ZONA PERANG (zonaperang.com) Berita kedatangan Nabi Muhammad ke Madinah menyebar dengan cepat dan terdengar luas. Berbagai kabilah di kota yang dulu bernama Yatsrib itu ramai menyambut kedatangan Rasulullah, tak terkecuali Bani Muzaynah meskipun jarak antara Madinah dan tempat Bani Muzaynah bermukim cukup jauh.
Numan merupakan kepala suku Bani Muzaynah. Dia menjadi bagian dari kelom pok Anshar yang pertama memeluk Islam sehingga membuat banyak orang ke tika itu takjub kepada Islam.
Mengajak
Pada suatu malam, Numan berkumpul bersama kelompoknya dan tetua suku mereka. Dia mengajak anggotanya untuk menyambut kedatangan Rasulullah sekaligus mendengarkan ajarannya yang penuh kebaikan, rahmat, dan keadilan.
Dia berencana berangkat pada pagi keesokan harinya. Siapa pun yang ingin ikut bersamanya, mereka harus bersiap-siap. Keesokan harinya, dia bersama 10 saudara laki-lainya dan empat ratus penunggang kuda dari Muzaynah pergi ke Madinah untuk bertemu Nabi.
Malu
Namun, dia merasa malu untuk menemui Rasulullah karena tidak memiliki hadiah yang pantas untuk umat Muslim. Maklum saja, tahun itu mereka sedang dilanda kekeringan dan kelaparan. Dampaknya, ternak dan panen pertanian mereka hancur.
Dia dikenal sebagai seorang pemimpin yang santun dalam bertutur kata. Sikap itu membuat masyarakat mengaguminya. Sikap seperti itulah yang membuat ma syarakat mengangkatnya sebagai pemimpin. Nabi amat senang dengan kedatangan Numan bersama kelompoknya.
Baca juga : Muhammad bin Maslamah, Ksatria Sang Pengawal Pribadi Rasulullah
Baca juga : Kisah Sahabat Nabi: Abdullah bin Jahsyi “Amirul Mukminin” Pertama
Tanpa keraguan
Bahkan, seluruh penduduk Madinah penuh dengan kegembiraan dengan kedatangan Bani Muzaynah. Belum pernah ada satu keluarga dengan 10 saudara laki-laki yang menerima Islam bersamaan dengan empat ratus penunggang kuda. Namun, Numan bersama kerabatnya bersyahadat ketika itu tanpa keraguan sedikit pun tentang kebenaran Islam.
Ketulusan Numan dan keluarganya dalam menerima Islam diabadikan dalam Alquran Surah at-Taubah ayat 99.
وَمِنَ الْاَعْرَابِ مَنْ يُّؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنْفِقُ قُرُبٰتٍ عِنْدَ اللّٰهِ وَصَلَوٰتِ الرَّسُوْلِ ۗ اَلَآ اِنَّهَا قُرْبَةٌ لَّهُمْ ۗ سَيُدْخِلُهُمُ اللّٰهُ فِيْ رَحْمَتِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ
Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang diinfakkannya (di jalan Allah) sebagai jalan mendekatkan kepada Allah dan sebagai jalan untuk (memperoleh) doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya infak itu suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)-Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Setelah memeluk Islam, Numan mengabdikan dirinya kepada Rasulullah. Dia menemani utusan Allah itu dalam berdakwah dengan berani. Pada masa Abu Bakar dia me miliki peran penting dalam mengakhiri fitnah.
Baca juga : Daftar Nama Besar Para Pejuang Islam Sepanjang Masa
Baca juga : 10 Februari 1258, Pasukan Mongol menduduki Bagdad : Saat warna sungai Tigris Irak berubah menjadi hitam