Artikel

Cessna A-37 Dragonfly: Pesawat Tempur Ringan dengan Sejarah Besar

  • Dari Pelatihan ke Pertempuran: Evolusi Cessna A-37 Dragonfly
  • Cessna A-37 Dragonfly: Simbol Keberhasilan Operasi Kontra-Pemberontakan
  • Cessna A-37 Dragonfly, juga dikenal sebagai Super Tweet, adalah pesawat tempur ringan yang dirancang dan diproduksi oleh produsen pesawat Amerika Serikat, Cessna. Pesawat ini dikembangkan selama Perang Vietnam sebagai respons terhadap minat militer terhadap pesawat baru untuk operasi counter-insurgency (COIN) yang akan menggantikan jenis-jenis yang sudah usang seperti Douglas A-1 Skyraider

ZONA PERANG(zonaperang.com) Cessna A-37 Dragonfly, sering dikenal sebagai “Super Tweet”, adalah pesawat serang ringan yang dikembangkan dari pesawat latih Cessna T-37 Tweet.

Pada akhir 1950-an, Angkatan Udara Amerika Serikat atau USAF memerlukan pesawat latih jet yang dapat digunakan untuk berbagai peran, termasuk dukungan udara langsung dan serangan darat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ini, Cessna Aircraft Company mulai melakukan modifikasi pada T-37 untuk menciptakan pesawat tempur ringan yang mampu beroperasi dengan biaya rendah.

Mengapa Bentuk A-37 Begitu Kecil dan Sederhana?

Dibandingkan dengan pesawat tempur lainnya, A-37 memiliki ukuran yang kecil, tetapi desainnya sangat efisien untuk peran serangan ringan. Ukuran kompak pesawat ini memungkinkan operasi dari landasan pacu yang pendek dan bahkan medan yang kasar. Berat yang ringan dan desain aerodinamis yang sederhana juga memungkinkan manuver yang lincah dan kecepatan rendah, sangat ideal untuk peran serangan darat yang presisi, seperti menghancurkan target gerilya atau kendaraan ringan.

“A-37 Dragonfly pertama kali digunakan dalam misi tempur pada bulan Agustus 1967 di Vietnam. . Pesawat ini terbukti efektif dalam berbagai misi, termasuk dukungan udara dekat, pengawalan helikopter, dan interdiksi malam”

Walaupun ukurannya kecil, A-37 dilengkapi dengan berbagai senjata, termasuk senapan mesin kaliber 7.62 mm, roket, bom, dan peluru kendali. Dengan dua mesin turbojet General Electric J85(sejenis yang digunakan F-5 Tiger), pesawat ini memiliki kemampuan untuk membawa beban senjata yang signifikan meskipun desainnya minimalis. Desain kabin ganda memungkinkan instruktur atau co-pilot untuk ikut serta dalam misi, menjadikannya pesawat yang fleksibel untuk pelatihan dan operasi tempur.

Cessna A-37 Dragonfly adalah salah satu pesawat tempur yang paling ikonik dalam sejarah penerbangan militer. Pesawat ini telah menjadi bagian integral dari berbagai operasi militer dan telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah perangmore

Baca juga : ‘Peti Mati Terbang’: 5 Pesawat Tempur Terburuk Sepanjang Masa

Baca juga : Mengapa Amerika mendukung Israel dengan cara apapun, bertentangan dengan semua prinsip yang mereka katakan?

Dari pesawat latih ke penempur

Dari tahun 1964-1966, Angkatan Udara AS mengevaluasi dua pesawat latih T-37 yang dimodifikasi, yang diberi nama YAT-37D, sebagai prototipe untuk pesawat serang/pengintaian antipemberontakan (COIN) yang akan digunakan di Asia Tenggara. 

Setelah evaluasi ini, USAF mengontrak Cessna untuk memodifikasi 39 T-37B menjadi A-37A pada tahun 1967. Kemudian pada tahun itu, USAF mengirim 25 A-37A, yang dijuluki “Super Tweets,” ke Asia Tenggara untuk evaluasi tempur dengan nama Combat Dragon. Pesawat ini terutama melakukan misi dukungan udara jarak dekat, interdiksi malam hari, dan kontrol udara depan di Vietnam Selatan dan Laos selatan.

Berdasarkan hasil sukses Combat Dragon, USAF memesan A-37B yang baru dibangun, yang memiliki pelindung kokpit, mesin yang lebih bertenaga, kontrol penerbangan yang lebih baik, penyediaan pengisian bahan bakar udara, dan rangka pesawat yang diperkuat.

