- Penjajahan oleh Jerman: Dari Afrika hingga Kepulauan Pasifik
- Kolonialisme Jerman: Sejarah, Daerah Kekuasaan, dan Akhir Pengaruh
- Kolonialisme Jerman adalah salah satu babak paling menarik dalam sejarah kolonialisme global. Jerman, yang relatif terlambat dalam memulai ekspansi kolonialnya, berhasil membangun kekaisaran kolonial yang luas dan berpengaruh.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Ketika kita membicarakan imperialisme Eropa pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, negara-negara seperti Inggris, Prancis, dan Spanyol sering kali menjadi fokus utama. Namun, meskipun Jerman relatif terlambat dalam perlombaan penjajahan, negara ini meninggalkan jejak yang signifikan di benua Afrika yang kaya dan kawasan Pasifik selama era kolonial.
Kolonialisme Jerman dimulai secara resmi pada tahun 1884, ketika Kekaisaran Jerman di bawah Otto von Bismarck mulai meraih kendali atas wilayah-wilayah di luar Eropa.
“Otto von Bismarck adalah perdana menteri Prusia (1862–73, 1873–90) dan pendiri serta kanselir pertama (1871–90) Kekaisaran Jerman. Setelah kekaisaran berdiri, ia secara aktif dan terampil menjalankan kebijakan damai dalam urusan luar negeri, dan berhasil menjaga perdamaian di Eropa selama sekitar dua dekade. “
Dari awal penjajahan hingga berakhirnya kekuasaan kolonial, sejarah ini mencerminkan ambisi politik dan ekonomi Jerman pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Baca juga : 21 Mei 1911, Krisis Maroko : Ambisi kolonial Perancis dan Kepentingan Jerman di tanah Maghribi
Awal Mula Penjajahan Jerman
Pada akhir abad ke-19, kekuatan-kekuatan Eropa berlomba-lomba untuk memperluas kekuasaan mereka ke wilayah-wilayah di Afrika dan Pasifik. Meskipun Kekaisaran Jerman baru terbentuk pada tahun 1871 setelah penyatuan berbagai kerajaan dan negara bagian di Jerman, negara ini dengan cepat muncul sebagai salah satu kekuatan besar di Eropa.
Kanselir Jerman saat itu, Otto von Bismarck, pada awalnya menolak gagasan untuk terlibat dalam kolonialisme. Namun, desakan dari pengusaha dan industri Jerman yang ingin memperoleh sumber daya dan pasar baru akhirnya mendorong Bismarck untuk berubah pikiran.
Jerman mulai menjajah pada tahun 1884, saat negara ini mengumumkan kepemilikan koloni pertamanya di Afrika. Penjajahan ini dipicu oleh Konferensi Berlin (1884-1885), di mana negara-negara Eropa membagi wilayah Afrika untuk kepentingan kolonial mereka. Jerman berusaha untuk mengejar ketertinggalan dibandingkan kekuatan kolonial lainnya, terutama Inggris dan Prancis.
“Kolonialisme Jerman dipimpin oleh Kaisar Wilhelm I dan kemudian oleh Kaisar Wilhelm II. Kedua kaisar ini memiliki visi untuk membuat Jerman menjadi kekuatan global dan memperluas pengaruh Jerman di seluruh dunia. Mereka mendorong ekspansi kolonial dengan mengirimkan ekspedisi militer dan menegosiasikan perjanjian dengan kekuatan kolonial lainnya.”
Pada tahun 1884, Jerman mulai membangun jaringan koloninya dengan menduduki Togoland (Togo dan Ghana saat ini), Kamerun, Afrika Barat Daya Jerman (sekarang Namibia), dan Afrika Timur Jerman (sekarang Tanzania, Burundi, dan Rwanda). Koloni-koloni ini, meskipun tidak seluas koloni milik imperium Inggris atau Prancis, menjadi bagian penting dari ekspansi ekonomi dan pengaruh Jerman di Afrika.
Mengapa Ada Banyak Kepulauan Milik Jerman di Pasifik?
Selain Afrika, Jerman juga memperluas kekuasaannya ke wilayah Pasifik, yang dikenal sebagai Jerman Pasifik. Wilayah-wilayah ini termasuk Papua Nugini, Jiaozhou di China: sebagai salah satu pos perdagangan, Kepulauan Mariana, Kepulauan Marshall, Palau, Nauru dan Samoa Jerman. Kepulauan ini menjadi bagian dari kekuasaan Jerman pada akhir abad ke-19 melalui serangkaian perjanjian dengan negara-negara kolonial lain dan klaim sepihak Jerman.
“Kepulauan-kepulauan ini juga memiliki sumber daya alam yang berharga, seperti kopra dan fosfat.”
Motivasi di balik ekspansi Jerman ke Pasifik terkait dengan ambisi ekonomi dan strategis. Kepulauan ini menawarkan akses ke jalur perdagangan maritim penting di Pasifik, serta sumber daya alam seperti kelapa, kopra (minyak kelapa), dan mineral. Selain itu, Jerman melihat kepulauan ini sebagai tempat strategis untuk mendirikan pangkalan angkatan laut dan memperkuat posisinya dalam perdagangan global.
Salah satu tokoh kunci dalam ekspansi kolonialisme Jerman ke Pasifik adalah Adolf Lüderitz, seorang pengusaha Jerman yang memulai proyek kolonial pribadi di Afrika Barat Daya sebelum akhirnya menyerahkannya kepada pemerintah Jerman. Lüderitz, bersama dengan tokoh-tokoh lain yang berambisi memperluas pengaruh Jerman, mendorong pemerintah Kekaisaran untuk mengklaim wilayah-wilayah di lautan Pasifik.
