Skip to content
Zona Perang – Prepare For Future War

Zona Perang – Prepare For Future War

Informasi seputar Militer, Teknologi, Film, Politik dan hal-hal Unik.

  • Beranda
  • Hari ini dalam Sejarah
  • Artikel
  • Berita
  • Film
  • Foto
  • Toggle search form
  • Radar Smerch MiG-25: "Mata" yang Dibangun untuk Menembus Jamming berat
    Radar Smerch MiG-25: “Mata” yang Dibangun untuk Menembus Jamming berat Artikel
  • Da 5 Bloods(2020)
    Film Da 5 Bloods (2020) : Veteran Perang Vietnam yang kembali datang ke Vietnam Film
  • Supersemar
    11 Maret 1966, Presiden Soekarno memberikan surat perintah kepada Menteri/Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu demi terjaminnya keamanan, ketertiban, dan jalannya pemerintahan di Indonesia. Hari ini dalam Sejarah
  • Tank Angkatan Darat Soviet diparkir di Lapangan Merah Moskow setelah kudeta menggulingkan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev, 19 Agustus 1991.
    18 Agustus 1991, Kelompok garis keras Soviet melancarkan kudeta terhadap Presiden Gorbachev Hari ini dalam Sejarah
  • Adolf Hitler
    (Buku) Hitler mati di Indonesia – kontroversial dr. Poch “yang dianggap” sebagai Adolf Hitler Artikel
  • Merah Putih Memanggil
    Film Merah Putih Memanggil (2017) : Saat Tentara Indonesia melakukan operasi gabungan penyelamatan di negeri tetangga Film
  • Royal-Navy-Dreadnought-Class-SSBN-Cutaway
    The Dreadnought Class SSBN – Kapal Selam Pertama yang Menggunakan Teknologi Siluman Artikel
Richard Sorge (bahasa Rusia: Рихард Густавович Зорге, diromanisasi: ikhard Gustavovich Zorge; 4 Oktober 1895 - 7 November 1944) adalah seorang jurnalis Jerman dan perwira intelijen militer Soviet yang aktif sebelum dan selama Perang Dunia II dan bekerja dengan menyamar sebagai jurnalis Jerman baik di Jerman Nazi maupun Kekaisaran Jepang. Nama kodenya adalah "Ramsay" (Рамза́й). Sejumlah tokoh terkenal menganggapnya sebagai salah satu mata-mata yang paling ulung.

7 November 1944, Mata-mata utama Uni Soviet digantung oleh Jepang

Posted on November 8, 2022November 8, 2022 By ZP

ZONA PERANG(zonaperang.com) Pada tanggal 7 November 1944, Richard Sorge, seorang perwira mata-mata Uni Soviet berdarah setengah Rusia, setengah Jerman kelahiran Azerbaijan yang menggunakan kedok sebagai seorang jurnalis Jerman untuk melaporkan informasi mengenai Jerman dan Jepang untuk negara tirai besi Uni Soviet, digantung oleh pemerintah kerajaan Jepang.

“Pada tahun 1924, ia bertanggung jawab atas keamanan delegasi Soviet yang menghadiri kongres KPD di Frankfurt. Dia menarik perhatian salah satu delegasi, Osip Piatnitsky, seorang pejabat senior Komunis Internasional, yang kemudian merekrutnya.”

Sorge bertempur dalam Perang Dunia I di tentara kerajaan Jerman, dan kemudian meraih gelar doktor dalam ilmu politik di Universitas Hamburg. Dia bergabung dengan Partai Komunis Jerman pada 1919, dan pergi ke Uni Soviet pada 1924. Tugas utamanya yang pertama untuk intelijen Soviet adalah pada akhir 1920-an, ketika ia dikirim ke Cina untuk mengorganisir sebuah jaring mata-mata disana.

Sorge mendaftar di Angkatan Darat Kekaisaran Jerman pada bulan Oktober 1914, tak lama setelah pecahnya Perang Dunia I. Pada usia 18 tahun, ia ditempatkan di batalion artileri lapangan dengan Divisi Pengawal ke-3. Dia bertugas di Front Barat dan terluka parah di sana pada bulan Maret 1916. Pecahan peluru memutuskan tiga jarinya dan mematahkan kedua kakinya, menyebabkan pincang seumur hidup. Dia dipromosikan ke pangkat kopral, menerima Iron Cross dan kemudian diberhentikan secara medis.
Sorge mendaftar di Angkatan Darat Kekaisaran Jerman pada bulan Oktober 1914, tak lama setelah pecahnya Perang Dunia I. Pada usia 18 tahun, ia ditempatkan di batalion artileri lapangan dengan Divisi Pengawal ke-3. Dia bertugas di Front Barat dan terluka parah di sana pada bulan Maret 1916. Pecahan peluru memutuskan tiga jarinya dan mematahkan kedua kakinya, menyebabkan pincang seumur hidup. Dia dipromosikan ke pangkat kopral, menerima Iron Cross dan kemudian diberhentikan secara medis.

