ZONA PERANG (zonaperang.com) – Tuduhan keterlibatan Bung Karno dalam peristiwa G30S/PKI bermula dari kesaksian salah seorang ajudan presiden bernama Letnan Kolonel KKO/Marinir Geraldus Bambang Setijono Widjanarko(Ajudan Presiden Soekarno 1960-1965)
Sebelum peristiwa G30S/PKI meletus, Bambang merupakan ajudan kepercayaan Bung Karno. Boleh dikata Bambang adalah anak emas Bung Karno. “Iya dia anak emas Bapak,” kata Saelan(Wakil Komandan Cakrabirawa. Dialah orang yang terus mendampingi Bung Karno selama dua hari terkelam sejarah politik Indonesia –mulai 30 September hingga 1 oktober 1965).
Mengetahui
Dalam berita acara pemeriksaan (BAP) kepada Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Azwier Nawie dan Letnan Kolonel (CPM) Soegiardjo dari tim pemeriksa pusat (teperpu), Bambang mengatakan Bung Karno telah mengetahui rencana penculikan dan pembunuhan yang akan dilakukan Letkol Untung Samsoeri terhadap para Jendral Angkatan Darat pada malam 1 Oktober dini hari.
Bambang(9 September 1927 – 18 November 1996) mengatakan, pada malam 30 September 1965 –beberapa jam sebelum penculikan para Jendral dilakukan, Bung Karno menghadiri acara Musyawarah Nasional Teknik (Munastek) di Istora Senayan Jakarta.
Saat sedang menunggu waktu berpidato, seorang anggota Cakrabirawa dari kepolisian Adjun Inspektur Polisi (AIP) I Sogol Djauhari Abdul Muchid menghadap Bung Karno.
Surat
Sogol membawa sepucuk surat dari Komandan Batalion I Cakrabirawa Letkol Untung Samsoeri yang berisi kesiapan pasukan melakukan penculikan. Setelah menerima surat itu Bung Karno beranjak ke toilet untuk membaca surat dari Untung. “… isinya pemberitahuan dari Untung kepada presiden tentang akan dimulainya penindakan terhadap perwira tinggi angkatan darat yang tidak disenangi Bung Karno,” kata Bambang.
Tuduhan Bambang semakin liar. Dia menyebut pada 4 Agustus 1965 –dua bulan sebelum G30S/PKI terjadi, Bung Karno sempat mengadakan pertemuan khusus dengan Komandan Resimen Cakrabirawa Brigadir Jendral Sabur dan Letkol Untung di Istana. Kepada keduanya, Bung Karno meminta agar segera diambil ‘tindakan’ kepada para para jendral yang tidak loyal.
Pendapat Lain
Pernyataan Bambang memunculkan reaksi keras dari Maulwi Saelan yang mengatakan selama menjaga Bung Karno dia tidak melihat ada anggota Cakrabirwa yang datang mendekati Bung Karno. Selain itu, tambah Saelan, Bung Karno juga tidak pernah meninggalkan kursinya hingga masuk sesi pidato.
“Saya yang terus mendampingi Bung Karno dan tidak pernah meninggalkannya walaupun sebentar tidak melihat kedatangan pelayan Sogol yang menitipkan sepucuk surat yang katanya dari Untung untuk diserahkan kepada Bung Karno,” kata Saelan(8 Agustus 1926 – 10 Oktober 2016) menegaskan.
Sangat disayangkan kedua orang dekat Bung Karno tersebut sudah tidak dapat dikonfrontir untuk membuktikan keterangannya masing-masing.
Sumber : https://www.republika.co.id/
Baca Juga : Presiden Sukarno Cocok dengan Tokoh PKI Nyoto
Baca Juga : Sukarno lebih percaya PKI yang memfitnah pimpinan TNI AD, Letjen Ahmad Yani geram