“Misi besar Lawrence adalah untuk menggoncangkan Kesultanan Turki Utsmani lewat upaya pemberontakan yang dibuatnya”
ZONA PERANG(zonaperang.com) Lawrence of Arabia adalah film drama sejarah epik Inggris tahun 1962 yang didasarkan pada kehidupan Thomas Edward Lawrence dan bukunya tahun 1926 Seven Pillars of Wisdom. Film ini disutradarai oleh David Lean (The Bridge on the River Kwai, Doctor Zhivago) dan diproduksi oleh produser Yahudi Amerika Sam Spiegel (On the Waterfront, Lover of Zion) melalui perusahaan Inggrisnya Horizon Pictures dan didistribusikan oleh Columbia Pictures.
Film ini dibintangi oleh Peter Seamus O’Toole ( The Last Emperor, Troy)sebagai Lawrence dengan Alec Guinness (Oliver Twist, Doctor Zhivago) berperan sebagai Pangeran Faisal. Film ini juga dibintangi oleh Jack Hawkins (Waterloo), Anthony Quinn (The Message, Lion of the Desert), Omar Sharif / Michel Yusef Dimitri Chalhoub (The 13th Warrior, Rambo III), Anthony Quayle ( The Guns of Navarone, Operation Crossbow), Claude Rains dan Arthur Kennedy. Skenarionya ditulis oleh Robert Bolt dan Michael Wilson.
“Partisi Kekaisaran Ottoman : Inggris menduduki Palestina, Mesopotamia(Irak) dan Transyordania(Yordania, Palestina) sedangkan Prancis menduduki Suriah dan Lebanon.”
Film ini menggambarkan pengalaman Lawrence di provinsi-provinsi Kesultanan Ottoman Hejaz dan Suriah Raya selama Perang Dunia Pertama, khususnya serangannya terhadap Aqaba dan Damaskus dan keterlibatannya dalam Dewan Nasional Arab. Tema-temanya termasuk perjuangan emosional Lawrence dengan kekerasan yang melekat dalam perang, identitasnya dan kesetiaannya yang terbagi antara negara asalnya Inggris dengan tentaranya dan rekan-rekan barunya yang ditemukan di dalam suku-suku gurun Arab.
Film ini dinominasikan untuk sepuluh Oscar di Academy Awards ke-35 pada tahun 1963; memenangkan tujuh, termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik. Film ini juga memenangkan Golden Globe Award untuk Film Terbaik – Drama dan BAFTA Awards untuk Film Terbaik dan Film Inggris Luar Biasa. Skor dramatis oleh Maurice Jarre dan sinematografi Super Panavision 70 oleh Freddie Young juga memenangkan pujian dari para kritikus.
Lawrence of Arabia secara luas dianggap sebagai salah satu film terbaik yang pernah dibuat oleh kritikus film. Pada tahun 1991, film ini dianggap “signifikan secara budaya, historis, atau estetika” oleh Perpustakaan Kongres Amerika Serikat dan dipilih untuk pelestarian di National Film Registry.
Pada tahun 1998, American Film Institute menempatkannya di urutan kelima dalam daftar 100 Years…100 Movies dari film-film Amerika terbesar dan peringkat ketujuh dalam daftar yang diperbarui pada tahun 2007. Pada tahun 1999, British Film Institute menobatkan film ini sebagai film Inggris terhebat ketiga. Pada tahun 2004, film ini terpilih sebagai film Inggris terbaik dalam jajak pendapat Sunday Telegraph dari para pembuat film terkemuka Inggris.
Baca juga : Enam Alasan Mengapa Kekaisaran Ottoman Jatuh
Akurasi sejarah
Sebagian besar karakter film ini didasarkan pada orang-orang dalam berbagai tingkatan. Beberapa adegan sangat fiksi, seperti Pertempuran Aqaba dan mereka yang berurusan dengan Dewan Arab tidak akurat karena dewan tetap kurang lebih berkuasa di Suriah sampai Prancis menggulingkan Faisal pada tahun 1920.
“Pada 1935, Lawrence of Arabia, legenda Perang Dunia I yang menipu banyak orang di medan perang di Timur Tengah, tewas dalam kecelakaan sepeda motor di jalan pedesaan Dorset yang sepi.”
Sedikit latar belakang yang disediakan pada sejarah wilayah tersebut, Perang Dunia Pertama dan Pemberontakan Arab, mungkin karena Bolt meningkatkan fokus pada Lawrence (naskah rancangan Wilson memiliki versi yang lebih luas, versi yang lebih dipolitisasi dari peristiwa).
Paruh kedua dari film ini menyajikan desersi fiksi tentara Arab Lawrence, hampir kepada seorang pria, saat ia bergerak lebih jauh ke utara. Garis waktu film ini sering dipertanyakan pada Pemberontakan Arab dan Perang Dunia Pertama, serta geografi wilayah Hejaz. Pertemuan Bentley dengan Faisal adalah pada akhir 1917, setelah jatuhnya Aqaba dan menyebutkan bahwa Amerika Serikat belum memasuki perang tetapi AS telah berperang sejak April.
Keterlibatan Lawrence dalam Pemberontakan Arab sebelum serangan terhadap Aqaba tidak ada, seperti keterlibatannya dalam penyitaan Yenbo dan Wejh. Penyelamatan dan eksekusi Gasim didasarkan pada dua insiden, yang digabungkan untuk alasan dramatis.
Film ini menunjukkan Lawrence mewakili perjuangan Sekutu di Hejaz hampir sendirian, dengan Kolonel Brighton (Anthony Quayle) satu-satunya perwira Inggris di sana untuk membantunya. Sebenarnya, ada banyak perwira Inggris seperti kolonel Cyril Wilson, Stewart Newcombe, dan Pierce C. Joyce, yang semuanya tiba sebelum Lawrence mulai bertugas di Arab.