Baca juga : 2 Januari 1905, Rusia menyerah kalah kepada Kekaisaran Jepang(Hari ini dalam Sejarah)

Baca juga : 8 Mata-mata yang membocorkan rahasia Bom Atom Amerika ke Uni Soviet

Penyamarannya sebagai orang Jerman yang setia

Kembali ke Jerman, ia bergabung dengan Partai Nazi pada tahun 1933 untuk menyempurnakan penyamarannya sebagai orang Jerman yang setia. Dia kemudian mengembangkan reputasi sebagai jurnalis yang dihormati yang bekerja untuk Frankfurter Zeitung, dan akhirnya meyakinkan editornya untuk mengirimnya ke Tokyo sebagai koresponden asing pada pertengahan tahun 1930-an.

“Dedikasi Sorge terhadap tugas menyebabkan perceraiannya.”

Begitu tiba di Jepang, Sorge kembali membentuk sebuah lingkaran intelejen, termasuk seorang penasihat kabinet Jepang dan seorang komunis Amerika, yang juga bekerja untuk kepentingan komunis Soviet sebagai penerjemah Sorge.

“GRU memutuskan untuk meminta Sorge mengatur jaringan intelijen di Jepang. Dia diberi nama sandi “Ramsay” (“Рамзай” Ramzai atau Ramzay).”

Sorge telah berhasil mengambil hati komunitas diplomatik Jerman di Jepang sehingga dia diizinkan untuk bekerja di luar kedutaan Jerman, memberinya akses ke file-file rahasia. Pada saat yang sama, ia juga berteman dengan pejabat pemerintah Jepang, berusaha meyakinkan mereka untuk tidak berperang dengan negara beruang merah Uni Soviet.

“Reputasi Sorge sebagai jurnalis Nazi yang membenci Uni Soviet menjadi kedok yang sangat baik untuk pekerjaan spionasenya. [Tugasnya di Jepang lebih menantang daripada di Tiongkok: Soviet hanya memiliki sedikit kapasitas intelijen di Jepang, sehingga Sorge harus membangun jaringan agen dari nol, di bawah pengawasan yang jauh lebih ketat daripada yang dihadapinya di Shanghai.”

Sorge memasok intelijen Soviet dengan informasi tentang Pakta Jerman-Jepang. Pada tahun 1941, kontak kedutaannya membuatnya mengetahui tentang Operasi Barbarossa, invasi Poros ke Uni Soviet yang akan segera terjadi dan perkiraan tanggalnya. Pada 30 Mei 1941, Sorge melaporkan ke Moskow, "Berlin memberi tahu bahwa serangan Jerman akan dimulai pada akhir Juni. 95 persen yakin perang akan dimulai".
Sorge memasok intelijen Soviet dengan informasi tentang Pakta Jerman-Jepang. Pada tahun 1941, kontak kedutaannya membuatnya mengetahui tentang Operasi Barbarossa, invasi Poros ke Uni Soviet yang akan segera terjadi dan perkiraan tanggalnya. Pada 30 Mei 1941, Sorge melaporkan ke Moskow, “Berlin memberi tahu bahwa serangan Jerman akan dimulai pada akhir Juni. 95 persen yakin perang akan dimulai”.

Baca juga : 13 April 1942, Jepang dan Uni Soviet menandatangani pakta non-agresi

Baca juga : 18 Mei 1965, Mata-mata Israel dan calon wakil menteri pertahanan Suriah dihukum mati

Peringatan dini akan serangan Jerman dan Jepang

Pada Mei 1941, Sorge melaporkan kembali ke Moskow bahwa Adolf Hitler sedang merencanakan invasi ke Uni Soviet, dan bahwa 170 divisi sedang bersiap untuk menyerang pada 20 Juni(Operation Barbarossa), tetapi Joseph Vissarionovich Stalin mengabaikan peringatan dini itu. Sorge juga dapat melaporkan, pada Agustus 1941, bahwa Jepang memiliki rencana untuk menyerang target di Pasifik Selatan, tetapi bukan di Uni Soviet(Pearl Harbor). Hal ini memungkinkan Stalin untuk memindahkan pasukan dari perbatasan Manchuria/devisi timur jauh, membebaskan mereka untuk ikut serta dalam serangan balasan terhadap Jerman di depan gerbang Moskow.

“Pada 25 Agustus 1941, Sorge melaporkan ke Moskow: “Invest [Ozaki] dapat mengetahui dari lingkaran terdekat Konoye … bahwa Komando Tinggi … membahas apakah mereka harus berperang dengan Uni Soviet. Mereka memutuskan untuk tidak melancarkan perang dalam tahun ini, ulangi, tidak melancarkan perang tahun ini.”

