ZONA PERANG(zonaperang.com) Nama Stalin berarti “manusia baja” dan dia hidup sesuai dengan namanya. Dia mengawasi mesin perang yang membantu mengalahkan Nazisme dan menjadi penguasa kejam tertinggi Uni Soviet selama seperempat abad.
Rezim terornya menyebabkan kematian dan penderitaan puluhan juta orang. Namun, pria yang berkuasa ini memulai hidupnya sebagai anak seorang tukang sepatu pecandu alkohol dan seorang ibu yang penuh kasih sayang yang mengirimnya untuk belajar menjadi seorang pendeta.
1879, Terlahir dalam kemiskinan
Ia lahir pada 18 Desember 1879 di Gori, Georgia, di kekaisaran Rusia. Dia pertama kali bernama Iosif (Joseph) Vissarionovich Dzhugashvili.
Joseph Vissarionovich Stalin tumbuh dalam kemiskinan. Ibunya adalah seorang tukang cuci dan ayahnya seorang tukang sepatu. Keduanya beretnis Georgia . Ia adalah satu-satunya anak yang bertahan hidup setelah masa kanak-kanak. Dia terkena cacar air pada usia tujuh tahun dan memiliki wajah bopeng dan lengan kiri yang sedikit cacat.
Dia diintimidasi oleh anak-anak lain dan merasa perlu untuk membuktikan dirinya. Ayahnya adalah seorang pecandu alkohol yang sering melakukan pemukulan. Ketika Joseph muda tumbuh dewasa, cerita rakyat romantis Georgia dan tradisi anti-Rusia menarik perhatiannya.
Meski terlibat dalam banyak perkelahian, Stalin unggul dalam bidang akademis, menunjukkan bakatnya dalam kelas melukis dan drama, menulis puisi sendiri, dan bernyanyi sebagai anggota paduan suara.
1899, Pemberontak terhadap imamat
Ibu Joseph yang religius ingin dia menjadi seorang imam dan pada tahun 1895 mengirimnya untuk belajar di Tiflis, ibu kota Georgia.
Namun, Joseph memberontak dan alih-alih mempelajari kitab suci, ia malah membaca tulisan-tulisan rahasia Karl Marx dan bergabung dengan kelompok sosialis setempat. Dia mencurahkan sebagian besar waktunya untuk gerakan revolusioner melawan monarki Rusia dan kehilangan minat dalam studinya.
Melawan keinginan ibunya, Joseph menjadi seorang ateis dan sering berdebat dengan para pendeta. Pada 1899, ia akhirnya dikeluarkan dari seminari setelah gagal mengikuti ujian.
Baca juga : Penggunaan identitas agama oleh PKI : Meletusnya Pemberontakan Kaoem Merah 1926
Baca juga : 16 Juni 1948, Dakota RI-001 Seulawah : Dari Aceh untuk Republik Indonesia dan perampokan didalamnya
1901, Bandit revolusioner dan Perampok Bank
Sambil bekerja sebagai pegawai di Observatorium Meteorologi, Joseph melanjutkan aktivitas revolusionernya, mengorganisir pemogokan dan protes.
Aktivitasnya diketahui oleh polisi rahasia Tsar dan ia dipaksa untuk bersembunyi di bawah tanah. Dia bergabung dengan partai Bolshevik dan melakukan perang gerilya untuk pertama kalinya dalam Revolusi Rusia 1905.
Pertemuan pertamanya dengan Lenin/Vladimir Ilyich Ulyanov, pemimpin Bolshevik, terjadi di sebuah konferensi partai di Finlandia. Lenin terkesan dengan ‘operator bawah tanah yang kejam’ ini. Pada 1907, Joseph mencuri 250.000 rubel (sekitar 3,4 juta dolar AS) dalam sebuah perampokan bank di Tiflis untuk membantu mendanai perjuangan.
