- Bubuk Mesiu: Dari Kembang Api hingga Meriam
- Bubuk Hitam yang Mengubah Dunia: Revolusi dalam Perang dan Teknologi
- Bubuk mesiu, atau gunpowder, adalah salah satu penemuan penting dalam sejarah manusia yang telah mengubah wajah peperangan dan teknologi. Dikenal sebagai bahan peledak pertama yang diciptakan, bubuk mesiu memainkan peran kunci dalam pengembangan senjata api dan berbagai teknologi lainnya.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Bubuk mesiu, atau gunpowder, adalah salah satu penemuan paling revolusioner dalam sejarah manusia yang telah mengubah cara peperangan dan teknologi yang berkembang. Penemuan ini tidak hanya berdampak pada militer, tetapi juga pada berbagai aspek kehidupan masyarakat.
“Kesultanan Ottoman dikenal sebagai Kekaisaran Bubuk Mesiu yang besar, terkenal karena penggunaan senjata pokok ini secara meluas dalam peperangan modern sejak abad keenam belas.”
Siapa Penemunya dan Kapan Ditemukan?
Bubuk mesiu pertama kali ditemukan di Cina sekitar abad ke-9 pada masa Dinasti Tang. Dalam risalah kuno Tiongkok – Pertama kali dicatat dalam naskah Taoisme “Zhenyuan miaodao yaolüe”, disebutkan bahwa para alkemis Tao yang tengah mencari ramuan keabadian secara tidak sengaja menciptakan campuran bubuk mesiu. Campuran ini terdiri dari sulfur, arang, dan kalium nitrat (dikenal sebagai saltpeter), yang terbukti mudah terbakar dan menghasilkan ledakan kecil.
Penggunaan Awal Bubuk Mesiu
Awalnya, bubuk mesiu digunakan untuk keperluan non-militer. Penemuan ini dimanfaatkan dalam kembang api untuk upacara keagamaan, Pengobatan tradisional dan hiburan. Kembang api mencerminkan kekaguman masyarakat pada kekuatan api dan ledakan, serta dianggap memiliki kekuatan untuk mengusir roh jahat.
Baca juga : Dari Bukhara ke Samarkand: Jejak Perjuangan & Peradaban Islam di Transoxiana
Baca juga : “Trebuchet: Mesin Pengepungan Abad Pertengahan yang Mengubah Jalannya Sejarah”
Penggunaan Militer dan Penyebarannya
Pada abad ke-10, militer Cina mulai mengadopsi bubuk mesiu sebagai senjata. Mereka menciptakan bom yang bisa dilempar, Senjata api primitif: “flying fire” (fei huo), dan roket bamboo sederhana untuk melawan musuh. Penggunaan bubuk mesiu terus berkembang, dan pada abad ke-13, teknologi ini menyebar ke Timur Tengah(Pengembangan formula yang lebih efektif, Pencatatan detail dalam manual militer) dan Eropa melalui Jalur Sutra, penggunaan dalam invasi ke barat oleh Mongol, interaksi perdagangan, dan peperangan seperti Perang Salib.
‘Salah satu senjata yang terkenal adalah “panah api terbang” yang merupakan roket miniatur yang dapat menakut-nakuti musuh’
Pada abad ke-13, bubuk mesiu mulai dikenal di Eropa melalui perdagangan. Pada tahun 1280, seorang penulis Suriah, Al-Hasan Ar-Rammah, menulis tentang penggunaan bubuk mesiu dalam bukunya Book of Fighting on Horseback and with War Engines. Beberapa dekade kemudian, bangsa Arab memanfaatkan bubuk mesiu untuk menaklukkan kota Baza di Spanyol. Pada tahun 1326, Italia mulai memproduksi meriam berbahan dasar bubuk mesiu, yang menandai awal penggunaan senjata ini di Eropa.
“Al-Hassan mengklaim bahwa dalam Pertempuran Ain Jalut tahun 1260, Mamluk menggunakan “meriam pertama dalam sejarah” melawan bangsa Mongol, memanfaatkan formula dengan rasio komposisi ideal yang hampir identik untuk bubuk mesiu peledak.”
Di Eropa, bubuk mesiu mulai banyak digunakan pada abad ke-14. Bangsa Eropa menciptakan meriam(Berthold Schwarz) dan senjata api(Roger Bacon), yang segera mengubah cara berperang(akhir era ksatria berzirah). Kastil dan benteng yang selama ini menjadi simbol keamanan perlahan kehilangan daya tahannya terhadap artileri berbasis bubuk mesiu.
Penggunaan bubuk mesiu semakin meluas selama Perang Seratus Tahun 1337-1453 antara Inggris dan Prancis: penggunaan pertama bubuk mesiu dalam pertempuran tercatat dalam Pertempuran Crécy pada tahun 1346 oleh Inggris. Meriam yang menggunakan bubuk mesiu menjadi senjata utama dalam pertempuran, menggantikan metode pertahanan tradisional yang sebelumnya digunakan. Selain itu, Kesultanan Utsmaniyah juga menggunakan meriam berbahan dasar bubuk mesiu saat berhasil mengepung Konstantinopel pada tahun 1453.
Pada abad ke-16, penjajah Eropa membawa bubuk mesiu dan senjata api ke Amerika, Afrika, dan Asia, memperluas penggunaan senjata api di seluruh dunia.
Perkembangan Bubuk Mesiu dan Dampaknya
Seiring berjalannya waktu, bubuk mesiu disempurnakan untuk meningkatkan efisiensi dan daya ledaknya. Pada abad ke-18 dan 19, bahan peledak berbasis bubuk mesiu memainkan peran penting dalam Revolusi Industri. Peledakan tambang, konstruksi terowongan, dan pembangunan rel kereta api mempercepat modernisasi infrastruktur.
Namun, revolusi terbesar dalam senjata berbasis mesiu terjadi pada abad ke-19 dengan penemuan bubuk tanpa asap (smokeless powder). Bubuk ini lebih stabil, tidak menghasilkan banyak asap, dan memiliki daya ledak lebih tinggi, yang akhirnya menggantikan bubuk mesiu tradisional.
Perkembangan Terkini
Saat ini, meski bubuk mesiu tradisional telah digantikan oleh bahan peledak modern, dampaknya tetap terasa. Teknologi berbasis bubuk mesiu terus digunakan dalam bidang eksplorasi tambang, industri piroteknik, dan militer. Di dunia modern, bahan peledak modern lebih banyak dikembangkan dengan teknologi kimia dan digital untuk presisi yang lebih tinggi.
Dalam konteks militer modern, meskipun telah ada penggantian dengan bahan peledak yang lebih canggih seperti TNT dan RDX, bubuk mesiu tetap memiliki tempat dalam sejarah pengembangan senjata.
Bagian integral dalam sejarah manusia
Bubuk mesiu telah menjadi bagian integral dalam sejarah manusia, memengaruhi peradaban dari hiburan hingga peperangan. Penemuan ini tidak hanya mencerminkan kecerdikan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam tetapi juga menunjukkan bagaimana inovasi bisa membawa dampak besar bagi dunia, baik positif maupun negatif.
Baca juga : Tank Type 15 Cina: Pemburu di Medan Pegunungan dan Kekuatan Baru di Perang Modern