- Dosa-Dosa Sejarah: Amerika Serikat dan Pembersihan Suku Asli
- Halaman Belakang yang Terlupakan: Intervensi Politik AS di Negara Tetangga
- Amerika Serikat, sebagai salah satu negara yang selalu berusaha mempengaruhi dunia, memiliki sejarah yang penuh dengan kontroversi dan kejahatan terhadap suku asli Amerika serta intervensi politik dan ekonomi di benua Amerika. Dari pembersihan suku asli Amerika hingga intervensi politik dan militer di negara-negara tetangga, AS telah memainkan peran yang kompleks dan seringkali destruktif.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Amerika Serikat memiliki sejarah yang kompleks dan sering kali kontroversial di benua Amerika, yang melibatkan berbagai tindakan yang dapat dianggap sebagai “dosa” terhadap penduduk asli dan negara-negara tetangga. Dari pembersihan etnis suku asli Amerika hingga intervensi politik di negara-negara lain.
Pembersihan Suku Asli Amerika
Sejak kedatangan para penjajah Eropa, suku asli Amerika mengalami pembantaian dan pemindahan paksa yang sistematis. Pemerintah AS menerapkan kebijakan yang berusaha menghilangkan keberadaan suku-suku ini melalui berbagai cara, termasuk genosida, pemindahan paksa ke wilayah yang tidak subur, serta asimilasi budaya.
“Suku asli Amerika mengalami penindasan dan pembersihan etnis. Kebijakan seperti Trail of Tears pada tahun 1830-an memaksa ribuan suku Cherokee dan suku asli lainnya untuk meninggalkan tanah mereka, menyebabkan kematian dan penderitaan yang luar biasa. Pembersihan ini dilakukan untuk membuka lahan bagi pemukiman Eropa dan ekspansi wilayah AS.”
Peristiwa seperti Pembantaian Sand Creek dan Trail of Tears menjadi contoh nyata dari kekejaman ini. Menurut catatan sejarah, tindakan-tindakan ini mencerminkan keyakinan pada supremasi kulit putih dan keinginan untuk menguasai tanah yang dihuni oleh penduduk asli.
Baca juga : 10 Kali Amerika Menggulingkan Pemerintahan Asing
Intervensi Politik di Negara Tetangga
AS juga dikenal melakukan intervensi politik di negara-negara tetangga yang dianggap sebagai “halaman belakangnya”. Contoh paling mencolok adalah keterlibatan AS dalam kudeta di Guatemala pada tahun 1954, di mana CIA mendukung penggulingan Presiden Jacobo Árbenz. Intervensi ini dilakukan untuk melindungi kepentingan ekonomi perusahaan-perusahaan Amerika, terutama United Fruit Company.
“Contoh terkenal adalah Operasi Condor pada tahun 1970-an, di mana AS mendukung rezim militer di Amerika Selatan untuk menekan gerakan kiri dan komunis. Selain itu, AS juga terlibat dalam kudeta di negara-negara seperti Guatemala (1954), Chili (1973), dan Nikaragua (1980-an).”
Selain itu, AS terlibat dalam berbagai operasi rahasia di negara-negara Amerika Latin lainnya, termasuk Chili dan Nikaragua, untuk menggulingkan pemerintah yang tidak sejalan dengan kepentingan politiknya.
Pengaruh dan Monopoli Ekonomi
Dalam konteks ekonomi, AS telah berusaha mempengaruhi dan memonopoli perdagangan di seluruh benua. Melalui perjanjian perdagangan yang tidak seimbang dan kebijakan luar negeri yang agresif, AS sering kali mengutamakan kepentingan ekonominya sendiri di atas kesejahteraan negara-negara lain. Hal ini terlihat dalam kebijakan Monroe yang menegaskan bahwa benua Amerika adalah “halaman belakang” AS dan bahwa intervensi diperlukan untuk melindungi kepentingan negara tersebut.
