Skip to content
Zona Perang – Prepare For Future War

Zona Perang – Prepare For Future War

Informasi seputar Militer, Teknologi, Film, Politik dan hal-hal Unik.

  • Beranda
  • Hari ini dalam Sejarah
  • Artikel
  • Berita
  • Film
  • Foto
  • Toggle search form
  • Dua Wajah Kahar Muzakkar: Pejuang atau Pengkhianat?
    Dua Wajah Kahar Muzakkar: Pejuang atau Pengkhianat? Artikel
  • Perang Padri, Pertempuran Antar Saudara yang Memakan Banyak Korban Jiwa
    Perang Padri, Pertempuran Antar Saudara yang Memakan Banyak Korban Jiwa Artikel
  • 2 September 1958, Angkatan Udara Soviet Tembak Jatuh Pesawat Mata-Mata AS di Armenia
    2 September 1958, Angkatan Udara Soviet Tembak Jatuh Pesawat Mata-Mata AS di Armenia Hari ini dalam Sejarah
  • SOS became the international distress signal in 1906
    November 22, 1906 : Ratification of SOS Signal as Distress Call (THIS DAY IN HISTORY) Hari ini dalam Sejarah
  • Amerika Menggulingkan Pemerintahan Asing
    10 Kali Amerika Menggulingkan Pemerintahan Asing Artikel
  • RAF E-3 diburu MiG-29
    4 Mei 1999, Saat pesawat peringatan dini E-3D AWACS Inggris Nyaris ditembak jatuh oleh MiG-29 Fulcrum Serbia Artikel
  • Abdurrahman Baswedan
    Pahlawan Nasional AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI Artikel
Ada Gaza dalam proyek Terusan Ben Gurion

Ada Gaza dalam Rencana Proyek Terusan Ben Gurion

Posted on November 5, 2023November 6, 2023 By ZP

Dengan Gaza di tangan Israel, rencana Terusan Ben Gurion akan terwujud dengan jarak yang lebih pendek dan tanpa jalur melingkar

ZONA PERANG(zonaperang.com) Israel mempromosikan jalur air Laut Merah-Laut Mediterania, Terusan Ben Gurion, sebagai saingan Terusan Suez. Menurut Israel, jarak antara Eilat, sebuah kota pelabuhan dan resor di Israel selatan di Laut Merah dekat Yordania, dan Mediterania tidak jauh dan pada kenyataannya mirip dengan jarak Terusan Suez antara Laut Merah dan Mediterania.

Israel, yang telah membombardir Gaza selama berhari-hari, memiliki tujuan untuk merealisasikan Terusan Ben Gurion, yang akan menciptakan uang dan rute baru untuk energi serta perdagangan global.

Meskipun ini merupakan ancaman langsung terhadap Terusan Suez Mesir, namun Terusan Suez lebih pendek daripada rute Israel (The Ben Gurion Canal Project) dan Terusan Suez jarang mencapai ketinggian 100 meter sehingga menjadi pilihan yang lebih baik. Pada saat yang sama, Israel mengatakan bahwa rute ini baik untuk kapal-kapal yang tidak dapat transit di Terusan Suez karena pembatasan ukuran kapal.

Setelah Barat gagal menguasai terusan Suez. Mereka memutuskan untuk membangun terusan mereka sendiri (terusan Ben Gurion) melalui Israel. Warga sipil di Palestina yang terjajah harus membayar “harga” yang mahal.

Peta topografi Terusan Ben Gurion
Peta topografi Terusan Ben Gurion

Baca juga : Ladang Gas Gaza: Apakah Alasan Sesungguhnya dari Rencana Invasi Darat Israel?