1907, Manusia baja
Joseph menikahi istri pertamanya, Ketevan Svanidze, pada tahun 1906. Ia berasal dari keluarga miskin dari kalangan bangsawan kecil.
Ketevan melahirkan putra mereka, Yakov Dzhugashvili, pada tahun berikutnya. Setelah perampokan bank Tiflis, Joseph dan keluarganya melarikan diri dari pasukan Tsar dengan pergi ke Baku di Azerbaijan.
Ketika Ketevan meninggal karena tifus pada tahun 1907, Joseph diliputi kesedihan. Dia meninggalkan putranya untuk dirawat oleh orang tua istrinya dan mencurahkan perhatian pada pekerjaan revolusionernya. Dia mengadopsi nama ‘Stalin’ yang berarti ‘baja’ dalam bahasa Rusia. Dia ditangkap beberapa kali dan diasingkan ke Siberia pada tahun 1910.
Baca juga : 18 September 1948, Madiun Affair (Pemberontakan PKI 1948)
Baca juga : 24 April 1916, Meletusnya Pemberontakan Hari Paskah di Irlandia
1917, Mengambil bagian dalam Revolusi Rusia
Lenin mengorganisir Revolusi Rusia dan menjanjikan “perdamaian, tanah, dan roti”. Stalin memainkan peran penting dengan menjalankan Pravda, surat kabar Bolshevik.
Dia dipuji sebagai pahlawan ketika membantu Lenin melarikan diri dari tentara Tsar ke Finlandia dan diangkat menjadi anggota lingkaran dalam partai Bolshevik. Ketika Tsar digulingkan, negara ini jatuh ke dalam perang saudara.
Stalin, seperti kelompok garis keras lainnya di dalam partai, memerintahkan eksekusi di depan umum terhadap para pembelot dan pemberontak. Ketika Lenin mengambil alih kekuasaan, ia menunjuk Stalin sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis. Stalin mendapatkan keterampilan baru dengan menjadi mediator bagi para pejabat di seluruh partai.
1929, Stalin mempromosikan dirinya menjadi diktator
Setelah kematian Lenin pada 1924, Stalin mulai dengan kejam mempromosikan dirinya sendiri sebagai pewaris politiknya.
Banyak orang di partai mengharapkan pemimpin Tentara Merah Leon Trotsky/Lev Davidovich Bronstein untuk menjadi penerus alami Lenin, tetapi ide-idenya terlalu idealis untuk mayoritas Partai Komunis. Namun, Stalin mengembangkan merek Marxisme nasionalisnya sendiri – “Sosialisme di Satu Negara” – yang berkonsentrasi pada penguatan Uni Soviet daripada revolusi dunia.
Ketika Trotsky mengkritik rencananya, Stalin mengasingkannya. Ide-ide Stalin sangat populer di kalangan partai dan pada akhir 1920-an, ia menjadi diktator Uni Soviet.
Baca juga : 28 Desember 1943, Operasi Ulusy : Deportasi etnis minoritas Kalmyk beragama Budha ke Siberia oleh Uni Soviet
Baca juga : Pemimpin Soviet Joseph Stalin mata-matai dan menganalisa tinja bapak pendiri komunis Cina Mao Zedong
1928-1938, Industrialisasi yang cepat & eksekusi pekerja
Pada akhir 1920-an, Stalin mencetuskan serangkaian rencana lima tahun untuk mengubah Uni Soviet menjadi negara industri modern.
Dia takut jika Uni Soviet tidak melakukan modernisasi, maka Komunisme akan gagal dan negara ini akan dihancurkan oleh negara-negara kapitalis tetangganya. Dia mencapai peningkatan besar dalam produktivitas batu bara, minyak, dan baja dan negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang masif.
Rencana-rencananya ditegakkan dengan kejam – pabrik-pabrik diberi target ketat yang tidak mungkin dipenuhi oleh para pekerja. Mereka yang gagal dikambinghitamkan sebagai perusak dan penyabot dan dipenjara atau dieksekusi sebagai musuh negara.
