Dead Hand, juga dikenal sebagai Perimeter, adalah salah satu sistem perang nuklir paling menakutkan dan kontroversial yang pernah diciptakan. Sistem ini dirancang untuk memastikan bahwa Uni Soviet dapat melakukan serangan balasan nuklir secara otomatis jika negara tersebut diserang dan pemerintahannya tidak dapat memberikan perintah.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Dead Hand, yang juga dikenal sebagai Perimeter, adalah salah satu sistem pertahanan paling mengerikan dan kontroversial dalam sejarah modern. Dikembangkan oleh Uni Soviet selama puncak Perang Dingin, sistem ini dirancang untuk menjamin balasan nuklir otomatis meskipun pusat komando dan kepemimpinan negara dihancurkan dalam serangan pertama. Teknologi yang sangat rahasia ini terus memicu ketakutan dan perdebatan hingga saat ini.
Sistem ini formalnya dikenal sebagai Perimeter dan dirancang untuk menjadi sistem cadangan komunikasi jika komponen utama sistem kazbek dan link ke pasukan rudal strategis rusak oleh serangan nukler pertama.
Apa Itu Dead Hand?
Dead Hand, atau Perimeter, adalah sistem komando otomatis nuklir yang dibangun oleh Uni Soviet pada akhir 1970-an dan awal 1980-an sebagai jaring pengaman jika terjadi skenario terburuk. Inti dari sistem ini adalah kemampuannya untuk meluncurkan serangan balasan nuklir secara otomatis tanpa campur tangan manusia, jika serangan nuklir lawan menghancurkan pemerintah dan komando militer Soviet.
Sistem ini pada dasarnya adalah “mekanisme pembalas terakhir” yang dirancang untuk mencegah musuh menyerang terlebih dahulu dengan keyakinan bahwa Soviet akan tetap mampu melancarkan serangan balasan yang mematikan.
Baca juga : 1 Oktober 2024, Operation True Promise II: Serangan Balistik Iran yang Mengguncang Israel
Sebab dan Alasan Pembangunan
Dead Hand dibangun sebagai tanggapan terhadap ketegangan yang meningkat selama Perang Dingin, terutama antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pada masa itu, ancaman perang nuklir sangat nyata, dan kedua kekuatan super memiliki kebijakan Mutual Assured Destruction (MAD), yang berarti jika salah satu pihak melancarkan serangan nuklir, yang lain akan merespons dengan kekuatan yang sama besar, sehingga menghancurkan kedua pihak.
Namun, ketakutan terbesar bagi Soviet adalah kemungkinan bahwa serangan nuklir tiba-tiba dari Amerika Serikat dapat menghancurkan struktur komando mereka dalam hitungan menit, sehingga mereka tidak dapat memberikan perintah balasan. Dead Hand dibangun untuk mengatasi skenario ini, memastikan bahwa bahkan dalam keadaan terburuk di mana pusat komando Soviet hancur, serangan balasan masih bisa terjadi secara otomatis.
Cara Kerja Dead Hand
Cara kerja Dead Hand cukup rumit dan menakutkan. Secara garis besar, sistem ini beroperasi dengan cara mendeteksi tanda-tanda serangan nuklir besar-besaran, seperti gelombang seismik dari ledakan besar, radiasi, serta hilangnya komunikasi dengan pusat komando utama. Jika parameter-parameter ini terpenuhi, Dead Hand dapat memicu sistem komando rudal otomatis yang akan meluncurkan peluru kendali yang telah diprogram sebelumnya untuk menghantam target-target musuh.
