Sejak Cina Komunis dan Taiwan memisahkan diri dari satu sama lain pada akhir Perang Saudara Cina pada tahun 1949, jalur perairan yang memisahkan mereka telah menjadi titik nyala geopolitik
ZONA PERANG(zonaperang.com) Krisis Selat Taiwan Pertama yang juga dikenal sebagai: Krisis Formosa, Krisis Selat Taiwan 1954-1955, Krisis Kepulauan Lepas Pantai, Krisis Quemoy-Matsu, dan Krisis Selat Taiwan 1955 adalah sebuah konflik bersenjata singkat antara Republik Rakyat Komunis Cina (RRC) dan Republik Nasionalis Cina (ROC) di Taiwan. Konflik ini berfokus pada beberapa kelompok pulau di Selat Taiwan yang dikuasai oleh ROC tetapi terletak hanya beberapa mil dari daratan Cina.
“Dua rival – Republik Rakyat Cina (RRC) di daratan dan Republik Cina (ROC) di Taiwan – berdiri di kedua sisi selat.”
Selat Taiwan, yang lebarnya hanya 130 kilometer (80 mil) pada titik tersempitnya, merupakan jalur pelayaran internasional utama dan merupakan jalur yang menghubungkan Taiwan yang demokratis dan memerintah sendiri dengan negara tetangganya yang otoriter.
Baca juga : Mengapa Chiang Kai-shek yang nasionalis kehilangan Cina? dan kemenangan berada di partai komunis?
Baca juga : Flying Tigers: Kisah Nyata Pasukan Udara Amerika yang Membantu Cina Melawan Jepang
Perang di Selat Taiwan
Krisis dimulai ketika RRC memulai pengeboman besar-besaran di pulau Kinmen (Quemoy) yang dikuasai Cina Nasionalis pada bulan September 1954. Pemboman kemudian diperluas ke pulau Matsu dan Tachen (Dachen). Sebagai tanggapan, Amerika Serikat dan Taipei menyetujui Perjanjian Pertahanan Bersama Taiwan-Amerika pada bulan Desember 1954.
Pada Januari 1955, RRC merebut Kepulauan Yijiangshan. Kemudian pada bulan itu, Resolusi Formosa disetujui oleh kedua majelis Kongres A.S., yang memberi wewenang kepada Presiden Dwight D. Eisenhower untuk mempertahankan Taiwan dan kepemilikannya. Angkatan Laut AS kemudian membantu kaum Nasionalis mengungsi dari Kepulauan Tachen.
Picu Kekhawatiran Global
“Krisis ini akhirnya dapat diredakan, namun membawa Cina dan Amerika Serikat ke ambang konflik langsung.”
Krisis mereda pada bulan April 1955 setelah Perdana Menteri Zhou Enlai mengutarakan niat RRC untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat pada Konferensi Asia-Afrika Bandung, dan pada bulan Mei 1955, Tentara Pembebasan Rakyat berhenti menembaki Kinmen dan Matsu. Diskusi tingkat duta besar antara Cina dan AS dimulai di Jenewa pada Agustus 1955. Isu-isu mendasar dari konflik tersebut tetap tidak terselesaikan, yang menyebabkan krisis baru tiga tahun kemudian.
Baca juga : Krisis Selat Taiwan Kedua 1958
Baca juga : Taiwan Relations Act 1979: “Payung hukum” Perlindungan Amerika ke Taiwan