Kesedihan

ZONA PERANG(zonaperang.com) Para pahlawan revolusi yang dikebumikan di TMP Kalibata tanggal 5 Oktober 1965 dalam peringatan HUT ABRI (sekarang TNI) yang ke-20 adalah Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima AD/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi), Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD Bidang Administrasi). Kemudian Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD Bidang Perencanaan dan Pembinaan), Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD Bidang Intelijen). Juga Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD Bidang Logistik), Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal AD).

Selain itu, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean yang merupakan ajudan Jenderal A.H. Nasution, serta Bripka Karel Sadsuit Tubun yang bertugas sebagai pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri Republik Indonesia, dr. Johannes Leimena.

Ade Irma Suryani Nasution, putri Jenderal A.H. Nasution yang turut menjadi korban peristiwa G30S Partai Komunis Indonesia dimakamkan di Kebayoran Baru, persis di samping Kantor Wali Kota Jakarta Selatan saat ini, pada 6 Oktober 1965. Bocah berusia 5 tahun ini mengembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan intensif usai tragedi berdarah tersebut.

Pada 6 Oktober 1965 pula, satu lagi anak bangsa yang meninggal dunia dan disemayamkan di TMP Kalibata, yakni Albert Naiborhu, keponakan Jenderal D.I. Panjaitan. Menurut buku Fakta-fakta Persoalan Sekitar Gerakan 30 September PKI Pemuda berusia 24 tahun ini terluka parah ketika pamannya hendak dijemput para penculik pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965 itu, sebelum akhirnya meninggal dunia.

Peringatan HUT ABRI di Tengah Tragedi G30S PKI

Baca juga : Umat Islam, PKI dan Militer : Babak Akhir Jelang Pemberontakan Komunis September 1965

Baca juga : Cina Tawarkan 100.000 Senjata Gratis untuk Angkatan Kelima PKI

Peringatan HUT TNI Berselimut Duka

A.H. Nasution yang lolos dari upaya penculikan dan pembunuhan dalam peristiwa G30S PKI 1965 bertindak sebagai pemimpin upacara pemakaman para pahlawan revolusi di Taman Makam Pahlawan Kalibata tanggal 5 Oktober 1965.

“Hari ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang. Tapi yang kali ini, hari yang dihinakan oleh fitnahan, dihinakan oleh pengkhianatan, dihinakan oleh penganiayaan,” ucap Nasution, dikutip dari buku Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Kodam V/Jaya (1974) terbitan TNI-AD.

“Tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita,” lanjut sang jenderal.

Para keluarga korban hadir dalam upacara pemakaman yang amat pilu pada 5 Oktober 1965 itu, termasuk Mayor Jenderal Soeharto yang berperan dalam menangani upaya kudeta beberapa hari sebelumnya.

Ir. Sukarno selaku Presiden RI justru tidak datang. “Bung Karno tak hadir dalam kesempatan pemakaman para pahlawan ini,” sebut Soeharto dalam buku autobiografinya bertajuk Soeharto: Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya (1989).

Presiden pertama RI yang nantinya digantikan Soeharto itu baru terlihat setahun berikutnya di TMP Kalibata.

Menurut pengakuan Maulwi Saelan dalam Dari Revolusi ’45 sampai Kudeta ’66: Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa (2001), pada 5 Oktober 1966 sore, Sukarno ziarah ke makam pahlawan revolusi dan menangisi kematian para jenderal.

Pahlawan Revolusi dalam G30S PKI 1965

Jenazah para korban penculikan dalam peristiwa G30S PKI di ibu kota ditemukan di wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur, tanggal 3 Oktober 1965, kemudian dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, pada 5 Oktober 1965.

Pembunuhan terhadap perwira militer TNI-AD juga terjadi di Yogyakarta yang menewaskan Kolonel Katamso dan Letkol Sugijono pada 1 Oktober 1965. Jasad keduanya ditemukan pada 12 Oktober 1965 di wilayah Kentungan dan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara Yogyakarta.

Pemerintah RI kemudian menetapkan para prajurit yang gugur itu dengan gelar Pahlawan Revolusi dan memberikan kenaikan pangkat anumerta. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, gelar Pahlawan Revolusi juga diakui sebagai Pahlawan Nasional.

Peringatan HUT ABRI yang Tercoreng Tragedi G30S PKI
5 Oktober 1965: Refleksi atas HUT ABRI yang Berakhir Tragis
Cerita Duka di Balik Kegembiraan, 5 Oktober 1965
HUT ABRI yang Berduka
Mengenang 5 Oktober 1965: Perayaan dan Duka di HUT ABRI

Baca juga : Pengkhianatan PKI (Partai Komunis Indonesia) : Sejarah yang tidak boleh dilupakan oleh kita semua

Baca juga : Keadaan Darurat Malaya: Perjuangan Panjang Melawan Pemberontakan Komunis

 

ZP

Recent Posts

Radar Smerch MiG-25: “Mata” yang Dibangun untuk Menembus Jamming berat

MiG-25 Foxbat, pencegat Soviet yang terkenal dengan kecepatan dan ketinggiannya, memiliki radar yang sama uniknya…

1 hari ago

Mengapa India Tidak Mampu Membuat Salinan Sukhoi Su-30MKI Rusia Seperti yang Dilakukan Cina dengan Su-30nya?

India dan Cina, dua negara besar di Asia, memiliki sejarah panjang dalam memperoleh peralatan militer…

2 hari ago

Negara Arab dimata Taliban Afganistan tentang Perjuangan Palestina

ZONA PERANG(zonaperang.com) Konon, ketika pemerintahan pertama Taliban diundang dalam konferensi mengenai isu Palestina di salah…

2 bulan ago

Mesir

Pada tanggal 5 Oktober 1985, selama dinas wajibnya di Pasukan Keamanan Pusat Polisi Mesir di…

2 bulan ago

Fakta unik peranan rusia dalam hubungan dengan Amerika

Siapa yang mendukung Amerika dalam Revolusi Amerika melawan Inggris? RUSIA.

2 bulan ago

Jordan Files : Mengapa kerajaan Yordania melindungi zionis Israel Dari serangan lawan-lawanya?(Bagian ke-2)

ZONA PERANG(zonaperang.com) Salah satu peran yang ditugaskan kepada Yordania adalah koordinasi keamanan, karena Yordania memainkan…

2 bulan ago