1928-1940, Kolektivisasi menyebabkan kelaparan besar-besaran
Ketika Stalin berkuasa, pertanian Soviet masih didominasi oleh pemilik lahan kecil dan dirundung kelaparan dan inefisiensi.
Stalin memodernisasi pertanian dengan mendorong kolektivisasi – pengelompokan lahan pertanian untuk dimiliki oleh negara. Hal ini ditentang oleh jutaan petani biasa yang terpaksa membunuh ternak dan diam-diam menimbun biji-bijian.
Sekitar lima juta orang meninggal dalam serangkaian kelaparan. Namun, Stalin percaya bahwa tujuan menghalalkan segala cara pasti berhasil dan jutaan petani kecil dibunuh atau dipenjara karenannya . Pada akhir 1930-an, pertanian sepenuhnya dikolektifkan dan produktivitas meningkat.
Baca juga : Singapura : Negeri melayu yang “hilang”, sebuah pelajaran dan ancaman demografi yang sangat menghantui
1934-39, Teror Besar Stalin
Stalin mempromosikan citra dirinya sebagai pemimpin yang baik hati dan pahlawan Uni Soviet.
Namun, ia semakin paranoid dan membersihkan partai Komunis dan Angkatan Darat dari siapa pun yang mungkin menentangnya. Sembilan puluh tiga dari 139 anggota Komite Sentral dibunuh dan 81 dari 103 jenderal dan laksamana dieksekusi.
“Catatan resmi menunjukkan 799.455 eksekusi terdokumentasi di Uni Soviet antara tahun 1921 dan 1953. Wheatcroft dan sejarawan R.W. Davies memperkirakan kematian akibat kelaparan mencapai 5,5-6,5 juta jiwa,”
Polisi rahasia secara ketat menegakkan Stalinisme dan orang-orang didorong untuk saling memberi informasi. Tiga juta orang dituduh menentang Komunisme dan dikirim ke gulag, sebuah sistem kamp kerja paksa di Siberia. Sekitar 750.000 orang dibunuh secara kejam.
1932-1943, Stalin kehilangan istri dan putranya
Pada 1919, Stalin menikahi istri keduanya, Nadezhda Alliluyeva, dan mereka memiliki dua anak – Svetlana dan Vassily.
Dia menyiksa Nadezhda dan dia akhirnya bunuh diri pada 1932. Ia memastikan kematiannya dilaporkan secara resmi sebagai akibat dari radang usus buntu. Yakov, putranya dari istri pertama, adalah seorang tentara Tentara Merah dan ditangkap pada awal Perang Dunia II.
Ketika Jerman mengusulkan untuk membebaskannya dalam pertukaran tawanan, Stalin menolak karena dia yakin putranya menyerahkan diri secara sukarela, Yakov meninggal di kamp konsentrasi Nazi pada tahun 1943.
Baca juga : 17 Juni 1940, Tiga negara Baltik yaitu Estonia, Latvia, dan Lituania diduduki Uni Soviet
Baca juga : 22 Juni 1940, Prancis menyerah kepada Hitler di Compiègne, tempat Jerman menyerah pada tahun 1918
1939, Tawar-menawar dengan Nazi
Stalin menandatangani pakta nonagresi dengan Adolf Hitler dan mereka sepakat untuk membagi Eropa Timur di antara mereka.
Ketika tentara Hitler dengan mudah mengalahkan Prancis dan Inggris mundur, Stalin mengabaikan peringatan dari para jenderalnya dan sama sekali tidak siap menghadapi serangan Blitzkrieg Nazi pada Juni 1941, yang mengoyak Polandia dan masuk ke Uni Soviet.
Tentara Soviet menderita kerugian besar. Stalin terbakar amarah atas pengkhianatan Hitler dan mundur ke kantornya tanpa bisa mengambil keputusan apa pun. Soviet Rusia lumpuh selama beberapa hari saat mesin perang Nazi melaju menuju Moskow.
