- Acht-acht: Senjata Multi-peran Andalan Jerman
- Evolusi Flak 88: Transformasi Meriam Anti-Pesawat Menjadi Pembunuh Tank
- Pada tahun 1930-an, Jerman mengembangkan 8.8 cm Flak 18/36/37/41 sebagai meriam anti-pesawat dan anti-tank. Setelah Perang Dunia I, berdasarkan ketentuan Perjanjian Versailles, Jerman dilarang memproduksi senjata baru. Namun, Krupp bekerja sama dengan Bofors dari Swedia untuk mengembangkan meriam ini, yang awalnya adalah model 75 mm, tetapi kemudian ditingkatkan menjadi 88 mm.
ZONA PERANG (zonaperang.com) 8.8 cm Flak yang berarti Flugabwehrkanone, atau senjata anti-pesawat diciptakan oleh Jerman pada akhir 1920-an sebagai respons terhadap kebutuhan akan senjata anti-pesawat yang efektif. Namun, senjata ini tidak hanya dirancang untuk menembak jatuh pesawat musuh. Kemampuan serbagunanya membuatnya menjadi senjata yang sangat efektif dalam peran ganda: sebagai artileri anti-tank dan artileri medan. Ketika Perang Dunia II pecah, 8.8 cm Flak menjadi salah satu senjata paling ditakuti di medan perang, baik oleh Sekutu maupun Axis.
Angka 18/36/37/41 pada 8.8 cm Flak mengacu pada berbagai varian meriam anti-pesawat (Flak) Jerman yang dikembangkan selama Perang Dunia II.
Selama operasi Afrika Utara, Rommel menggunakan senjata ini secara efektif, karena ia memancing tank-tank Angkatan Darat Kedelapan Inggris ke dalam perangkap dengan memancing mereka dengan panzer Jerman yang tampaknya sedang mundur. Hanya dua batalion antipesawat yang menghancurkan 264 tank Inggris pada tahun 1941.
Baca juga : E-boat: Kapal Serang Cepat Jerman yang Efektif di Perang Dunia II
Baca juga : Ekspansi Kolonial Jerman: Dari Afrika hingga Pasifik
Kehebatan Flak 88: Senjata Serbaguna di Medan Perang
Meskipun awalnya dirancang sebagai senjata anti-pesawat, Flak 88 segera terbukti sebagai senjata yang luar biasa fleksibel. Para komandan Jerman menyadari bahwa peluru kaliber 88 mm dengan kecepatan tinggi mampu menembus lapisan baja tank-tank musuh dengan mudah.
- Tank Killer Paling Mematikan: Pada tahun 1940, selama invasi ke Prancis, Flak 88 terbukti bisa menghancurkan tank berat seperti Char B1 dan Matilda II, yang saat itu hampir kebal terhadap meriam tank standar Jerman.
- Jangkauan Jauh: Dengan kecepatan peluru hingga 1.000 m/s, Flak 88 bisa menghancurkan target efektif setidaknya 7.000 meter terhadap target udara dan 15.000 meter terhadap target darat, lebih unggul dibandingkan banyak meriam tank pada zamannya.
- Akurasi: Memiliki akurasi tinggi yang membuatnya sangat ditakuti oleh tank dan pesawat musuh.
- Serangan ke Udara dan Darat: Fleksibilitas Flak 88 membuatnya efektif terhadap pesawat, infanteri, bunker, dan kendaraan lapis baja, menjadikannya senjata serba guna terbaik dalam Perang Dunia II.
- Penggunaan di Berbagai Medan: Flak 88 digunakan di hampir semua medan perang utama, dari Gurun Afrika bersama Rommel, hingga medan pertempuran Eropa Timur melawan tank Soviet T-34 dan KV-1(Kliment Voroshilov tank).
Berbagai varian meriam anti-pesawat (Flak) Jerman
Angka 18/36/37/41 pada nama 8.8 cm Flak 18/36/37/41 merujuk pada tahun pengembangan atau modifikasi dari senjata tersebut:
- Flak 18 – Model awal yang dikembangkan pada tahun 1928-1933 dan mulai digunakan pada tahun 1933. Desain dasarnya sederhana dengan laras satu bagian dan menggunakan dudukan kruzlafette (cross carriage) yang memungkinkan sudut tembak vertikal yang besar.