Berbagai penulis berspekulasi bahwa informasi tersebut memungkinkan pelepasan divisi Siberia untuk Pertempuran Moskow, di mana Angkatan Darat Jerman menderita kekalahan strategis pertamanya dalam perang. Untuk itu, informasi Sorge mungkin merupakan karya intelijen militer paling penting dalam Perang Dunia II. Namun, Sorge bukan satu-satunya sumber intelijen Soviet tentang Jepang, karena pemecah kode Soviet telah memecahkan kode diplomatik Jepang sehingga Moskow tahu dari intelijen sinyal bahwa tidak akan ada serangan Jepang terhadap Uni Soviet pada 1941.

Hal penting lain yang diduga dilaporkan oleh Sorge mungkin telah memengaruhi Pertempuran Stalingrad. Sorge melaporkan bahwa Jepang akan menyerang Uni Soviet dari timur segera setelah tentara Jerman merebut kota mana pun di Volga.

Namun, karier mata-mata Sorge yang cemerlang berakhir pada 18 Oktober 1941, ketika team kontraintelijen Jepang membongkar operasinya dan dia ditangkap, bersama dengan 34 anggota lingkarannya. Dia akhirnya digantung pada tahun 1944. Dua puluh tahun kemudian, ia secara resmi dinyatakan sebagai Pahlawan Uni Soviet.

“Di bawah penyiksaan, Sorge mengaku, tetapi Uni Soviet menyangkal bahwa dia adalah agen Soviet. Jepang membuat tiga tawaran kepada Uni Soviet dan menawarkan untuk menukar Sorge dengan salah satu mata-mata mereka sendiri. Namun, Uni Soviet menolak semua upaya Jepang dan bersikeras bahwa Sorge tidak dikenal oleh mereka.”

Perangko Jerman Timur untuk memperingati Richard Sorge
Perangko Jerman Timur untuk memperingati Richard Sorge
Sorge digantung pada tanggal 7 November 1944, pukul 10:20 waktu Tokyo di Penjara Sugamo dan dinyatakan meninggal 19 menit kemudian. Jenazah Sorge tidak dikremasi karena kekurangan bahan bakar pada masa perang. Dia dimakamkan di kuburan massal untuk para narapidana Penjara Sugamo di Pemakaman Zoshigaya di dekatnya.
Sorge digantung pada tanggal 7 November 1944, pukul 10:20 waktu Tokyo di Penjara Sugamo dan dinyatakan meninggal 19 menit kemudian. Jenazah Sorge tidak dikremasi karena kekurangan bahan bakar pada masa perang. Dia dimakamkan di kuburan massal untuk para narapidana Penjara Sugamo di Pemakaman Zoshigaya di dekatnya.

Baca juga : 09 Agustus 1945, Uni Soviet menyatakan perang terhadap kekaisaran Jepang saat Nagasaki di bom atom

Baca juga : Kisah Nyimas Utari, Mata-mata Mataram yang membunuh gubernur jenderal Belanda Jan Pieterszoon Coen

0Shares
Hari ini dalam Sejarah Tags:Jepang, Jerman, Mata-mata, Richard Sorge, Uni soviet

Navigasi pos

Previous Post: 7 November 1917, Pemberontakan kaum Bolshevik di Rusia : Revolusi komunis yang melahirkan negara Uni Soviet
Next Post: Mengapa kisah pejuang yang shalih bisa menghebatkan kita?

Related Posts

  • Operasi pemboman Vulcan Inggris di Malvinas
    01 Mei 1982, Operation Black Buck : Serangan pembom startegis Vulcan Inggris ke pertahanan Argentina di kepulauan Malvinas Hari ini dalam Sejarah
  • Garis waktu perang Kolonial Zionis Israel vs Palestina 8 – 15 Maret 2024 (bagian 19): Pembangunan pelabuhan di Gaza adalah ide Benjamin Netanyahu
    Garis waktu perang Kolonial Zionis Israel vs Palestina 8 – 15 Maret 2024 (bagian 19): Pembangunan pelabuhan di Gaza adalah ide Benjamin Netanyahu Hari ini dalam Sejarah
  • Sejarah Angkatan Udara Kerajaan Inggris(RAF)
    01 April 1918, Royal Air Force (RAF) dibentuk : penggabungan Korps Penerbangan angkatan darat dan Dinas penerbangan AL Hari ini dalam Sejarah
  • 4 Maret 1943, Battle of the Bismarck Sea : Awal dari akhir di petualangan Jepang di Papua Nugini selama Perang Dunia II
    4 Maret 1943, Battle of the Bismarck Sea : Awal dari akhir petualangan Jepang di Papua Nugini selama Perang Dunia II Hari ini dalam Sejarah
  • bekas negara komunis Cekoslowakia menjadi dua negara merdeka pada tanggal 1 Januari 1993, kedua negara ini tetap sangat dekat.
    31 Desember 1992, Pembubaran Negara Republik Sosialis Komunis Cekoslowakia Hari ini dalam Sejarah
  • Phnom Penh Kamboja jatuh ke tangan komunis Khmer merah
    17 April 1975, Perang Saudara Kamboja berakhir : Komunis Khmer Merah merebut kekuasaan Hari ini dalam Sejarah
  • Penerbangan Iran Air 655, penerbangan pesawat Iran yang ditembak jatuh oleh kapal penjelajah rudal USS Vincennes pada 3 Juli 1988, di atas Selat Hormuz, menewaskan 290 orang di dalamnya. Pesawat penumpang, yang berada di wilayah udara Iran, telah salah diidentifikasi sebagai jet tempur.
    03 Juli 1988, Iran Air Flight 655 : Kapal perang Amerika jatuhkan jet penumpang Iran Hari ini dalam Sejarah