Dari 577 A-37B yang dibangun, USAF menyediakan 254 unit untuk Angkatan Udara Vietnam Selatan (VNAF) guna menggantikan Douglas A-1 Skyraider mereka yang sudah tua. Meskipun A-37B hanya bertugas di USAF dalam waktu singkat, sejumlah A-37B tetap digunakan oleh Angkatan Udara Cadangan dan Garda Nasional Udara sebagai pesawat serang observasi/terbang hingga yang terakhir dipensiunkan pada tahun 1992.

Pengalaman Tempur dan Peran dalam Perang Vietnam

Pengalaman tempur A-37 yang paling signifikan adalah selama Perang Vietnam. Pesawat ini digunakan oleh USAF dan Angkatan Udara Vietnam Selatan (VNAF) untuk melancarkan serangan udara terhadap gerilyawan Viet Cong. A-37 sangat dihargai karena kemampuannya menyerang target dengan presisi dalam jarak dekat serta kecepatan rendah yang memungkinkannya beroperasi di lingkungan dengan visibilitas rendah atau saat harus menghindari medan berbukit.

“Sepanjang perang, A-37 digunakan secara luas untuk mendukung pasukan darat Australia dengan banyak misi yang diarahkan oleh Pengendali Udara Depan Australia (FAC).”

Kemampuan A-37 untuk terbang rendah dan lambat sangat berguna untuk mendukung pasukan darat, memungkinkan mereka mengidentifikasi dan menyerang target yang bergerak cepat di medan tempur yang padat. Dengan beban persenjataan yang cukup besar dan kemampuan terbang hingga lebih dari 4 jam, pesawat ini menjadi aset penting dalam misi dukungan udara.

Meskipun A-37 tidak secepat jet tempur lainnya, seperti F-4 Phantom II, kelebihan pesawat ini terletak pada kemampuannya untuk bermanuver di dekat permukaan tanah dan mendeteksi target musuh di wilayah yang sulit. Selama Perang Vietnam, A-37 menunjukkan ketahanan yang luar biasa, dengan angka kerugian yang lebih rendah dibandingkan pesawat tempur lain yang lebih besar.

Penggunaan yang Menarik di Dunia

Setelah Perang Vietnam, A-37 diadopsi oleh banyak negara, terutama di Amerika Latin. Negara-negara seperti Kolombia, El Salvador, dan Guatemala menggunakan A-37 dalam berbagai konflik internal, misi anti-narkoba dan operasi kontra-pemberontakan. Keandalan, biaya operasional yang rendah, dan kemampuan untuk beroperasi di lingkungan yang keras menjadikan A-37 pilihan ideal bagi negara-negara dengan anggaran militer terbatas.

“Setelah jatuhnya Vietnam Selatan pada tahun 1975, sembilan puluh lima pesawat A-37B milik Angkatan Udara Vietnam disita dan dimasukkan ke dalam Angkatan Udara Rakyat Vietnam. Pesawat-pesawat tersebut kemudian digunakan dalam tugas aktif oleh “pemilik” baru mereka dan berperan dalam beberapa konflik regional yang melibatkan Vietnam.”

Salah satu penggunaan yang menarik adalah dalam Perang Saudara El Salvador (1979-1992), di mana A-37 digunakan untuk menghancurkan target pemberontak di daerah pegunungan yang sulit dijangkau oleh pasukan darat. A-37 juga menjadi salah satu pesawat serang yang bertahan lama di inventaris Angkatan Udara, dengan beberapa negara masih mengoperasikannya hingga abad ke-21, meskipun dengan teknologi yang lebih tua.

Cessna A-37 Dragonfly telah digunakan dalam berbagai konflik, termasuk Perang Vietnam. Pesawat ini menjadi sangat populer di antara pilot karena kemampuannya untuk beroperasi di kondisi yang sulit dan kemampuannya untuk menyerang target dengan akurat. more

Baca juga : 15 Februari 1942, Fall of Singapore : Penyerahan diri Inggris terbesar dalam sejarah

Baca juga : Mengapa India Tidak Mampu Membuat Salinan Sukhoi Su-30MKI Rusia Seperti yang Dilakukan Cina dengan Su-30nya?

