Ibnu Fadlan, petualang Muslim, pernah ekspedisi ke kawasan Kaum Barbar
ZONA PERANG (zonaperang.com) Film The 13th Warrior/The Thirteenth Warrior bercerita tentang perjalanan Ibnu Fadlan ke sebuah negeri di tepi Sungai Volga, sungai terpanjang di Eropa. Dalam film itu, Ibnu Fadlan diperankan aktor ternama, Antonio Banderas/José Antonio Domínguez Bandera .
Penulis Jurrassic Park
Film yang dirilis pada 1999 ini diadaptasi dari novel berjudul Eaters of the Dead, karya Michael Crichton. Dia adalah penulis fiksi ilmiah kawakan asal Amerika yang juga terkenal dengan karyanya seperti Jurrassic Park, Congo, Rising Sun, The Lost World. Plot dalam film ini bermula ketika Ibnu Fadlan jatuh cinta pada seorang wanita.
Hal itu merupakan sebuah kesalahan besar karena wanita yang digambarkan sekilas bergaun merah dan bercadar itu adalah istri khalifah. Karena itulah, atas bisikan jenderalnya, sang khalifah pun menyiapkan sebuah “hukuman” kepada Ibnu Fadlan, yaitu membuangnya sebagai duta Baghdad ke kawasan utara negeri yang dihuni kaum barbar.
Menggabungkan dua cerita dari ruang dan waktu berbeda
Dari penelisikan Republika.co.id, Michael Crichton menggabungkan dua cerita dari ruang dan waktu berbeda ke dalam novelnya. Keduanya adalah cerita tentang perjalanan Ibnu Fadlan dan cerita tentang Bulywif atau Beowulf, seorang hero legendaris suku Jerman utara. Ia merupakan bangsa Viking, yang mendiami Gotaland–kini Swedia.
Ciri barbar kanibal yang menjadi musuh dalam film The Thirteenth Warrior tersebut sama dengan kisah tentang Beowulf. Nama demon itu adalah Grendel. Dalam epik Anglo-Saxon, monster Grendel menyerang Istana Raja Hroogar di Heorot.
Beowulf pun menjadi pahlawan pembela takhta Hroogar, raja Denmark kuno abad ke-6 M. Kisah ini pun sudah difilmkan pada 2005 lalu dengan judul Beowulf and Grendel dan pada 2007 dengan judul Beowulf.
Baca juga : Daftar Nama Besar Para Pejuang Islam Sepanjang Masa
Baca juga : Yusuf bin Tasyfin : Pahlawan Muslim pembalik keadaan di Andalusia
Kisah historis Ibnu Fadlan
Adapun Ibnu Fadlan, yang nama lengkapnya adalah Ahmad Ibnu Fadlan Ibnu al-Abbas ibn al-Rasyid ibn Hammad, hidup pada abad ke-10. Alhasil, ada jarak hampir 400 tahun antara masa hidup Beowulf dan Ibnu Fadlan.
Kedua tokoh itu dipadukan dalam film The Thirteenth Warrior, dengan latar waktu masa hidup Ibnu Fadlan, dengan musuh yang juga diambil dari masa Beowulf.
Kisah historis Ibnu Fadlan bermula ketika Khalifah al-Muqtadir, yang berkuasa di Baghad pada 908-932 Masehi, mengutusnya ke Kerajaan Volga Bulgaria. Namun, bukan karena melirik istri khalifah yang membuat Ibnu Fadlan harus menempuh perjalanan darat sejauh 4.000 kilometer itu, melainkan misi diplomatik, keagamaan, dan pertahanan. Ada 5.000 orang yang bersama Ibnu Fadlan dalam karavan besar yang menggunakan 3.000 tunggangan.
Mengajari hukum Islam
Bangsa Bulgaria yang mendiami dan mendirikan kerajaan di kuala Sungai Volga dan Sungai Kama telah memeluk Islam. Menurut catatan Arthur Koestler dalam bukunya, The Thirteenth Tribe, misi utama Ibnu Fadlan adalah mengajari masyarakat Volga Bulgar yang baru masuk Islam tentang doktrin dan hukum Islam, membangun masjid, dan membangun benteng pertahanan.
Pembangunan benteng merupakan permintaan Raja Volga Bulgaria kepada Khalifah al-Muqtadir. Saat itu, Khazaria merupakan imperium terkuat di Eurasia, yang menjadi ancaman bagi tetangganya.