Baca juga : Perang Palestina – Penjajah Israel: 4 Kebohongan Zionis yang Terbongkar

Sejarah proposal Terusan melalui Israel

Pada pertengahan tahun 1800, Inggris mempertimbangkan usulan terusan ke Laut Merah melalui Laut Mati. Pada tahun 1855, Laksamana Muda William Allen FRS, seorang perwira angkatan laut Inggris dan seorang penjelajah mengusulkan sebuah alternatif Terusan Suez yang berjudul “Laut Mati – Rute baru menuju India.” Namun William Allen tidak mengetahui bahwa Laut Mati berada jauh di bawah permukaan laut. Idenya adalah bahwa sebuah terusan yang akan menghubungkan tiga badan air, Laut Merah, Laut Mati (kadar Galam tertinggi di dunia) dan Laut Mediterania, akan lebih murah daripada Terusan Suez yang diproyeksikan.

Amerika bermain-main dengan ide menggali terusan di seberang Terusan Suez pada tahun 1963. Hal ini direkomendasikan dalam sebuah memo yang disampaikan oleh Lawrence Livermore Patriot Laps di AS sebagai tanggapan atas keputusan yang diambil oleh Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser untuk menasionalisasi Terusan Suez pada tahun 1956.

Rencana kontroversial tersebut baru terungkap ke dunia pada tahun 1994. Proposal kontroversial AS tersebut melibatkan 520 ledakan nuklir untuk menggali lebih dari 160 mil (257km) jalur yang sangat kontroversial melalui gurun pasir Negev Israel, alih-alih menggunakan metode tradisional. Proposal yang tidak biasa itu juga mencatat bahwa proyek tersebut akan ditentang secara agresif oleh negara-negara Arab. Terusan ini akan menghubungkan Laut Mediterania dengan Teluk Aqaba (juga disebut Teluk Eilat) dan dengan demikian Laut Merah dan Samudra Hindia.

Proposal Modern

Gagasan Terusan David Ben Gurion muncul pada saat Kesepakatan Abraham (Amerika menyampaikan ide memindahkan penduduk Gaza ke Sinai Mesir) telah mengubah lanskap politik di wilayah yang sensitif ini secara radikal.

Pada tanggal 20 Oktober 2020, hal yang tidak terpikirkan sebelumnya terjadi ketika Europe Asia Pipeline Company (EAPC) milik negara Israel dan MED-RED Land Bridge yang berbasis di UEA menandatangani perjanjian untuk menggunakan pipa Eilat-Ashkelon untuk memindahkan minyak dari Laut Merah ke Laut Tengah.

Pada tanggal 2 April 2021, Israel mengumumkan bahwa pekerjaan di Terusan Ben Gurion diperkirakan akan dimulai pada bulan Juni 2021. Referensi awal tentang Terusan Ben Gurion diterbitkan sekitar dua tahun lalu dalam publikasi berbahasa Ibrani. Menurut sumber tersebut, Israel akan membangun terusan tersebut dari Eilat di Laut Merah ke Mediterania.

Eilat Ashkelon Pipeline Company adalah salah satu perusahaan paling rahasia di Israel. Menurut Financial Times, "EAPC telah beroperasi sejak pendiriannya di bawah dekrit negara yang menyelimuti urusannya dengan kerahasiaan. Israel mengatakan bahwa keputusan tersebut dikeluarkan karena alasan yang berkaitan dengan keamanan nasional.
Eilat Ashkelon Pipeline Company adalah salah satu perusahaan paling rahasia di Israel. Menurut Financial Times, “EAPC telah beroperasi sejak pendiriannya di bawah dekrit negara yang menyelimuti urusannya dengan kerahasiaan. Israel mengatakan bahwa keputusan tersebut dikeluarkan karena alasan yang berkaitan dengan keamanan nasional.

Baca juga : Pembersihan Etnis Palestina: Israel Usulkan Pengusiran Massal Warga Gaza

Baca juga : Embargo Minyak 1973-1974: Saat Dunia Islam Bersatu dan Memaksa Amerika Mundur

Dapat dilintasi 2 arah

Tidak seperti Terusan Suez, terusan Israel dapat menangani kapal-kapal yang melintas dari dua arah. Hal ini akan dicapai dengan pembuatan dua kanal. Terusan Suez yang berada di sepanjang pantai berpasir, terusan Israel akan memiliki dinding berbatu yang berarti hampir tidak memerlukan perawatan berarti.