Sistem Pemerintahan dan Kekuasaan di Koloni Jerman
Di wilayah-wilayah yang mereka kuasai, Jerman menerapkan sistem pemerintahan yang otoriter, dengan sedikit perhatian pada hak-hak dan kesejahteraan penduduk asli. Jerman berfokus pada eksploitasi sumber daya alam dan penerapan ekonomi kolonial yang berorientasi ekspor. Di Afrika Timur Jerman, misalnya, pemerintahan kolonial berusaha mengembangkan pertanian kapas dan kopi, seringkali dengan menggunakan tenaga kerja paksa dari penduduk setempat.
Di Namibia (saat itu disebut Afrika Barat Daya Jerman), kebijakan Jerman menyebabkan salah satu genosida pertama di abad ke-20. Pada tahun 1904-1908, Jerman melancarkan kampanye brutal untuk menumpas pemberontakan suku Herero dan Nama. Diperkirakan 80.000 orang Herero tewas dalam peristiwa ini, yang sekarang diakui sebagai genosida.
Baca juga : Enam Alasan Mengapa Kekaisaran Ottoman Jatuh
Kolonialisme Jerman Berakhir: Kekalahan dalam Perang Dunia I
Kolonialisme Jerman mengalami akhir yang tiba-tiba setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I (1914-1918). Setelah perang, Jerman dipaksa untuk melepaskan semua koloninya di bawah Perjanjian Versailles yang ditandatangani pada tahun 1919.
“Pada tahun 1919, Perjanjian Versailles secara resmi mengakhiri kekuasaan kolonial Jerman dengan menyerahkan semua wilayah jajahan kepada negara-negara pemenang perang. Banyak dari koloni ini kemudian menjadi mandat Liga Bangsa-Bangsa yang dikelola oleh negara lain.”
Wilayah-wilayah kolonial Jerman dibagi di antara negara-negara pemenang perang, terutama Inggris, Prancis, dan Jepang. Misalnya, Tanzania jatuh ke tangan Inggris, sementara Rwanda dan Burundi diserahkan kepada Belgia. Di Pasifik, Jepang mengambil alih banyak kepulauan milik Jerman, termasuk Kepulauan Mariana dan Palau.
“Jerman kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah kolonialnya pada awal Perang Dunia Pertama pada tahun 1914, tetapi beberapa pasukan Jerman bertahan di Afrika Timur Jerman hingga akhir perang.”
Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I merupakan pukulan besar bagi ambisi kolonialnya, dan negara ini tidak pernah lagi mencoba untuk merebut kembali wilayah-wilayah kolonialnya. Jerman juga menghadapi sanksi ekonomi yang berat akibat perjanjian damai, yang memperburuk situasi politik dan ekonomi di dalam negeri, sehingga memfokuskan perhatian mereka pada masalah domestik.
“Perjanjian Versailles juga membatasi kemampuan Jerman untuk memiliki angkatan bersenjata yang kuat, yang membuat Jerman tidak lagi mampu mempertahankan koloninya.”
Mengapa Kolonialisme Jerman Berakhir?
Beberapa faktor penting yang menyebabkan berakhirnya kolonialisme Jerman meliputi:
1. Kekalahan dalam Perang Dunia I: Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I membuat negara ini tidak memiliki kekuatan untuk mempertahankan koloninya. Perjanjian Versailles memaksa Jerman menyerahkan seluruh wilayah kolonialnya kepada negara-negara pemenang perang.
2. Ketidakmampuan Mengelola Koloni: Jerman, yang merupakan pemain baru dalam kolonialisme global, sering kali tidak mampu mengelola koloninya dengan baik. Kekerasan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa koloni, seperti pemberontakan Herero di Namibia, menunjukkan ketidakstabilan pemerintahan kolonial Jerman.
3. Tekanan Internasional dan Nasional: Tekanan dari negara-negara kolonial lain, terutama Inggris dan Prancis, serta masalah internal di Jerman juga berkontribusi pada berakhirnya penjajahan Jerman. Setelah kekalahan dalam perang, Jerman menghadapi ketidakstabilan ekonomi dan politik di dalam negeri, membuat ekspansi kolonial menjadi tidak layak lagi.
4. Perjanjian Versailles: Perjanjian damai yang mengakhiri Perang Dunia I secara resmi mengakhiri era kolonial Jerman. Koloni-koloni Jerman dibagi di antara negara-negara Sekutu, menandai akhir dari ambisi kolonial Jerman.
Pengaruh Kolonialisme Jerman hingga Kini
Meskipun kolonialisme Jerman berakhir lebih dari seabad yang lalu, dampaknya masih terasa hingga saat ini di beberapa wilayah yang pernah mereka kuasai. Di Namibia, misalnya, memori tentang genosida Herero dan Nama masih membekas, dan baru-baru ini, Jerman telah mengakui peristiwa tersebut sebagai genosida dan menyatakan permintaan maaf.
Selain itu, batas-batas negara yang terbentuk selama era kolonial sering kali tetap dipertahankan, menciptakan dinamika politik dan sosial yang masih berdampak hingga sekarang. Di beberapa negara Afrika yang pernah dijajah Jerman, seperti Tanzania, Rwanda, dan Burundi, peninggalan arsitektur, infrastruktur, dan pengaruh budaya Jerman masih dapat ditemukan.
Baca juga : Zionis Israel Ingin Menguasai Dunia
Baca juga : 18 Januari 1806, Belanda menyerahkan Koloni Tanjung Harapan di Afrika Selatan kepada Inggris