Angka “18” sebenarnya adalah tipuan untuk menyembunyikan fakta bahwa senjata ini dikembangkan setelah Perang Dunia I, melanggar Perjanjian Versailles yang melarang Jerman mengembangkan senjata berat. Jerman mengklaim bahwa senjata ini dirancang pada tahun 1918 (akhir Perang Dunia I) untuk menghindari sanksi internasional. Senjata ini pertama kali diuji dalam Perang Saudara Spanyol (1936-1939) dan membuktikan kehebatannya sebagai senjata anti-pesawat dan anti-tank.
- Flak 36 – Peningkatan dari Flak 18, diperkenalkan pada tahun 1936. Perbedaan utama adalah laras yang dapat diganti lebih cepat serta dudukan yang lebih efisien untuk pergerakan dan penggunaan di medan perang.
Perubahan utama pada Flak 36 adalah penggunaan laras yang terdiri dari tiga bagian (bukan satu bagian seperti Flak 18), yang memudahkan penggantian laras saat aus. Sistem transportasinya juga ditingkatkan, dengan kereta penarik yang lebih ringan dan modular, memungkinkan senjata ini dipindahkan lebih cepat di medan perang.
- Flak 37 – Varian berikutnya dengan peningkatan pada sistem kontrol penembakan, termasuk sistem pengukuran yang lebih baik untuk perhitungan tembakan otomatis, memudahkan koordinasi saat menargetkan pesawat musuh.
Perubahan utama pada Flak 37 adalah sistem pengontrolan tembakan yang lebih canggih, termasuk alat pengukur jarak dan komputer pemroses data tembakan (disebut Übertragungser 37). Ini memungkinkan senjata ini lebih akurat dalam menembak pesawat yang bergerak cepat. Kurang cocok untuk peran anti-tank karena fokusnya pada sistem anti-pesawat, sehingga sering digunakan di pertahanan udara Jerman, seperti di sekitar pabrik dan kota-kota besar.
- Flak 41 – Versi paling maju yang mulai dikembangkan pada tahun 1941 untuk meningkatkan daya tembak dan jangkauan. Menggunakan amunisi yang lebih kuat dan memiliki kecepatan proyektil lebih tinggi, tetapi juga lebih kompleks dan sulit diproduksi secara massal.
Varian terakhir dan paling canggih dari seri 8.8 cm Flak, dirancang untuk menghadapi pesawat tempur dan bomber yang semakin cepat dan tinggi pada masa Perang Dunia II. Flak 41 memiliki kecepatan luncur peluru (muzzle velocity) yang lebih tinggi (1.000 m/s, dibandingkan 820 m/s pada Flak 18/36/37), yang meningkatkan jangkauan dan daya tembusnya. Senjata ini juga memiliki sistem recoil yang lebih baik dan kemampuan elevasi yang lebih tinggi, memungkinkannya menembak pesawat di ketinggian ekstrem.
Namun, Flak 41 lebih kompleks dan mahal untuk diproduksi, sehingga jumlahnya terbatas. Senjata ini terutama digunakan untuk pertahanan udara di Jerman, seperti di Berlin dan pusat industri penting lainnya.
Gerät 42 dikembangkan oleh Krupp sebagai versi modifikasi dari Flak 41, tetapi tidak pernah digunakan.
Baca juga : 31 Agustus 1939, Gleiwitz incident: Serangan Palsu yang Memicu Perang Dunia II
Baca juga : Simfoni Maut: Efek Teror Psikologis dan Ikon Ketakutan Junkers Ju 87 Stuka Jerman
Kelemahan Flak 88: Tidak Selalu Sempurna
Meski terkenal sebagai senjata mematikan, Flak 88 bukan tanpa kelemahan:
- Ukuran Besar & Mobilitas Terbatas: Beratnya mencapai 7 ton, sehingga sulit untuk dipindahkan dengan cepat tanpa kendaraan truk berat.
- Butuh Banyak Kru: Operasionalnya membutuhkan sekitar 10 orang kru, yang membuatnya kurang praktis untuk serangan mendadak atau pertahanan gerilya. Kompleksitas Operasi, memerlukan kru yang terlatih dan banyak waktu untuk menyiapkannya sebelum bisa menembak.
- Rentan terhadap Serangan Udara: Ketika digunakan sebagai senjata anti-tank, Flak 88 sering menjadi target utama pesawat pengebom musuh karena posisinya yang mencolok di medan perang.
