Artikel

Barbar atau Berber? Bangsa Pejuang yang Ditakuti Eropa

  • Suku Bangsa Barbar: Sejarah, Stigma, dan Kehebatan yang Terlupakan
  • Dari Tariq ibn Ziyad hingga Prajurit Perancis: Perjalanan Suku Berber
  • Istilah “Barbar” sering kali digunakan untuk menggambarkan kelompok masyarakat yang dianggap primitif, kasar, dan tidak beradab. Stigma ini melekat kuat pada suku bangsa Barbar, terutama dalam narasi sejarah yang didominasi oleh perspektif Eropa. Namun, benarkah suku Barbar hanya sekadar kelompok perusak dan penjarah?

ZONA PERANG (zonaperang.com) Suku bangsa Barbar, atau yang dikenal sebagai Berber, adalah salah satu kelompok etnis tertua di Afrika Utara. Mereka mendiami wilayah yang kini menjadi Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya, Mali, hingga bagian barat Mesir dan sebagian Mauritania. 

“Apakah benar mereka bangsa yang “biadab” seperti yang dicitrakan oleh Barat? Ataukah ini hanya upaya pihak yang kalah untuk menutupi keperkasaan bangsa ini?”

Nama “Barbar” sendiri berasal dari kata Yunani “barbaros,” yang berarti “asing” atau “tidak beradab.” Namun, istilah ini kemudian diadopsi oleh bangsa Romawi dan Eropa untuk menstigmatisasi mereka sebagai bangsa yang primitif dan biadab. Padahal, kenyataannya, peradaban Barbar justru kaya akan sejarah, budaya, dan kontribusi besar bagi dunia.

Baca juga : 22 Juni 1941, Operation Fritz / Barbarossa dimulai : Invasi Nazi Jerman ke Uni Soviet dan negara penyokongnya

Baca juga : Afganistan: Kuburan bagi Bangsa-Bangsa Penjajah

Asal-Usul dan Daerah Kekuasaan Bangsa Berber

Suku Berber telah menempati wilayah Afrika Utara sejak zaman kuno, jauh sebelum kedatangan bangsa Arab. Mereka dikenal sebagai Amazigh, yang berarti “manusia merdeka” atau “orang bebas.” Kehidupan mereka tersebar dari pegunungan Atlas hingga Sahara, dengan beragam kelompok suku yang memiliki budaya dan bahasa sendiri. Bahasa mereka, Tamazight, adalah salah satu bahasa tertua di dunia yang masih digunakan hingga hari ini.

“Suku Barbar bukanlah entitas tunggal, melainkan sebutan kolektif untuk berbagai kelompok etnis yang mendiami wilayah Afrika Utara. Mereka terdiri dari berbagai suku seperti Berber, Moor, dan lainnya, yang memiliki bahasa dan budaya yang berbeda-beda.”

Dalam sejarah, suku Berber memiliki kerajaan dan pemimpin besar, seperti:

  • Kerajaan Numidia yang pernah menjadi sekutu dan musuh Romawi.
  • Kerajaan Mauretania, yang menjadi bagian penting dari perdagangan Mediterania.

Namun, puncak ketenaran mereka dalam sejarah dunia terjadi pada abad ke-7.

Peran Bangsa Berber dalam Penaklukan Islam

Pada tahun 711 M, seorang jenderal Berber bernama Tariq ibn Ziyad (Thariq bin Ziyad), yang memimpin pasukan Muslim atas perintah Khalifah Umayyah, menyeberangi Selat Gibraltar dan menaklukkan semenanjung Iberia (Spanyol & Portugal) dari tangan kerajaan Visigoth.

Keberhasilannya dalam Pertempuran Guadalete menjadi awal dari lebih dari 700 tahun kekuasaan Islam di wilayah tersebut. Bukit tempat pasukannya mendarat di Spanyol kemudian dikenal sebagai “Jabal Tariq”, yang kini menjadi Gibraltar.

Tariq ibn Ziyad memainkan peran penting dalam pembentukan Kekhalifahan Umayyah di Iberia, yang kemudian dikenal sebagai Andalusia. Penaklukan ini membawa kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan budaya di wilayah tersebut.

Namun, meskipun bangsa Berber memiliki peran besar dalam penyebaran Islam di Afrika Utara dan Eropa, mereka sering kali dipandang sebagai “orang kedua” dalam kekhalifahan, memicu ketidakpuasan yang kemudian menyebabkan lahirnya dinasti Berber seperti:

  • Dinasti Almoravid
  • Dinasti Almohad
  • Dinasti Marinid

Baca juga : Al-Malik Baibars: Sultan Mamluk yang Mengalahkan Mongol dan Tentara Salib

Baca juga : Hassan bin Nu‘man ; Juru dobrak Muslim saat hadapi suku barbar di Afrika

Stigma “Barbar”: Mitos atau Propaganda?

Istilah “Barbar” sebenarnya berasal dari bahasa Yunani “Barbaros”, yang digunakan oleh bangsa Yunani dan Romawi untuk menyebut siapa pun yang bukan bagian dari peradaban mereka.

Seiring waktu, kata ini mendapatkan konotasi negatif sebagai sesuatu yang liar, primitif, dan tidak beradab. Ketika Eropa mengalami kekalahan dari kekuatan Islam di Spanyol, mereka mulai menciptakan narasi bahwa bangsa Berber adalah biadab dan ganas, meski faktanya mereka memiliki budaya dan organisasi militer yang sangat maju.

