ZONA PERANG (zonaperang.com) – Tiongkok atau Cina saat ini bukanlah negeri 42 tahun yang lalu yang mampu ditahan saat menyerang Vietnam karena Camboja. Bukan juga negeri yang saat TRIKORA dan DWIKORA hanya mampu mengalahkan Indonesia dalam segi kuantitas bukan kualitas.
Saat ini Cina telah menjelma menjadi sebuah raksaksa ekonomi dan militer yang sangat disegani. Bergabungnya seluruh ASEAN diatas kertas tidak akan pernah mampu mengunggulinya dari semua sisi.
China sadar bahwa metode sosialis komunis tulen seperti yang diterapkan Uni soviet dalam perekonomian tidak mampu membuatnya besar. Rakyat terbanyak di muka bumi harus diberinya makan dan orang lapar dapat membuat kekacauan.
Baca Juga : 26 Desember 1991, Runtuhnya Negara Raksaksa Adikuasa Uni Soviet (Hari ini dalam Sejarah)
Negeri panda tersentak akan kemajuan teknologi militer(F-117 Stealth, Bom pintar, Rudal Jelajah, Kacamata malam, dll)yang ditampilkan amerika serta sekutunya saat perang teluk tahun 1991. Kekuatan besar konvensional Irak dapat dengan mudah dilindas dalam kurun waktu singkat. Mereka sadar bahwa akan mengalami nasib yang sama jika menghadapi kekuatan barat seperti saat perang candu yang sangat memalukan itu.
Menawarkan diri sebagai basis produksi dengan iming-iming upah rendah dan pasar yang besar membuat industri Eropa dan Amerika merelokasi basis industri mereka(level manejerial dipegang penduduk asli). Sadar belum mampu menciptakan produk berteknologi tinggi, mereka memulainya dengan karya berkualitas rendah, umum dan sepele hingga saat ini.
Baca Juga : (Kaleidoskop 2021) Amerika : Terkejut dan Pontang-panting menghadapi Cina
Barat dan Amerika menjadi semakin tergantung kepada industri dan ekonomi negara tirai bambu. Ekonominya tubuh menjadi raksaksa. Krisis Taiwan 1996 dipastikan tidak mungkin terjadi lagi karena angkatan bersenjata China telah menjadi begitu kuat saat ini karena topangan ekonominya.
Kebutuhan yang semakin tinggi akan bahan baku mentah, kebutuhan untuk melempar hasil produksi, meningkatnya jumlah penduduk dan kenangan manis akan agungnya masa lalu menciptakan BRI(The Belt and Road Initiative) / One Belt One Road- OBORatau jalur sutra perdagangan.
Baca Juga : Dinas Rahasia Inggris M16 : China Menjerat dan Menjebak Negara Miskin dan Berkembang dengan Utang
Pemberian hutang untuk pembangunan hal yang tidak dikaji secara mendalam(bandara, pelabuhan, jalan, kereta api cepat, kota tepi pantai yang mahal) dengan syarat penggunaan tenaga kerja dari China adalah hal yang umum dilakukan. Semuanya dipastikan akan berakhir dengan pengalihan kepemilikan seperti yang terjadi di Sri Langka.
Kombinasi hampir ideal makin sempurna dengan pejabat negara penerima yang korup dan mudah dipengaruhi(mis: pembelian Kapal induk Varyag di Ukraina) semakin memantabkan kuku penguasaan Cina di negara-negara tersebut.
Baca Juga : [Breaking News] EKSKLUSIF China memprotes pengeboran dan latihan militer Indonesia !!!
Sangat tipis perbedaan antara penjajahan dan penguasaan. Cina yang dahulu tidak mampu mengatakan bahwa garis putus putusnya bersinggungan dengan semua negara di ASEAN kini berani untuk mengajukan protes diplomatik dan tekanan fisik terhadap eksploitasi SDA di wilayah kedaulatan negara lain.
Siapapun yang memiliki uang dan kuasa maka cenderung untuk berbuat sesuai keinginannya. Kemungkinan yang terjadi selanjutnya hanya ada dua: China akan semakin berkuasa seperti negara-negara barat(kolonialisme langsung dan tidak langsung) atau berdiri tegak mandiri sejajar dengan semuanya.