ZONA PERANG(zonaperang.com) Peristiwa Madiun, adalah pemberontakan komunis terhadap pemerintah republik Indonesia dibawah pimpinan Muso Manowar/Munawar Muso di kota Madiun, sebuah kota di Karesidenan Jawa Timur, pada bulan September 1948.
Partai Komunis Indonesia (PKI) telah dinyatakan ilegal oleh Pemerintah Hindia Belanda setelah pemberontakan gagal Silungkang / Pemberontakan Malam Tahun Baru pada tahun 1926–27; secara resmi didirikan kembali pada 21 Oktober 1945, ketika Indonesia merdeka diproklamasikan setelah Perang Dunia II. Komunis melanjutkan kegiatan politik, dan beberapa pemimpin mereka memegang posisi tinggi dalam pemerintahan republik yang baru.
Baca juga : (Kekejaman PKI) Membunuh Gubernur Jawa Timur dan merebut paksa pemerintahan daerah
Baca juga : (Nyata) PKI Membumihanguskan Kampung dan meledakan Mesjid
Pada Januari 1948 pemerintahan sayap kiri Amir Sjarifoeddin digantikan oleh kabinet yang dipimpin oleh H. Mohammad Hatta yang religius nasionalis. Pemerintah Hatta berencana untuk mendemobilisasi unit-unit gerilya di bawah kendali komunis. Pihak Komunis menentang keras program tersebut; PKI menyebarkan pembentukan front nasional komunis dan menyarankan unit-unit bersenjata untuk menolak demobilisasi.
PKI juga mengkritik konsesi pemerintah republik kepada Belanda dalam Perjanjian Renville (17 Januari 1948). Ketika para pemimpin komunis sedang dalam perjalanan propaganda, komandan komunis lokal(Sumarsono dan Djoko Sujono) di Madiun mengambil inisiatif pada 18 September 1948, dan merebut kekuasaan di Madiun. Para pemimpin komunis, terkejut, terjebak oleh propaganda mereka sendiri dan tidak punya pilihan selain mendukung pemberontakan.
Pemerintah Hatta-Sukarno mengambil tindakan tegas terhadap pergolakan ini. Pemberontakan oleh Front Demokrasi Rakyat yang didalamnya terdiri dari Partai Komunis Indonesia, Partai Sosialis, Partai Buruh Indonesia, SOBSI dan Pesindo dapat dipadamkan hanya dalam waktu tiga bulan, dan sebagian besar pemimpin PKI berhasil “disingkirkan dan menemui penciptannya” atau dipenjarakan walaupun banyak juga yang mampu melarikan diri dan mencoba kembali merebut kekuasaan lewat pemberontakan 30S/PKI tahun 1965.
Baca juga : (Kekejaman PKI) Desa Cigrok, Madiun 1948 : Mengubur hidup-hidup Kiai dan guru Agama
Baca juga : Aidit, PKI atau Nasionalis Religius?