Orang Bulgaria berasal dari Azov
Sekadar informasi, orang Bulgaria berasal dari Azov, di utara Laut Hitam. Setelah dikalahkan Khazaria pada abad ke-6, orang Bulgaria mengembara ke dua arah. Sebagian menuju utara ke tepian Sungai Volga dan Kama, dekat Pegunungan Ural. Sebagian lainnya menuju ke barat, mendiami kawasan tepian Sungai Danube, yang merupakan negara Bulgaria saat ini.
Tak seperti orang Bulgaria yang mendiami tepian Sungai Danube, yang memeluk agama Kristen Ortodoks Yunani, orang Bulgaria di utara memilih memeluk Islam. Bahkan, pada abad ke-10 kerajaan ini menjadikan Islam sebagai agama negara. Saat ini wilayah Kerajaan Volga Bulgaria meliputi enam republik di bawah federasi Rusia, yaitu Tatarstan, Bashkortostan, Chuvashia, Mari El, Mordovia, dan Udmurtia.
Dalam perjalanannya, Ibnu Fadlan bertemu dengan berbagai bangsa. Namun, catatan paling menarik tentang Khazar, Turk, Bulgaria, dan bangsa Rus. Ibnu Fadlan sempat bertemu bangsa Viking di sekitar Volga Bulgar, seperti dalam film The Thirteenth Warrior. Namun, dalam catatannya, Ibnu Fadlan menyebut mereka orang Rus atau Russiyah. Mereka datang ke sana untuk berdagang.
Sosok setinggi pohon kurma
Ibnu Fadlan menggambarkan mereka sebagai sosok setinggi pohon kurma, berambut pirang, berkulit kemerahan, menato badannya dari jari tangan hingga ke leher, dan biasa mempersenjatai dirinya dengan kapak dan pedang panjang. Kendati mereka mempunyai kebiasaan menjijikkan dan vulgar, Ibnu Fadlan memujinya karena mereka memiliki bentuk badan sempurna.
Bukti bahwa orang Russiyah yang ditulis Ibnu Fadlan itu adalah orang Viking terlihat dari kebiasaannya, yaitu mengkremasi mayat di kapal dan membakarnya berikut kapal dan wanita pendamping sang mayat.
Kisah pahlawan Viking
Catatan Ibnu Fadlan, pandangan mata Ibnu Fadlan ini diakui para sejarawan sebagai yang terlengkap tentang Volga Viking. Inilah yang diduga menginspirasi Michael Crichton untuk mengawinkan kisah pahlawan Viking, Beowulf, dengan perjalanan Ibnu Fadlan.
Namun, pengorbanan manusia saat itu bukan hanya dilakukan oleh orang Rus, melainkan juga oleh orang Bulgar dan Khazar. Orang Bulgar yang menjadi sasaran dakwah Ibnu Fadlan, saat menganut pagan(penyembah berhala), masih terbiasa melakukan pengorbanan manusia. Biasanya orang terbaik dan terpintar yang dipilih, lalu digantung sampai membusuk, sebagai persembahan kepada dewa.
Namun, menurut Arthur Koestler, pengorbanan manusia juga dilakukan di Khazar, termasuk ritual pembunuhan raja pada akhir masa pemerintahannya. Dia menyayangkan Ibnu Fadlan dilarang memasuki ibu kota Khazar.
Ibnu Fadlan adalah seorang muballigh dan ahli fikih
Menurut catatan Judith Gabriel dalam Among the Norse Tribes: The Remarkable Account of Ibn Fadlan, Ibnu Fadlan adalah seorang muballigh dan ahli fikih (faqih) di Khilafah Abbasiyah. Dia meninggalkan Bagdhad pada 21 Juni 921.
Dia menempuh perjalanan sedikit memutari Laut Kaspia dan tidak melalui celah antara Laut Kaspia dan Laut Mati, di mana pusat kekuasaan Khazaria berada. Dia melalui Bukhara, kemudian timur laut Persia. Hampir setahun berjalan dan menjelajah hingga kawasan Pegunungan Ural, dia baru tiba di Volga Bulgar pada 12 Mei 922.
Baca juga : 24 April 1877, Perang Rusia-Turki : Kekaisaran Rusia menyatakan perang terhadap Turki Utsmani