“AS juga menggunakan kekuatan ekonominya untuk mempengaruhi dan memonopoli perdagangan di benua Amerika. Melalui perjanjian perdagangan seperti NAFTA (North American Free Trade Agreement), AS memastikan dominasi ekonominya di kawasan tersebut. Namun, perjanjian ini sering kali menguntungkan perusahaan besar AS dan merugikan petani dan pekerja lokal di negara-negara tetangga.”
Invasi Militer dan Konflik
AS juga terlibat dalam sejumlah invasi militer di berbagai negara, baik di benua Amerika maupun di belahan dunia lain. Contoh signifikan adalah invasi ke Panama pada tahun 1989 untuk menjatuhkan pemimpin Manuel Noriega, serta keterlibatan dalam Perang Teluk dan konflik lainnya di Timur Tengah. Tindakan-tindakan ini sering kali menuai kritik karena dianggap melanggar kedaulatan negara lain dan menyebabkan penderitaan bagi warga sipil.
“Selain intervensi politik, AS juga tidak ragu untuk menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuannya. Invasi ke Panama pada tahun 1989 untuk menggulingkan Manuel Noriega adalah contoh nyata dari penggunaan kekuatan militer AS di kawasan tersebut. Selain itu, AS juga terlibat dalam konflik di Grenada (1983) dan Haiti (1994).”
Baca juga : Kapan Penjajah Zionis Israel dan Rejim Amerika Akan Menghentikan Perang?
Penjelasan
1. Pembersihan Suku Asli di Amerika Serikat
- Ekspansi Teritorial dan Genosida
Indian Removal Act (1830):
Undang-undang ini disahkan oleh Presiden Andrew Jackson dan melegitimasi pemindahan paksa suku-suku asli dari tanah mereka di bagian tenggara AS ke wilayah barat Mississippi. Kebijakan ini menyebabkan penderitaan luar biasa, karena ribuan penduduk asli dipaksa meninggalkan rumah mereka, dengan banyak yang meninggal selama perjalanan.
Sebutan untuk perjalanan panjang dan penuh penderitaan yang dialami oleh suku Cherokee, Choctaw, Creek, Seminole, dan Chickasaw saat dipaksa pindah ke Oklahoma. Diperkirakan lebih dari 4.000 orang Cherokee meninggal akibat penyakit, kelaparan, dan kelelahan.
Peristiwa Pemusnahan Suku Asli:
Kebijakan ekspansi “barat” memicu banyak perang antara militer AS dan suku asli, yang sering diakhiri dengan pembantaian. Pemerintah AS menganggap suku asli sebagai penghalang kemajuan dan pembangunan.
-
Pembantaian Bersejarah
Wounded Knee Massacre (1890):
Terjadi di Dakota Selatan, ketika pasukan AS membantai lebih dari 250 laki-laki, perempuan, dan anak-anak Lakota Sioux yang tak bersenjata. Peristiwa ini dianggap sebagai salah satu simbol dari penindasan brutal terhadap penduduk asli.
Perang dengan Suku Indian:
Sepanjang abad ke-19, berbagai perang terjadi antara pemerintah AS dan suku asli, seperti Perang Sioux (1876–1877) dan Perang Apache (1880-an). Konflik ini mengakibatkan pengurangan drastis populasi suku asli dan hilangnya tanah adat mereka.
2. Intervensi Politik di Negara-negara Amerika Latin
Doktrin Monroe (1823)
Doktrin ini dirumuskan oleh Presiden James Monroe dengan tujuan menyatakan bahwa benua Amerika bukan lagi wilayah yang boleh dijajah oleh kekuatan Eropa. Meski awalnya bertujuan untuk melindungi negara-negara Amerika dari kolonialisasi Eropa, doktrin ini kemudian digunakan sebagai dalih untuk mendominasi kawasan dan menjustifikasi intervensi AS di negara-negara tetangganya.
-
Kudeta dan Dukungan Rezim Militer
Guatemala (1954):
CIA merancang kudeta untuk menggulingkan Presiden Jacobo Árbenz yang berhaluan kiri. Árbenz mendukung reformasi tanah yang merugikan United Fruit Company, perusahaan AS yang memiliki pengaruh besar di Guatemala. Kudeta ini membawa negara itu ke dalam periode panjang kekerasan dan pemerintahan militer.