Israel berencana untuk membangun kota-kota kecil, hotel, restoran, dan klub malam di sepanjang kanal. Setiap jalur air yang diusulkan memiliki kedalaman sekitar 50 meter dan lebar sekitar 200 meter. Terusan-terusan tersebut akan lebih dalam 10 meter dari Terusan milik Mesir. Sebuah kapal raksasa Evergreen Ever Alot (kontainer) dengan panjang 400 meter atau kapal yang memiliki lebar 102 meter: Heerema Marine SSCV Sleipnir (crane), yang merupakan perwakilan ukuran kapal terbesar di dunia, akan dapat melewati terusan tersebut. Terusan Suez memiliki panjang 193 km dan terusan trans-Israel akan memiliki panjang sekitar 100 km.

Pembangunan terusan ini akan memakan waktu sekitar 5 tahun yang melibatkan sekitar 300.000 insinyur dan teknisi yang akan direkrut dari seluruh dunia. Israel telah memproyeksikan pemasukan sekitar USD 6 miliar per tahun atau lebih dari terusan tersebut. Hal ini merupakan tambahan dari fakta bahwa Israel akan memiliki arteri perdagangan terbesar yang menghubungkan Mediterania dengan Laut Merah. Biaya pembuatan terusan ini diperkirakan antara USD 16 miliar hingga USD 55 miliar, tergantung pada sumbernya.

Terusan Ben Gurion VS Terusan Suez

Diperkirakan 12% perdagangan maritim dunia melewati Terusan Suez sehingga rute ini sangat diperlukan. Mesir seharusnya dapat membangun terusan baru yang sejajar dengan Terusan Suez atau memperluas terusan yang sudah ada dengan sepertiga biaya yang diusulkan oleh Israel.

“Terusan Ben Gurion, yang akan menjadi jalur baru bagi energi dan perdagangan global, juga berarti suatu kehancuran ekonomi dan komersial bagi pemerintahan Kairo, yang menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya dari Suez.”

Alasan utama pembangunan Terusan Ben Gurion (Bapak Pendiri negara Zionis Israel dan merupakan Perdana Menteri pertama Israel ) adalah agar kapal-kapal dagang yang berlayar dari dan ke Asia dan Eropa memiliki alternatif lain selain berlayar di ujung selatan Afrika. Rute ujung selatan Afrika lebih memakan waktu dan menghabiskan lebih banyak bahan bakar.

Pengirim harus memilih antara navigasi yang lebih cepat melalui Terusan Israel atau transit yang lebih mahal, tetapi tertunda karena waktu tunggu (bergantian), melalui Terusan Suez. Terusan Ben Gurion juga akan secara drastis mengurangi kemungkinan terjadinya krisis dalam perdagangan dunia seperti yang terjadi pada saat pemblokiran Terusan Suez.

Teruzan Suez memiliki beberapa kelemahan, antara lain: A. Lebar dan kedalaman yang terbatas B. Sistem lalu lintas yang harus dilewati bergiliran C. Biaya untuk melewati Teruzan Suez cukup mahal, yaitu sekitar $200.000 untuk kapal tanker besar
Teruzan Suez memiliki beberapa kelemahan, antara lain: A. Lebar dan kedalaman yang terbatas B. Sistem lalu lintas yang harus dilewati bergiliran C. Biaya untuk melewati Teruzan Suez cukup mahal, yaitu sekitar $200.000 untuk kapal tanker besar

Baca juga : Kisah Semut Ibrahim: Simbol Kecil dari Perjuangan Besar

Baca juga : Mengapa Israel Kebal Hukum dan Selalu Dibela Amerika dalam Menindas Palestina?

Aspek militer

Terusan Suez dibangun untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan internasional dan dibuka pada tanggal 17 November 1869. Pada tahun 1888, kekuatan maritim pada masa itu menandatangani Konvensi Konstantinopel, yang menyatakan dengan tegas bahwa terusan ini harus terbuka untuk kapal-kapal dari semua negara baik di masa damai maupun perang. Tindakan permusuhan di perairan terusan dan pembangunan benteng di tepiannya dilarang oleh konvensi tersebut. Inggris bergabung dengan konvensi ini pada tahun 1904.