“Sistem ini terintegrasi dengan jaringan sensor yang sensitif terhadap radiasi, gempa bumi, dan tekanan udara. Jika sistem ini deteksi adanya serangan nuklir, maka ia akan mengirimkan sinyal untuk memulai serangan balik nuklear tanpa perlu konfirmasi dari komando manual lagi”
Dead Hand terhubung dengan jaringan komando dan kendali nuklir Soviet. Jika terdeteksi bahwa tidak ada komando pusat yang memberikan perintah setelah serangan besar, sistem ini dapat mengirimkan sinyal untuk memerintahkan peluncuran rudal nuklir dari berbagai fasilitas di seluruh Uni Soviet. Artinya, meskipun seluruh pemerintahan dan komando militer dihancurkan dalam serangan awal, Perimeter tetap akan meluncurkan serangan balasan skala besar yang ditujukan untuk menghancurkan lawan.
“Empat roket komando akan diluncurkan untuk memulai serangan balik nuklir. Roket-roket ini akan mengirimkan sinyal untuk membangkitkan semua rudal nuklir di Uni Soviet untuk melakukan serangan balik”
Sejak Kapan Dead Hand Dibangun?
Pembangunan Dead Hand dimulai pada akhir 1970-an dan diperkirakan selesai dan beroperasi penuh pada awal 1980-an. Sistem ini dibangun dengan kerahasiaan yang sangat ketat, dan hanya beberapa pejabat tinggi di pemerintahan Soviet yang mengetahui keberadaannya. Bahkan setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, banyak aspek dari Dead Hand tetap tertutup rapat dan masih menjadi misteri.
Apakah Dead Hand Masih Digunakan?
Setelah runtuhnya Uni Soviet, banyak pihak bertanya-tanya apakah Dead Hand masih berfungsi atau apakah sistem ini telah ditinggalkan. Berdasarkan sejumlah laporan dari pakar militer dan mantan pejabat Soviet, Perimeter masih beroperasi hingga saat ini, meskipun dalam kapasitas yang lebih terbatas dan diawasi dengan ketat. Rusia modern diyakini masih memelihara sistem ini sebagai cadangan dalam kebijakan pertahanan nuklir mereka.
Pesaing dan Sistem Sejenis
Sistem seperti Dead Hand tidak memiliki banyak pesaing langsung, meskipun Amerika Serikat memiliki program dan kebijakan peluncuran nuklir balasan, seperti Launch on Warning (LoW), di mana presiden AS dapat memerintahkan serangan nuklir sebagai respons terhadap peringatan serangan nuklir yang akan datang. Namun, LoW tetap memerlukan otorisasi manusia, tidak sepenuhnya otomatis seperti Dead Hand. Oleh karena itu, Dead Hand sering dianggap unik dalam sifat otomatisnya.
Kejadian yang Melibatkan Dead Hand
Untungnya, tidak ada insiden yang diketahui di mana Dead Hand hampir diaktifkan. Namun, selama Perang Dingin, ada beberapa insiden di mana sistem nuklir Soviet dan Amerika hampir digunakan karena kesalahan deteksi, seperti insiden peluncuran roket Norwegia pada 1995 yang dianggap sebagai serangan rudal oleh Rusia. Meskipun bukan bagian dari Dead Hand, insiden semacam ini mengingatkan kita betapa rapuhnya keamanan global di bawah ancaman nuklir.
Fakta Menarik dan Dampak Masa Kini
- Sistem Sepenuhnya Otomatis? – Meskipun sering disebut otomatis, Dead Hand sebenarnya masih membutuhkan beberapa pengawasan manusia, terutama pada tahap awal untuk memutuskan apakah sistem akan diaktifkan.
- Perimeter vs Launch on Warning – Perimeter secara unik tidak membutuhkan keputusan instan dari kepemimpinan negara. Hal ini kontras dengan kebijakan Launch on Warning AS, yang selalu memerlukan otorisasi presiden.
- Psikologi Kiamat – Keberadaan Dead Hand tidak hanya soal teknologi, tetapi juga psikologi. Mengetahui bahwa sistem balasan otomatis ini ada, diharapkan membuat musuh lebih takut untuk melakukan serangan pertama.
Baca juga : Mengapa Jejak Asap Vertikal Terlihat Selama Ledakan Nuklir
Baca juga : Masa Lalu adalah Guru: Sejarah Tidak Terulang Secara Otomatis