ZONA PERANG (zonaperang.com) Angin berhembus dingin. sedingin jiwa umat manusia yang kala itu mendengar kabar Gengis Khan( c. 1158–1162 – 18 Agustus 1227) menyerbu sepanjang daratan yang dilihatnya, termasuk dunia Islam.
Saat itu tahun 1220, Dunia Islam sedang terpecah belah. Kekhalifahan Abbasiyah tinggal simbol. Kota-kota Islam di Asia Timur mulai ditaklukan Mongol. Penduduk dibunuh, wanita dilecehkan, bangunan indah dirobohkan kecuali menara mesjid yang masih disisakan, oleh mereka yang tidak kenal peradaban.
Termasuk di kota Bukhara(saat ini Ibukota Uzbekistan), simpul ilmu pengetahuan tempat kelahiran Imam Bukhari. Sebelumnya pemimpin muslim Sultan Muhammad bin Khawarizm Syah telah kalah dalam pertempuran melawan Mongol yang cerdik.
Bukhara
Tidak lebih dari 20 ribu prajurit harus gugur di medan laga. Ia memilih untuk menyelamatkan diri berserta keluargannya dari ancaman Gengis Khan.
Setelah pertempuran itu pasukan mongol mengarahkan perhatiannya kepada kota Bukhara. Pasukan dari dataran Mongolia itu mengepung kota itu selama 15 haridan selama itu ia mengumumkan kepada penduduk agar menyerah dengan jaminan keamanan.
Baca juga : 6 Ramadhan 223 Hijriah; Teriakan Muslimah yang membuka gerbang kota Amorium
Baca juga : 25 Januari 750, Pertempuran Zab(Irak) – Puncak Pergolakan Revolusi Abbasiyah
Janji keamanan
Penduduk Bukhara yang sudah tidak memiliki pemimpin menjadi kebingungan, apakah janji itu benar-benar ada atau hanya dusta semata. Warga kota terbelah menjadi dua bagian: tetap melawan para agresor dan yang mencari aman.
Para ahli Fiqh dan ulama Bukhara memilih pendapat pertama untuk melawan Mongol dan menyalakan seruan jihad bagi masyarakat, sedangan orang-orang yang mencari aman adalah orang yang tidak mau kehilangan harta dan nyawannya.
Tragedi
Terjadilah tragedi, warga yang ingin menyerah melakukan hal yang sangat pengecut dan mengecewakan.
Genghis Khan yang terus mengepung kota meminta kepada penduduk didalamnya yang mau menyerah agar membantunya menimbun parit pertahanan yang mengelilingi kota dengan gudukan tanah agar memudahkan pasukan Mongol memasuki kota. Anehnya sebagian warga kota mentaatinya
Hari itu tiba; Genghis Khan berhasil masuk ke Bukhara bersama pasukan besarnya. tidak banyak pejuang yang tersisa setelah kekalahan sebelumnya. Hanya tinggal sebagian warga kota yang membantunya menagih janji jaminan keamanan.
Namun janji tingal janji, lain kata lain perbuatan. Sang pemimpin Mongol memutuskan untuk “membersihkan” seluruh isi kota dengan tidak menyisakan siapapun termasuk kolaborator yang telah menunjukan gudang harta negara.
Deskripsi
Ibnu Katsir mendeskripsikan tragedi itu, “pasukan Mongol membantai penduduk, yang jumlahnya hanya Allah yang tahu. Mereka menawan wanita dan anak-anak, dan melakukan hal nista pada wanita muslimin.
Memperkosa anak wanita di depan ayahnya, menodai muslimah di depan suaminya. Seluruh kota riuh dengan Isak tangis wanita, anak-anak dan lelaki. Mereka membakar sekolahan dan masjid-masjid hingga semua roboh.”
Gengis Khan saat memasuki kota dan masuk kedalam mesjid(sedang menjalankan ibadah Shalat) membunuh sang imam dan terus membunuh penggantinya hingga tidak tersisa jamaah yang tersisa karena jamaah terus menerus mengganti posisi imam yang telah dibunuh sebelumnya.
Nasib tragis ini, 38 tahun kemudian dialami pula oleh Baghdad, ketika Hulagu Khan keturunan Jengiz Khan menghancurkan metropolis intelektual abad pertengahan itu dengan bengis dan sadis.
Baca juga : 10 Februari 1258, Pasukan Mongol menduduki Bagdad : Saat warna sungai Tigris Irak berubah menjadi hitam
Baca juga : 3 September 1260, Pertempuran Ain Jalut: Runtuhnya Mitos Kedigdayan dan Awal Hancurnya Kekaisaran Mongol
Referensi :
1. Ibnu Al Atsir, Al Kamil fi At Tarikh
2. Ibnu Katsir, Al Bidayah wa An Nihayah