Ada beberapa kejadian ketika kapal-kapal angkatan laut ditolak masuk ke Terusan Suez, termasuk penolakan terhadap kapal-kapal Angkatan Laut Spanyol selama Perang Spanyol-Amerika pada tahun 1898, Angkatan Laut Rusia selama Perang Rusia-Jepang pada tahun 1905, dan Angkatan Laut Italia selama invasi Italia ke Etiopia pada tahun 1935-36.

Dalam dua Perang Dunia tersebut, tidak ada pihak yang tidak diizinkan menggunakan terusan, tetapi Pasukan Sekutu mendominasi terusan tersebut. Israel dilarang menggunakan terusan ini setelah gencatan senjata antara Israel dan lawan-lawan nya yang menentang penjajahan pada tahun 1949.

Terusan itu sendiri merupakan medan pertempuran selama Krisis Suez 1956-57 dan Perang Enam Hari pada Juni 1967. Mesir secara fisik membarikade kedua ujung terusan selama krisis kedua yang menghasilkan hilangnya Yarusalem Timur, Gaza dan Dataran Tinggi Golan.

Ketiga syarat Konvensi Konstantinopel dilanggar selama peristiwa-peristiwa ini. Terusan dibuka kembali pada bulan Juni 1975 dan perjanjian damai antara Mesir dan Israel ditandatangani pada tahun 1979 yang mengakibatkan semua kapal, termasuk kapal-kapal dengan registrasi kolonial Israel, memiliki akses ke terusan.

Musibah kapal kontainer 2021

Selama blokade Terusan Suez pada Maret 2021, Pentagon mengatakan bahwa penghentian lalu lintas yang sedang berlangsung yang disebabkan oleh kapal kontainer yang kandas di Terusan Suez akan memengaruhi pergerakan kapal Militer A.S., tetapi menekankan bahwa Departemen Pertahanan memiliki cara alternatif untuk mendukung operasi di daerah tersebut. “Kami tidak akan berbicara tentang dampak operasional yang spesifik. Terusan Suez adalah titik kemacetan maritim yang penting, dan semakin lama jalur ini ditangguhkan, semakin besar dampaknya terhadap transit sipil dan militer. Akan tetapi, kami memiliki kemampuan alternatif untuk mengurangi dampak dan mendukung operasi kami di wilayah tanggung jawab Komando Pusat A.S. di seluruh penyumbatan yang diperpanjang,” ungkap Rebecca Rebarich, petugas urusan publik di Komando Pusat Pasukan Angkatan Laut Amerika., Armada ke-5 A.S.

Insiden ini membuat dunia memikirkan kembali respons terhadap titik-titik kemacetan. Sejumlah rute alternatif diusulkan, termasuk rute laut dan jalur darat. Israel juga mengumumkan Terusan Ben Gurion.

Terusan Ben Gurion akan memberikan Israel kebebasan dari pemerasan yang timbul dari akses ke Terusan Suez. Negara-negara Arab telah memanfaatkan Laut Merah untuk menekan Israel dan sebagai tanggapannya, Israel telah memutuskan untuk mendapatkan kontrol yang lebih besar atas Laut Merah.

Dimulai dari ujung Selatan di Teluk Aqaba, di dekat kota pelabuhan Eilat di Israel di perbatasan Israel dan Yordania, melalui Lembah Arabah sejauh sekitar 100 km antara Pegunungan Negev dan Dataran Tinggi Yordania dan berbelok ke arah Barat sebelum cekungan Laut Mati dan Laut Mati yang berada pada ketinggian 430,5 meter (1.412 kaki) di bawah permukaan laut, dan menuju ke sebuah lembah di Pegunungan Negev, kemudian menuju ke Utara lagi untuk melewati Jalur Gaza dan terhubung ke Laut Mediterania.
Dimulai dari ujung Selatan di Teluk Aqaba, di dekat kota pelabuhan Eilat di Israel di perbatasan Israel dan Yordania, melalui Lembah Arabah sejauh sekitar 100 km antara Pegunungan Negev dan Dataran Tinggi Yordania dan berbelok ke arah Barat sebelum cekungan Laut Mati dan Laut Mati yang berada pada ketinggian 430,5 meter (1.412 kaki) di bawah permukaan laut, dan menuju ke sebuah lembah di Pegunungan Negev, kemudian menuju ke Utara lagi untuk melewati Jalur Gaza dan terhubung ke Laut Mediterania.

