- Kudeta 18 Brumaire: Ketika Napoleon Bonaparte Mengambil Alih Kekuasaan
- Pada 9 November 1799, sejarah Prancis dan dunia mengalami perubahan besar. Napoleon Bonaparte, seorang jenderal muda yang ambisius, berhasil merebut kekuasaan melalui kudeta yang luar biasa—tanpa pertumpahan darah. Kudeta ini, yang dikenal sebagai Kudeta 18 Brumaire, menandai awal dari era Napoleon yang akan mengubah wajah Eropa dan dunia.
- Kudeta ini bukan hanya titik balik dalam perjalanan karier Napoleon, tetapi juga mengakhiri Revolusi Prancis dan membuka jalan bagi berdirinya Kekaisaran Prancis di bawah kepemimpinan Napoleon.
ZONA PERANG (zonaperang.com) – 9 November 1799, Kudeta tidak berdarah 18 Brumaire Tahun VIII di bawah Kalender Republik Prancis, Napoleon Bonaparte yang berusia 30 tahun menggulingkan rezim revolusioner Prancis dan menjadi Konsul Pertama negara itu. Mengakhiri Revolusi Perancis 1789. Lima tahun kemudian, dia akan menobatkan dirinya sebagai kaisar.
Latar Belakang Sejarah
Setelah Revolusi Prancis yang dimulai pada tahun 1789, negara itu mengalami periode ketidakstabilan politik yang parah. Direktori, yang dibentuk pada tahun 1795, menghadapi berbagai tantangan, termasuk korupsi, ketidakpuasan publik, dan ancaman dari faksi-faksi politik yang bersaing. Ketidakmampuan Direktori untuk menangani krisis ekonomi dan ketegangan sosial menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan di kalangan rakyat.
“Direktori, pemerintahan yang terdiri dari lima orang, gagal membawa kestabilan dan keamanan. Korupsi, kemiskinan, dan konflik internal merajalela.”
Napoleon, yang telah mendapatkan reputasi sebagai pemimpin militer yang cemerlang selama kampanye di Italia, melihat peluang untuk mengambil alih kekuasaan. Dengan dukungan beberapa tokoh politik, termasuk Emmanuel Joseph Sieyès dan Pierre Ducos, Napoleon merencanakan kudeta untuk menggulingkan Direktori.
Baca juga : Kekuatan Rakyat: Ketika Demonstrasi Meruntuhkan Rezim dan Godaan Kekuasaan Menciptakan Diktator Baru
Baca juga : 9 Juli 1810, Napoleon Bonaparte mencaplok Kerajaan Belanda sebagai bagian dari Kekaisaran Prancis Pertama
Pelaksanaan Kudeta
Kudeta dimulai dengan langkah-langkah strategis untuk mengalihkan perhatian publik dari rencana kudeta. Pada pagi hari tanggal 18 Brumaire, Napoleon mengumpulkan para perwira militer untuk mendukung rencananya. Ia kemudian mengklaim bahwa ada ancaman dari faksi Jacobin yang berencana menggulingkan pemerintah. Dengan alasan tersebut, ia memindahkan tempat pertemuan legislatif ke Château de Saint-Cloud, di luar Paris.
Dengan dukungan militer yang kuat, Napoleon dan sekutunya berhasil menguasai gedung-gedung pemerintahan dan menangkap anggota Direktori yang menolak untuk mundur. Kudeta ini berlangsung tanpa pertumpahan darah yang signifikan, meskipun ada beberapa bentrokan kecil.
Dampak Kudeta
Setelah berhasil mengambil alih kekuasaan, Napoleon segera membentuk pemerintahan baru yang dikenal sebagai Konsulat. Ia menjadi Konsul Tingkat Satu dan memiliki kekuasaan eksekutif yang hampir absolut. Dalam waktu singkat, Napoleon mulai melakukan reformasi besar-besaran di Prancis, termasuk perbaikan dalam sistem hukum (Code Napoléon), pendidikan, dan administrasi pemerintahan.
Kudeta ini juga menandai akhir dari periode Revolusi Prancis dan awal dari era kekaisaran di bawah kepemimpinan Napoleon. Dengan ambisi ekspansionisnya, ia akan membawa Prancis ke dalam serangkaian konflik besar di Eropa yang dikenal sebagai Perang Napoleon.
Peta politik Eropa
Kudeta 18 Brumaire pada 9 November 1799 adalah momen penting dalam sejarah Prancis dan Eropa. Dengan kecerdasan politik dan kepemimpinan militer yang luar biasa, Napoleon Bonaparte berhasil mengambil alih kekuasaan tanpa banyak perlawanan. Peristiwa ini tidak hanya mengubah nasib Prancis tetapi juga membentuk peta politik Eropa selama beberapa dekade ke depan.
Kudeta ini juga menimbulkan kontroversi. Banyak orang menganggapnya sebagai pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip Revolusi Prancis. Napoleon sendiri kemudian akan menjadi kaisar, membawa Prancis kembali ke sistem monarki, meskipun dalam bentuk yang berbeda.
Baca juga : 18 Juni 1815, Battle of Waterloo : Kekalahan Napoleon Bonaparte dan gunung Tambora
Baca juga : 18 Agustus 1991, Kelompok garis keras Soviet melancarkan kudeta terhadap Presiden Gorbachev