- Tidak perlu menjadi seorang Muslim untuk berdiri bersama Palestina. Serta tidak perlu menjadi seorang Yahudi untuk berdiri bersama Zionis Israel
- Jika para pejuang kemerdekaan Palestina yang bahkan dengan latar belakang ideologi yang berbeda bisa bersatu, apalah lagi kita yang hanya berbeda pilihan dan pandangan politik saja.
- Perjuangan membela kebenaran itu tidak mengenal mundur ke belakang. Ia akan tetap ada dan terus melaju mencapai tujuannya, yaitu kemuliaan. Maka, perjuangan kita membela Palestina melalui jalur apa pun akan tetap melaju ke depan. Pantang bagi setiap kita untuk berbalik menarik diri dari medan laga perjuangan.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Amerika Serikat menggunakan isu Uyghur untuk menghantam China. Sementara Israel punya agenda New Middle East untuk melawan Belt and Road Initiative-nya Cina. Dalam hal ini, New Middle East tentunya ‘menguntungkan’ Barat, terutama Amerika Serikat. New Middle East ini adalah kelanjutan dari penaklukkan negara-negara di kawasan Timur Tengah yg kaya dengan sedapat mungkin tanpa menggunakan senjata.
Cina dan Rusia menggunakan isu Palestina untuk menghantam Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya di Eropa. Negara-negara bekas kolonisasi Barat yang adalah negara-negara berkembang menjadi sasarannya. Bisnis dan ekonomi menjadi pintu masuknya.
Sementara isu Rohingya dan India ‘dimainkan’ antara keduanya. Kadang dimainkan oleh Amerika Serikat, kadang juga Cina dan Rusia bermain menggunakannya. Iran berserta proxynya juga memiliki kepentingannya sendiri
Sementara pihak ‘ketiga’ (atau bahkan keempat, kelima, dst), hanya memgambil keuntungan dengan fabrikasi isu, berita, konten, dll. Tujuannya sama sekali bukan tentang kemanusiaan. Hanya tentang hitungan Dollar dan atau Yuan.
Baca juga : Israel harus menyerang Iran!
Buih dan Batu Karang
Jika kita tidak tegar laksana batu karang, kita hanya menjadi buih di lautan. Terombang-ombing ke sana dan kemari menjadi objek kepentingan.
Ini tak akan kita biarkan. Jangan sampai kita terus-menerus menjadi objek kerakusan. Jangan sampai kita hanya menjadi pion-pion dari agenda berbagai kepentingan.
Maka, menjadi teguh laksana batu karang besar yg memecah gelombang bukan pilihan. Ia adalah keharusan. Yang pada saatnya, ketika batu karang besar itu ‘bergerak’, bergeser bersamaan, kita akan membuat gelombang baru yang bukan saja melibas gelombang yang dibuat oleh pihak-pihak yg berkepentingan. Melainkan juga menjadi Tsunami yang menghantam dan menghancurkan benteng kokoh kezhaliman. Peradaban baru kita akan wujudkan.
Konstantinopel, sebagaimana Sabda Baginda telah dibebaskan setelah 825 tahun diupayakan. Tinggal satu lagi hegemoni besar terakhir sebelum kita dihadapkan dengan Hari Pembalasan.
FOKUS! Bersatu! Berjuang! Menang! Satu per satu kita tuntaskan!
Baca juga : Muhammad Al Fatih/Mehmed II : Mengapa Beliau disebut sebaik-baiknya pemimpin?
Baca juga : 11 Peperangan di Masa Rasulullah Nabi Muhammad SAW