Abdullah bin Umar dikenal sebagai peniru Nabi Muhammad
ZONA PERANG (zonaperang.com) Beliau ini mulai mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW sejak usia 13 tahun. Di saat dia menemani ayahandanya Umar bin Khattab dalam Perang Badar. Namanya Abdullah bin Umar. Suatu ketika anak ini berharap diizinkan mendapatkan posisi paling depan sebagai pejuang. Namun, ditolak oleh Rasulullah karena usianya yang masih muda.
Meniru gaya Rasulullah
Namun, Abdullah tak menyerah, dia tetap menemani ayahnya ketika hendak hijrah ke Madinah. Dia tetap menepati janjinya di jalan Allah hingga usia senja. Abdullah dikenal sebagai sosok peniru Rasulullah. Bahkan ketika hendak shalat, dia meniru gaya Rasulullah menunggangi unta.
Baru kemudian shalat dua rakaat seperti yang dilakukan Rasulullah. Aisyah, istri Rasulullah memuji kesetiaan Abdullah. Tak seorang pun mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW, di tempat-tempat pemberhentiannya, sebagai dilakukan oleh Ibnu Umar!
Perawi hadis
Perawi hadis yang berhati-hati Karena ketekunannya selalu mengikuti langkah Nabi, dia pun sering menjadi perawi hadis. Namun, dia selalu bersikap hati-hati dalam menyampaikannya. Dia tidak akan menyampaikan hadits Rasulullah, jika tidak ingat dengan seluruh kata-kata Rasulul lah. Ini karena dia tidak ingin terselip atau berkurangnya satu huruf saja dari apa yang disampaikan Rasulullah.
Tak hanya itu, ketika memberikan fatwa, dia tetap berhati-hati dan menjaga diri. Dia pun tidak berijtihad karena khawatir fatwa yang diberikannya salah. Dia juga menolak ketika ditawari jabatan hakim oleh Utsman bin Affan. Karena amanah itu hanya ada tiga macam; hakim yang tanpa ilmu dan hakim yang menggunakan nafsu akan masuk neraka. Sedangkan hakim yang ijtihadnya benar adalah yang adil, tetapi tidak berdosa dan tidak berpahala.
Utsman berharap alasan tersebut tidak tersebar karena khawatir banyak masyarakat yang mengikuti jejaknya, sehingga tak ada lagi yang mau menerima jabatan hakim. Namun, bukan berarti tindakan Abdullah adalah kurang tepat. Karena dia berpikir masih banyak sahabat Rasulullah yang dapat memegang jabatan tersebut. Abdullah berharap untuk selalu meningkatkan ibadah dan ketaatan kepada Allah.
Menolak menjadi khalifah
Kendati berulang kali mendapat tawaran berbagai kelompok politik untuk menjadi khalifah, dia menolaknya. Hasan RA meriwayatkan, tatkala Utsman bin Affan terbunuh, sekelompok umat Islam memaksanya menjadi khalifah. Mereka berteriak di depan rumah Ibnu Umar, “Anda adalah seorang pemimpin, keluarlah agar kami minta orang-orang berbaiat kepada anda!”
Namun, Ibnu Umar menyahut: “Demi Allah, seandainya bisa, janganlah ada darah walau setetes pun tertumpah disebabkan aku.” Massa di luar mengancam: “Anda harus keluar, atau kalau tidak, kami bunuh di tempat tidurmu!”
Diancam begitu Ibnu Umar tak tergerak. Massa pun bubar. Sampai suatu ketika, datang lagi ke sekian kali tawaran menjadi khalifah. Ibnu Umar mengajukan syarat, yakni asal ia dipilih oleh seluruh kaum Muslimin tanpa paksaan.
Ikut Berperang
Perang pertama yang diikutinya adalah Perang Khandaq. Ia ikut berperang bersama Ja’far bin Abu Thalib dalam Perang Mu’tah, dan turut pula dalam pembebasan kota Makkah (Fathu Makkah). Setelah Nabi Muhammad meninggal, ia ikut dalam Perang Yarmuk dan dalam penaklukan Mesir serta daerah lainnya di Afrika.
Baca juga : Daftar Nama Besar Para Pejuang Islam Sepanjang Masa
Baca juga : Jarang Diketahui, 7 Pertempuran yang Menentukan Sejarah Dunia