Chile (1973):
AS mendukung kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Augusto Pinochet untuk menggulingkan Presiden Salvador Allende yang terpilih secara demokratis(Operation Jakarta). Pemerintahan Pinochet terkenal dengan pelanggaran hak asasi manusia, namun didukung oleh AS karena kebijakan ekonomi yang ramah terhadap kepentingan perusahaan AS.
-
Operasi Rahasia
Operasi Condor:
Sebuah kampanye terkoordinasi antara pemerintah militer sayap kanan di Amerika Selatan pada 1970-an dan 1980-an untuk memberantas gerakan kiri. AS, melalui CIA, memberikan dukungan intelijen, logistik, dan pendanaan.
Pendanaan untuk Diktator:
AS mendukung sejumlah diktator yang anti-komunis, seperti Rafael Trujillo di Republik Dominika dan Anastasio Somoza di Nikaragua, selama mereka sejalan dengan kepentingan geopolitik AS.
Baca juga : Amerika : Negara Diktator Berbalut Demokrasi
Baca juga : The Last of the Mohicans: Kisah Penjajahan dan Ketahanan Penduduk Asli Amerika
3. Hegemoni Ekonomi dan Perdagangan
-
Perusahaan Multinasional
United Fruit Company:
Perusahaan ini mengontrol perdagangan pisang di Amerika Tengah dan mempengaruhi kebijakan politik setempat. Istilah “Republik Pisang” muncul dari dominasi perusahaan ini yang menyebabkan pemerintah boneka muncul di negara-negara seperti Honduras, Guatemala, dan El Salvador.
Dominasi Sumber Daya:
Perusahaan-perusahaan AS mengeksploitasi minyak, mineral, dan hasil pertanian di berbagai negara, menyebabkan ketergantungan ekonomi yang merugikan kesejahteraan masyarakat lokal.
-
Perjanjian dan Sanksi Ekonomi
Kuba:
Setelah Revolusi Kuba (1959), AS menjatuhkan embargo ekonomi yang berlangsung hingga saat ini sebagai upaya untuk menggulingkan pemerintahan Fidel Castro.
Venezuela:
Sanksi ekonomi diterapkan terhadap Venezuela, terutama setelah Presiden Nicolás Maduro mempertahankan kebijakan yang tidak sejalan dengan kepentingan AS, mempengaruhi ekonomi negara tersebut secara signifikan.
4. Intervensi Militer Langsung
Invasi Grenada (1983)
AS menginvasi Grenada dengan alasan mencegah ancaman komunis dan melindungi warga negara AS. Pemerintahan kiri di bawah Maurice Bishop digulingkan, dan AS mendirikan rezim yang lebih pro-kapitalis.
Panama (1989)
Operasi Just Cause dilancarkan untuk menangkap Manuel Noriega, mantan sekutu AS yang didakwa terlibat perdagangan narkoba. Invasi ini mengakibatkan ratusan korban sipil dan kerusakan besar di Panama.
Penggunaan Militer untuk Kepentingan Strategis
AS mendirikan pangkalan militer di seluruh Amerika Latin sebagai cara untuk mempertahankan pengaruhnya, seperti di Guantanamo Bay (Kuba) dan pangkalan di Puerto Rico. Kehadiran militer ini sering kali memicu ketegangan dan protes lokal.
Dosa-dosa Amerika Serikat
Sejarah panjang intervensi dan dominasi Amerika Serikat di benua Amerika menunjukkan bagaimana kebijakan luar negeri AS sering kali menimbulkan dampak yang kontroversial dan merugikan bagi negara-negara tetangga. Dari pembersihan suku asli hingga intervensi politik dan ekonomi, tindakan-tindakan ini meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah kawasan tersebut.
Baca juga : Mengapa Amerika mendukung Israel dengan cara apapun, bertentangan dengan semua prinsip yang mereka katakan?
Baca juga : Uang Kertas, Dominasi Dollar, Penjarahan The Fed dan Penjajahan zionis Israel Atas Palestina