Bahkan di Indonesia, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mengartikan “barbar” sebagai sifat yang kasar, kejam, dan tidak beradab, yang mencerminkan bagaimana stigma tersebut menyebar luas. Hal ini menunjukkan bagaimana narasi sejarah sering kali ditulis oleh pihak yang menang, sementara pihak yang kalah dihapus atau distigmatisasi.

Suku Berber memiliki warisan budaya yang kaya dan unik. Mereka dikenal dengan seni, musik, dan tarian tradisional yang berwarna-warni. Bahasa Berber, yang terdiri dari beberapa dialek, diakui sebagai bahasa resmi di beberapa negara Afrika Utara. Selain itu, mereka juga memiliki arsitektur tradisional yang khas dan teknik pertanian yang inovatif.

Bangsa Berber dalam Militer Prancis dan Perang Dunia

Pada abad ke-19, ketika Prancis menjajah Afrika Utara, mereka menemukan bahwa orang Berber memiliki kemampuan militer yang luar biasa. Oleh karena itu, mereka banyak direkrut ke dalam pasukan kolonial Prancis, terutama dalam Resimen Zouave dan Pasukan Spahi.

Peran mereka juga sangat besar dalam Perang Dunia I & II, di mana mereka bertempur di berbagai front, dari Eropa hingga Timur Tengah. Meski banyak yang berjuang untuk Prancis, kemerdekaan bagi tanah air mereka tetap menjadi perjuangan yang panjang.

Jenderal Franco dan Bangsa Berber dalam Perang Saudara Spanyol

Jenderal Francisco Franco, pemimpin fasis Spanyol, menggunakan ribuan tentara Berber dalam Perang Saudara Spanyol (1936-1939). Mereka menjadi pasukan garis depan dalam upaya Franco merebut kekuasaan dari pemerintahan Republik Spanyol.

Pasukan Berber dikenal keras, disiplin, dan tak kenal takut, membuat mereka menjadi alat perang yang efektif dalam konflik brutal ini. Hal ini menunjukkan bahwa suku Barbar memiliki kemampuan militer yang tidak bisa diremehkan.

Suku Bangsa Barbar: Antara Stigma, Sejarah, dan Keperkasaan di Medan Perang

Bangsa Berber bukanlah suku primitif seperti yang digambarkan oleh propaganda Barat. Mereka adalah pejuang tangguh, pelaut ulung, pemimpin militer, dan pembangun peradaban yang pernah menguasai sebagian besar Afrika Utara dan Spanyol. Kontribusi mereka dalam sejarah, khususnya di bidang militer dan penyebaran Islam di Eropa, tidak bisa diabaikan.

“Stigma yang melekat pada mereka adalah hasil dari persaingan kekuasaan dan upaya untuk merendahkan peradaban lain. Dengan memahami sejarah suku Barbar secara lebih komprehensif, kita dapat menghindari generalisasi yang keliru dan menghargai keragaman budaya serta peradaban di dunia.” 

Hingga hari ini, mereka tetap mempertahankan bahasa dan budaya mereka, terutama di wilayah Maroko dan Aljazair, di mana masih banyak komunitas Berber yang hidup dengan tradisi leluhur mereka.

Sejarah telah membuktikan bahwa mereka bukan bangsa “biadab”, tetapi pahlawan yang terlupakan.

Referensi

  • Said, Edward. (1978). Orientalism. Pantheon Books.
  • Kennedy, Hugh. (1996). Muslim Spain and Portugal: A Political History of al-Andalus. Routledge.
  • Porch, Douglas. (1982). The Conquest of Morocco. Knopf.
  • Windrow, Martin. (2010). Our Friends Beneath the Sands: The Foreign Legion in France’s Colonial Conquests 1870-1935. Weidenfeld & Nicolson.

Baca juga : Film Lion of the Desert : Perjuangan guru mengaji yang ahli gerilya dalam menghadapi penjajahan Italia di Libya

Baca juga : Kisah Sahabat Nabi: Abdullah bin Zubair, Penakluk Barbar Afrika

ZP

Recent Posts

Perempuan Palestina: Pilar Perlawanan Melawan Pendudukan di Women’s History Month

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Palestina, perempuan telah memainkan peran yang sangat penting, tidak hanya sebagai…

20 jam ago

Operation Mongoose: Upaya Rahasia Amerika untuk Menggulingkan Fidel Castro

Proyek Kuba dan Upaya Rahasia untuk Menaklukkan Komunisme di Belahan Barat Operasi Mongoose, atau Proyek…

2 hari ago

Solidaritas untuk Palestina: 5 Aksi Nyata yang Bisa Kita Lakukan

Lawan Penindasan! Begini Cara Anda Bisa Membantu Palestina Lima Langkah Konkret untuk Mendukung Palestina dari…

3 hari ago

Southeastern Anatolia Project (GAP): Proyek Ambisius Turki untuk Mengendalikan Air di Timur Tengah

Air Sebagai Senjata: Bagaimana Proyek Anatolia Tenggara Mengubah Dinamika Geopolitik Dari Pembangunan ke Penguasaan: Dampak…

4 hari ago

27 Februari 2019: Saat PAF dan IAF Bertempur di Langit Kashmir

Operasi Swift Retort vs Operasi Bandar: Analisis Pertempuran Udara India-Pakistan Aset IAF tidak berada di…

5 hari ago

Yak-141 “Freestyle”: Jet Soviet yang Menginspirasi F-35B Lightning

Pioneering Flight: The Story of Yak-141 and Its Influence on F-35B Development Yak-141: Jet Tempur…

6 hari ago