Thariq No Way Home?Apakah Thariq benar-benar menbakar kapalnya?
ZONA PERANG(zonaperang.com) – Menurut sejarawan Dr. Abdul Halim Uwais, kisah Thariq membakar kapal-kapalnya baru ditemukan 450 tahun setelah pembebasan Andalusia.
Sejarawan Eropa sejak dahulu hingga saat ini mengabadikan sebagai”pembakar kapal”. Memimpin 7-12 ribu prajurit, Thariq bin Ziyad Bersama pasukannya berangkat dari Afrika Utara menyebrangi selat Gibraltar menuju semenanjung Iberia. Kapal-kapal berlabuh indah nan gagah.
Pidato Thariq yang Terkenal…
Yang terkenal dalam peristiwa hebat ini, katanya adalah sesampainya pasukan muslimin di daratan Andalusia(Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) untuk pertama kali, Tariq bin Ziyad malah membakar kapal-kapalnya. Kemudian dengan lantang ia berkata. “Wahai pasukanku! Lautan ada di belakangmu dan musuh ada di depanmu! Tidak ada pilihan lain selain berjuang!”
Ternyata riwayat sejarah tentang pembakaran kapal sama sekali tidak ada dalam literatur sejarawan muslim di masanya. Kisah tersebut hanya diabadikan para sejarawan Eropa.
Menurut Dr. Raghib Sijani, banyak penulis sejarah di Eropa yang tidak objektif dalam membahas peristiwa Thariq yang masuk ke Andalusia dan meraih kemenangan besar. Logika mereka tidak dapat menerima bahwa pasukan yang kecil dapat menang melawan kekuatan yang jauh lebih besar.
Baca juga : Daftar Nama Besar Para Pejuang Islam Sepanjang Masa
Baca juga : Ada sebuah idiom terkenal dari banyak sejarawan, “Andalusia tidak jatuh dalam semalam.”
Ketika Taric el Tuerto (Sebutan Spanyol untuk sang legenda) serta pasukannya sampai di Al-Andalus kemudian dengan sangat mengejutkan mampu memenangkan pertempuran Guadalete antara 7-12 ribu muslimin melawan 50-100 ribu tantara tantara Visigoth pimpinan raja Roderick sejarawan dibuat bingung, “Kok bisa?”
Akhirnya dibuatlah satu mitos sejarah bahwa “Tariq mensengaja membakar kapalnya agar ia bias memaksa pasukannya berperang. Jadi wajar saja pasukan itu menang karena mereka tidak punya pilihan lain dan dipaksa oleh panglima mereka.”
Faktanya, Tariq bin Ziyad tidak pernah memerintahkan untuk membakar kapal pasukannya sendiri sebab hal itu dianggap tidak berguna dan sia-sia serta di dalam Islam tidak pernah mengajarkan pemaksaan dalam berjuang. Penjelasan ini ada dalam kitab ‘Ihraq Tariq Li As Sufun Wahm Am Haqiqah’ dan tulisan-tulisan sejarawan muslim kontemporer yang berhasil membedah mitos-mitos sejarah seperti Dr. Ragrib Sirjani dan Jihad Turbani.
Jadi Mitos pembakaran kapal dihembuskan oleh mereka yang tidak suka dengan pembebasan Andalusia di masa lalu, untuk menutupi ketakjuban penulis sejarah, “bagaimana bias sedikit pasukan menang?”
Diciptakan sebuah penyataan seakan-akan “wajar pasukan muslim menang, mereka dipaksa oleh Tariq dengan kejam tanpa boleh mundur selangkahpun.”
“Tidak wajar”, kata sebagian sejarawan.
Baca juga : Diponegoro (11 November 1785 – 8 January 1855)Bendara Raden Mas Mustahar ꦢꦶꦥꦤꦼꦒꦫ
Baca Juga : 15-20 Agustus Tahun 636, Kemenangan Besar Perang Yarmouk(Great Victory of Yarmouk)
Refrensi:
- Generasi Salahudin
- Ihraqu Thariq Lis Sufun, Dr Abdul Halim Uwais
- Tazwir At Tarikh, Dr Raghib Sirjani
- Miah Udzama, Jihad Turbani