Recent Posts

  • Fakta yang Tak Terbantahkan: Jejak Kebohongan dalam Sejarah Intervensi Amerika Serikat
  • Ketika Barat Melemah: Akankah Zionis Israel Berpaling ke Cina sebagai Pelindung Baru?
  • Indramayu, Cirebon, dan Pantura: Mengapa Lebih Jawa daripada Sunda?
  • Setelah Iran Melemah: Mengapa Pakistan, Türkiye, dan Indonesia Jadi Sorotan?
  • Inception: Menyelami Dunia Mimpi dan Realitas Tanpa Batas
Tidak ada komentar untuk ditampilkan.

Archives

  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Artikel
  • Beranda
  • Berita
  • Film
  • Foto
  • Hari ini dalam Sejarah
  • Tokoh
  • Uncategorized

Categories

  • Sebagian besar studi tentang serangan Pearl Harbor berfokus pada kesalahan yang dilakukan komandan dan pemimpin Amerika. Tetapi kunci untuk memahami mengapa serangan mendadak itu begitu berhasil terletak pada kesadaran bahwa apa yang dilakukan Jepang dengan benar.
    24 September 1941, Jepang mengumpulkan data awal di Pearl Harbor Hari ini dalam Sejarah
  • Laporan: Israel Menjatuhkan Bom Setara Dua Bom Nuklir di Jalur Gaza
    Laporan: Israel Menjatuhkan Bom Setara Dua Bom Nuklir di Jalur Gaza Artikel
  • Ali bin Abi Thalib
    Ali bin Abi Thalib : Sahabat utama, Sepupu, Menantu Nabi dan khalifah keempat Artikel
  • Trik Pejuang Palestina untuk mengelabui intelijen zionis Israel dalam serbuan 7 Oktober
    Trik Pejuang Palestina untuk mengelabui intelijen zionis Israel dalam serbuan 7 Oktober Artikel
  • Garis waktu perang Kolonial Zionis Israel vs Palestina 23 – 30 November 2023 (bagian 5) : Gencatan senjata di masa genosida
    Garis waktu perang Kolonial Zionis Israel vs Palestina 23 – 30 November 2023 (bagian 5) : Gencatan senjata di masa genosida Hari ini dalam Sejarah
  • SS1-V1 Kal. 5,56 mm Merupakan senapan serbu pertama yang diadopsi langsung dari FN FNC. Senapan ini memiliki berat kosong 4.02 kg dan berat isi 4.38 kg. Dengan munisi 5.56 x 45 mm standar NATO dan panjang laras 449 mm, SS-1 V1 dapat menembak dengan sangat akurat sampai dengan jarak 400 meter. Mobilitas dalam penggunaan SS1 dapat semakin mudah dengan popor yang dapat dilipat.
    Senapan serbu FN FNC 5,56×45mm (1977), Belgia Artikel
  • 23 Juli 1992, Abkhazia mendeklarasikan kemerdekaan dari Georgia ( Konflik Abkhazia-Georgia )
    23 Juli 1992, Abkhazia mendeklarasikan kemerdekaan dari Georgia ( Konflik Abkhazia-Georgia ) Hari ini dalam Sejarah
  • Baca juga : Legiun Mangkunegaran : Tentara Jawa dengan pendidikan Eropa
    18 Desember 1771, Puputan Bayu : Perang habis-habisan rakyat Blambangan Banyuwangi vs Kolonial Belanda Hari ini dalam Sejarah
  • Yamato di Operation Ten-Go
    7 April 1945, Operation Ten-Go : Aksi Angkatan Laut Jepang Terakhir dalam Perang Dunia Kedua Hari ini dalam Sejarah

Copyright © 2025 Zona Perang – Prepare For Future War.

Powered by PressBook News WordPress theme