Karakteristik umum

Awak: 2

Panjang: 28 kaki 3+1⁄4 inci (8,617 m)

Bentang sayap: 35 kaki 10+1⁄2 inci (10,935 m) (di atas tangki ujung)

Tinggi: 8 kaki 10+1⁄2 inci (2,705 m)

Luas sayap: 183,9 kaki persegi (17,08 m2)

Berat kosong: 6.211 lb (2.817 kg)

Berat lepas landas maksimum: 14.000 lb (6.350 kg)

Kapasitas bahan bakar: 507 galon AS (422 galon imp; 1.920 L) bahan bakar internal yang dapat digunakan (termasuk tanki di ujung sayap)

Pembangkit tenaga: 2 × General Electric J85-GE-17A turbojet, daya dorong masing-masing 2.850 lbf (12,7 kN)

Kinerja:

Kecepatan maksimum: 507 mph (816 km/jam, 441 kn)

Kecepatan jelajah: 489 mph (787 km/jam, 425 kn) (jelajah maks.)

Kecepatan stall: 113 mph (182 km/jam, 98 kn) pada berat pendaratan maksimum, roda dan penutup turun

Jangkauan tempur: 460 mi (740 km, 400 nmi) (dengan muatan maksimum)

Jangkauan feri: 1.012 mi (1.629 km, 879 nmi) (dengan 4× 100 galon AS (83 galon imp; Tangki jatuh 380 L)

Ketinggian layanan: 41.765 kaki (12.730 m)

Kecepatan pendakian: 6.990 kaki/menit (35,5 m/dtk)

Persenjataan

Senjata: 1 × senapan mini GAU-2B/A 7,62 mm (0,300 in) di hidung dengan 1500 butir peluru, Penyediaan pod senjata SUU-11/A di bawah sayap

Hardpoint: 8 dengan kapasitas empat bagian dalam: 860 lb (390 kg), dua bagian tengah: 600 lb (270 kg), dua bagian luar: 500 lb (230 kg)

Roket: Pod roket LAU-3/A

Rudal: AIM-9 Sidewinder

Bom: 250 lb (110 kg) Mark 81, 500 lb (230 kg) Mark 82 atau 750 lb (340 kg) Bom M117, Bom api BLU-32B atau BLU-1C/B, Bom cluster CBU-12, CBU-22 atau CBU-24

Cessna A-37 Dragonfly adalah pesawat serang ringan yang memiliki sejarah panjang dan peran yang signifikan dalam beberapa konflik bersenjata. Desainnya yang sederhana, lincah, dan kemampuannya untuk beroperasi di lingkungan yang sulit membuatnya menjadi pilihan yang populer untuk misi dukungan udara dekat. more
Selain perannya dalam perang, A-37 Dragonfly juga digunakan dalam berbagai operasi militer di seluruh dunia, termasuk Perang Sipil El Salvador1 . Pesawat ini juga dikenal karena kemampuannya untuk beroperasi dari lapangan landai yang buruk dan kemampuannya untuk melakukan pendaratan dan lepas landas di medan yang sulit .more

Baca juga : Pesawat tempur ringan & latih Folland Gnat (1955), Inggris

Baca juga : 28 Mei 1987, Remaja Jerman Mathias Rust mempermalukan mesin perang Soviet dengan mendaratkan Cessna 172-nya di Lapangan Merah Moskow

ZP

Recent Posts

The Battle of Algiers: Ketika Sinema Menyuarakan Sejarah

Jejak Luka Kolonialisme dalam The Battle of Algiers Di antara banyak film sejarah, The Battle…

7 jam ago

Operation Trident: Serangan Malam yang Mengubah Sejarah Perang Indo-Pakistan 1971

Serangan Rudal Pertama di Asia Selatan: Kisah Operation Trident Operation Trident, yang dilaksanakan oleh Angkatan…

1 hari ago

Shalahuddin Merebut Palestina dengan Merangkul Syi’ah?

Shalahuddin dan Dinasti Syi'ah: Kolaborasi atau Konflik? Shalahuddin al-Ayyubi, atau lebih dikenal sebagai Saladin, adalah…

2 hari ago

White Death: Kisah Simo Häyhä, Penembak Jitu Paling Mematikan di Dunia

Legenda dari Hutan Salju: Simo Häyhä dan Peperangan Musim Dingin Simo Häyhä, yang lebih dikenal…

3 hari ago

Pesawat Patroli Maritim Kawasaki P-1: Mata Tajam Penjaga Laut Jepang

Kawasaki P-1: Solusi Canggih untuk Ancaman Maritim Abad ke-21 Kawasaki P-1 adalah pesawat patroli maritim…

4 hari ago

Pertempuran Palmdale 1956: Duel Udara yang Memalukan di Langit California

Ketika Drone Lepas Kendali: Pertempuran Palmdale 1956 Pertempuran Palmdale 1956: Ketika Jet Tempur Gagal Mengalahkan…

5 hari ago