Baca juga : Enam Alasan Mengapa Kekaisaran Ottoman Jatuh

Baca juga : 8 Konflik Kekerasan karena Air dan Perubahan Iklim, Pelajaran untuk Masa Depan

Amerika lebih cepat membantu Israel jika Terusan ini jadi

Tidak hanya negara-negara Arab, bahkan negara-negara Afrika di sekitar Laut Merah juga memiliki konflik di antara mereka sendiri dan strategi mereka untuk mengatasinya menjadi perhatian para pemangku kepentingan di Laut Merah. Negara-negara Afrika ini memiliki kedekatan budaya dan ekonomi dengan negara-negara Arab.

Potensi ekonomi strategis dan berbasis mineral dari Laut Merah bahkan menarik perhatian negara-negara besar. Di masa lalu, ini adalah area persaingan antara AS dan Uni Soviet yang masih berlanjut dengan cara yang lebih ringan.

Salah satu manfaat militer utama bagi Israel adalah memberikan pilihan strategis bagi Israel karena Terusan Ben Gurion akan sepenuhnya menghilangkan arti penting Suez bagi Militer AS jika diperlukan dalam bantuan untuk Israel.

Dampak bagi Mesir, Turki dan Cina

Sami al-Aryan, pakar politik Palestina, mengatakan bahwa proyek Ben Gurion sama tuanya dengan sejarah rezim pendudukan zionis. Ia juga menekankan kepentingan militer, ekonomi, energi, dan strategis dari terusan ini.

Menurut al-Aryan, perkembangan ini memiliki implikasi langsung terhadap Laut Aegean dan Mediterania, yang membutuhkan kerja sama antara Mesir dan Turki.

Proyek ini didorong oleh kebutuhan untuk menahan kebangkitan kekuatan ekonomi Cina, dan untuk menahan proyek yang sedang berlangsung yang dikenal sebagai “One Road, One Belt”. Proyek negeri Tirai Bambu ini bertujuan untuk membangun jalur kereta api yang dimulai dari provinsi-provinsi Tiongkok di bagian barat menuju Asia Barat dan Eropa.

Ini adalah proyek investasi bernilai miliaran dolar.  Oleh karena itu, AS berusaha menghambat jalur perdagangan China dengan menciptakan jalur alternatif untuk bersaing. Jadi, tahap perjuangan baru akan menyaksikan perang ekonomi yang bertujuan untuk mengendalikan pelabuhan dan rute perdagangan global.

Foto ruang angkasa Kanal Suez dan Rencana Kanal Ben Gurion
Foto ruang angkasa Kanal Suez dan Rencana Kanal Ben Gurion

Baca juga : 9 Desember 1987 : Gerakan Intifada Palestina pertama pecah (Hari Ini Dalam Sejarah)

Baca juga : 16 Mei 1916, Sykes–Picot Agreement : Perjanjian yang membagi Utsmaniyah dan menjadi awal konflik Timur Tengah hingga saat ini

0Shares
Artikel Tags:Amerika Serikat, Cina, Gaza, Israel, Mesir, Terusan Ben Gurion, Terusan Suez, Turki

Navigasi pos

Previous Post: Nelson Mandela, Sang ‘Teroris’ Bagi Barat Tetapi Pahlawan untuk Afrika Selatan serta Kemanusiaan
Next Post: Menteri Zionis Amichay Eliyahu: Menjatuhkan Bom Nuklir Di Gaza adalah Opsi di atas Meja