1943, Mengalahkan Hitler
Dengan masa depan Uni Soviet yang berada di ujung tanduk, Stalin siap mengorbankan jutaan orang untuk meraih kemenangan atas Nazi.
Pasukan Jerman menyapu seluruh negeri dan pada Desember 1941 hampir mencapai Moskow. Stalin menolak untuk meninggalkan kota itu, memutuskan bahwa kemenangan harus diraih dengan cara apa pun.
Pertempuran Stalingrad adalah titik balik perang. Hitler menyerang kota dengan nama Stalin untuk mempermalukannya, tetapi Stalin mengatakan kepada pasukannya “Jangan mundur selangkah pun”. Mereka menderita lebih dari satu juta korban tetapi berhasil mengalahkan Nazi pada 1943. Tentara Soviet memulai dorongan panjang kembali ke Jerman dan sampai ke Berlin.
Baca juga : 7 November 1941, Pemimpin Soviet Stalin berpidato untuk melawan Jerman yang semakin mendekati Moskow
1946, Tirai Besi jatuh di atas Eropa
Stalin memainkan peran penting dalam kekalahan Jerman dan sebagian besar wilayah Eropa Timur diduduki oleh pasukan Soviet, termasuk Berlin Timur.
Stalin bersikeras bahwa negara-negara ini akan menjadi negara satelit Uni Soviet. Mantan sekutunya, Amerika dan Inggris, kini menjadi saingannya dan Churchill menyatakan bahwa “tirai besi” sedang jatuh di Eropa.
Dalam perebutan kendali ibu kota, Stalin memblokir akses masuk ke Berlin Barat yang diduduki sekutu. AS merespons dengan mengirimkan pasokan melalui udara selama 11 bulan kepada orang-orang yang terperangkap di bagian kota tersebut. Pada 29 Agustus 1949, Uni Soviet menguji coba bom atom pertamanya. Perang Dingin dimulai dengan sungguh-sungguh.
1953, Kematian Stalin dan berakhirnya sebuah era
Di tahun-tahun terakhir Stalin, ia menjadi semakin curiga, dan terus melakukan pembersihan terhadap musuh-musuhnya di dalam Partai.
Pada 1 Maret 1953, Setelah semalaman minum-minum, staf Stalin menemukannya dalam keadaan setengah sadar di lantai kamar tidur di Kuntsevo Dacha. Dia menderita pendarahan otak.
Stalin meninggal karena stroke pada 5 Maret 1953. Menurut Svetlana (Putri dari Istri kedua), itu adalah “kematian yang sulit dan mengerikan.” Banyak orang di Uni Soviet berduka atas kepergian pemimpin besar yang telah mengubah Uni Soviet dari ekonomi feodal menjadi kekuatan industri dan memainkan peran penting dalam mengalahkan Hitler.
“Ada juga permintaan dari para pejabat komunis untuk mengkanonisasi Stalin sebagai orang kudus resmi, meskipun permintaan ini tidak pernah dilaksanakan – merujuk pada penderitaan gereja di bawah kekuasaan Stalin.”
Namun, jutaan orang yang dipenjara bersorak atas kematian salah satu diktator paling kejam dalam sejarah. Pengganti Stalin, Khrushchev, mengecam diktator yang telah meninggal itu dan memulai gelombang “destalinisasi”.
“Reformasi sistem Soviet segera dilaksanakan : mengurangi proyek-proyek pembangunan massal, menempatkan penekanan baru pada pembangunan rumah, dan meringankan tingkat pajak pada kaum tani untuk merangsang produksi.”
Baca juga : Semaun, Ketua pertama PKI dan Pimpinan Badan Perancang Negara pilihan Stalin
Baca juga : 30 November 1939, Winter War : Saat Uni Soviet menginvasi Finlandia