- Biaya Produksi Tinggi: Senjata ini mahal untuk diproduksi, sehingga jumlahnya terbatas meskipun sangat efektif.
Nama Panggilan dan Reputasi di Medan Tempur
Baik kawan maupun lawan mengakui kehebatan Flak 88, sehingga meriam ini mendapatkan berbagai julukan:
- “Acht-Acht” (“Delapan-Delapan” dalam bahasa Jerman) oleh pasukan Jerman.
- “The 88” oleh tentara Sekutu, yang mengenalnya sebagai senjata paling mematikan di medan perang.
- “Flak Gun from Hell” oleh kru tank Sekutu, yang sering kali tak berdaya ketika Flak 88 mulai menembak dari kejauhan.
Sejarah Keterlibatan Flak 88 dalam Konflik & Perang Dunia II
- Flak 88 pertama kali digunakan dalam Perang Saudara Spanyol (1936-1939), tetapi ketenarannya melambung selama Perang Dunia II
- Pertempuran Prancis (1940): Digunakan untuk menghancurkan tank berat Prancis yang tidak bisa ditembus oleh meriam tank standar Jerman.
- Kampanye Afrika Utara (1941-1943): Jenderal Erwin Rommel memanfaatkan Flak 88 untuk menghadapi tank-tank Inggris seperti Crusader dan Sherman.
- Pertempuran Stalingrad (1942-1943): Flak 88 digunakan sebagai senjata artileri untuk menghancurkan posisi bertahan Soviet dari kejauhan.
- Normandia (1944): Pasukan Jerman memanfaatkan Flak 88 untuk mempertahankan wilayah dari serangan tank M4 Sherman Amerika.
Baca juga : Operasi Greif: Serigala Jerman Berbulu Domba
Baca juga : Al-Malik Baibars: Sultan Mamluk yang Mengalahkan Mongol dan Tentara Salib
Fakta Menarik
- 8.8 cm Flak bukan hanya senjata defensif. Dalam beberapa kasus, senjata ini digunakan secara ofensif, seperti dalam Pertempuran El Alamein, di mana Jerman menggunakannya untuk menghancurkan pertahanan Inggris.
- Desainnya yang inovatif menjadi dasar bagi senjata-senjata artileri Jerman berikutnya, termasuk tank Tiger I yang legendaris.
- Setelah perang, beberapa 8.8 cm Flak masih digunakan oleh berbagai negara, termasuk Yugoslavia dan Suriah, hingga tahun 1960-an serta perang Vietnam untuk menjatuhkan pesawat-pesawat Amerika.
Legenda yang Tetap Hidup
Meskipun perang telah usai, Flak 88 tetap menjadi ikon dalam sejarah persenjataan. Teknologi dan konsep desainnya menginspirasi berbagai meriam anti-tank setelahnya. Bahkan hingga hari ini, replika Flak 88 masih digunakan dalam museum militer dan film dokumenter untuk menggambarkan betapa hebatnya senjata ini.
Spesifikasi (Flak 36)
Massa 7.407 kg (16.330 lb) pada posisi terpasang
Panjang 5,791 m (20 kaki)
Panjang laras 4,938 m (16 kaki 2 inci) (56 kaliber)
Lebar 2,3 m (7 kaki 7 inci)
Tinggi 2,10 m (6 kaki 11 inci) (menembak)
Awak 10
Selongsong Tetap QF 88×571mmR, Carriage Sonderanhänger 201 (Flak 18) dan Sonderanhänger 202 (Flak 36, 37, 41)
Kaliber 88 mm (3,46 inci)
Laras Satu, 32 alur dengan putaran kanan yang meningkat dari 1/45 menjadi 1/30
Recoil Hidro-pneumatik
Elevasi -3° hingga +85°, lintasan 360°
Kecepatan tembak 15–20 rpm
Kecepatan moncong 840 m/s (2.690 kaki/s)
Jarak tembak efektif : 14.860 m (16.250 yd) target darat, 8.000 m (26.000 kaki) ketinggiant efektif, Jarak tembak maksimum 9.900 m (32.500 kaki)ketinggian maksimum
Pembidik ZF.20
Baca juga : Senjata-senjata Rahasia NAZI Jerman
Baca juga : Tank Tempur Utama generasi ke-3 Krauss-Maffei Leopard 2(1978), Jerman Barat