Related Posts

  • Ekspansi Kolonial Jerman: Dari Afrika hingga Pasifik
    Ekspansi Kolonial Jerman: Dari Afrika hingga Pasifik Artikel
  • F-4E and Mig-19
    (Sebaiknya Anda tahu) Rekor kecepatan Tertinggi saat menembak jatuh lawan di udara Artikel
  • Southeastern Anatolia Project (GAP): Proyek Ambisius Turki untuk Mengendalikan Air di Timur Tengah
    Southeastern Anatolia Project (GAP): Proyek Ambisius Turki untuk Mengendalikan Air di Timur Tengah Artikel
  • tigray_ethiopia
    Krisis Tigray di Ethiopia: Apa yang terjadi? – penjelasan dalam versi pendek, sedang, dan panjang Artikel
  • TNI-AD M113
    M113 (1957) Amerika Serikat, “Battle Taxi” Pasukan darat Artikel
  • Raja Sulaeman
    Tahukah Anda? Ibukota Manila, dulu bernama “Fi Amanilah” Artikel
  • 2S4 Tyulpan
    Mortir berat 2S4 Tyulpan M-1975 (240mm), Uni Soviet : Sang penghancur Kota dan benteng Lawan Artikel

Recent Posts

  • Fakta yang Tak Terbantahkan: Jejak Kebohongan dalam Sejarah Intervensi Amerika Serikat
  • Ketika Barat Melemah: Akankah Zionis Israel Berpaling ke Cina sebagai Pelindung Baru?
  • Indramayu, Cirebon, dan Pantura: Mengapa Lebih Jawa daripada Sunda?
  • Setelah Iran Melemah: Mengapa Pakistan, Türkiye, dan Indonesia Jadi Sorotan?
  • Inception: Menyelami Dunia Mimpi dan Realitas Tanpa Batas
Tidak ada komentar untuk ditampilkan.

Archives

  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Artikel
  • Beranda
  • Berita
  • Film
  • Foto
  • Hari ini dalam Sejarah
  • Tokoh
  • Uncategorized

Categories

  • Fregat serbaguna kelas Laksamana Gorshkov (2010), Rusia
    Fregat serbaguna kelas Laksamana Gorshkov (2010) : Kekuatan Masa Depan Angkatan Laut Rusia Artikel
  • Kapal angkut serang amfibi kelas San Antonio LPD 17
    Kapal angkut serang amfibi kelas San Antonio LPD 17 (2003), Amerika Serikat Artikel
  • Belarusia mengincar rudal SS-26 Iskander(Stone) di tengah krisis perbatasan dengan Polandia Berita
  • Baris atas dari kiri: Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mantan jenderal Benny Gantz, Menteri Pertahanan Yoav Gallant; Baris kedua dari kiri: Aryeh Deri, Gadi Eisenkot dan Ron Derme
    Bubarnya Kabinet Perang Israel, Apa yang telah Terjadi? Berita
  • 9 NOVEMBER 1989, Runtuhnya Tembok Berlin yang Memisahkan Jerman
    9 NOVEMBER 1989, Runtuhnya Tembok Berlin yang Memisahkan Jerman Hari ini dalam Sejarah
  • Mengapa Indonesia Tidak Boleh Menormalisasi Hubungan dengan Penjajah Israel?
    Mengapa Indonesia Tidak Boleh Menormalisasi Hubungan dengan Penjajah Israel? Artikel
  • Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh
    Kisah Sahabat Nabi Abdullah bin Sa’ad : Pemalsu Wahyu Hingga Mampu Islamkan Tunisia Artikel
  • Brigadir Jenderal TNI Mustafa Sjarief Soepardjo atau Soepardjo (23 Maret 1923 – 16 Mei 1970) adalah Komandan TNI Divisi Kalimantan Barat yang memiliki peran penting dalam peristiwa Gerakan 30 September.
    Brigjen Soepardjo, Komandan Militer yang menjadi gembong pemberontakan Komunis G30S/PKI 1965 Artikel
  • Pahlawan Nasional Adnan Kapau Gani : Dokter, Bintang Film, Politisi dan tokoh militer Indonesia Artikel

Copyright © 2025 Zona Perang – Prepare For Future War.

Powered by PressBook News WordPress theme