Ada misi militer Prancis yang dipimpin oleh Kolonel Édouard Brémond yang bertugas di Hejaz namun tidak disebutkan dalam film tersebut. Film ini menunjukkan Lawrence sebagai pencetus serangan terhadap kereta api Hejaz. Serangan pertama dimulai pada awal Januari 1917 yang dipimpin oleh perwira seperti Newcombe. Serangan pertama yang berhasil di jalur kereta api Hejaz dengan “tambang Garland” yang menghancurkan lokomotif dipimpin oleh Mayor Herbert Garland pada bulan Februari 1917, sebulan sebelum serangan pertama Lawrence.
Film ini menunjukkan pasukan Hashemite yang terdiri dari gerilyawan Badui, tetapi inti dari pasukan Hashemite adalah Tentara Arab reguler yang direkrut dari tahanan perang Arab Ottoman, yang mengenakan seragam bergaya Inggris dengan keffiyeh dan bertempur dalam pertempuran konvensional.Film ini tidak menyebutkan Tentara Sharifian dan meninggalkan penonton dengan kesan bahwa pasukan Hashemite terdiri dari orang-orang Badui yang tidak teratur secara eksklusif.
Baca juga : 5 November 1914, Prancis dan Kerajaan Inggris menyatakan perang terhadap Kesultanan Ottoman
Baca juga : 8 Desember 1914, Pertempuran Kepulauan Falkland (Malvinas) : Inggris Vs Jerman di Atlantik selatan
Runtuhnya Ottoman dan berdirinya kerajaan Arab Saudi
Kesultanan Turki Ustmani adalah fase di mana Islam pernah sangat berjaya di muka Bumi. Pencapaiannya benar-benar mencengangkan kala itu, termasuk berhasil merebut ibukota Bizantium yaitu Konstantinopel dari Pasukan Romawi Timur, serta menguasai laut di mediterania dari orang-orang Eropa yang tangguh itu. Namun, di akhir Perang Dunia Pertama, akhirnya kekuatan Turki Ustmani pun jatuh. Ada banyak sebab kenapa hal ini bisa terjadi. Salah satunya adalah kehadiran pria bernama Thomas Edward Lawrence yang kisahnya dikenal dunia dengan tajuk Lawrence of Arabia.
“Tentara Sharifian/Arab Army yang dipimpin oleh Hussein dan Hashemites, dengan dukungan militer dari Pasukan Ekspedisi Mesir Inggris, berhasil melawan dan mengusir kehadiran militer Utsmaniyah dari sebagian besar Hejaz dan Transyordania. Pemberontakan akhirnya merebut Damaskus dan mendirikan Kerajaan Arab Suriah, sebuah monarki berumur pendek yang dipimpin oleh Faisal, putra Hussein.”
“Setelah Perjanjian Sykes-Picot, Timur Tengah kemudian dipartisi oleh Inggris dan Prancis menjadi wilayah mandat daripada negara Arab yang bersatu, dan Inggris mengingkari janji mereka untuk mendukung negara Arab merdeka yang bersatu.”
Lawrence adalah seorang agen intelijen Inggris yang memang ditugaskan untuk membuat serangkaian huru-hara yang pada akhirnya benar-benar berhasil. Ia memprakarsai berdirinya Arab Saudi yang secara tidak langsung membuat eksistensi Kesultanan Turki Ustmani roboh, lantaran kejadian ini bisa dianggap pukulan besar bagi Kesultanan Ottoman dan Islam.
Lalu, siapa kah sejatinya pria ini? Apa tujuannya? Dan hal-hal gila apa saja yang pernah diperbuatnya?
Misi Utama Lawrence
T.E. Lawrence merupakan seorang agen intel Inggris yang membawa misi utama menyebarkan huru-hara di Timur Tengah sehingga berpengaruh terhadap Turki Ustmani. Visi globalnya adalah untuk menghancurkan kerajaan Islam terbesar ini, namun hal ini tidak mungkin bisa dilakukan sekaligus. Walhasil, Lawrence memakai cara ala intelijen dengan memlintir banyak orang-orang besar untuk jengah dengan Kesultanan Turki.
Ia berhasil berkawan dengan para pembesar Arab dan dari orang-orang Arab yang sudah punya bibit-bibit ingin memiliki kekuasaan dan pemberontakan, Lawrence semakin menumbuhkan rasa bergejolak ingin berpisah dengan alasan kesukuan, perbedaan dan kedudukan. Lalu dengan seribu muslihatnya, Lawrence pun berhasil meyakinkan pemuka Arab untuk melakukan pemberontakan.
Perebutan Yerusalem dan Cikal Bakal Arab Saudi
Turki Ustmani yang sudah rusak dari dalam makin diperparah dengan banyaknya kejadian buruk. Mulai dari intervensi Inggris untuk mencaplok Palestina serta pemberontakan Arab yang didalangi oleh Lawrence.
“Pada musim semi setahun kemudian, Pangeran Feisal memutuskan untuk menyerang Aqaba, sebuah kota bandar pelabuhan yang sangat penting untuk Turki. Ned ikut merancang strategi penyerangan. Ia juga bergabung dengan pasukan darat melintasi ratusan mil jarak tempuh ke lokasi penyerangan. Semua itu ia lakukan tanpa sepengetahuan otoritas militer Inggris Raya di London.
Serangan atas Aqaba berhasil. Kota itu benar-benar direbut dan Ned segera ke Kairo untuk melapor pada pimpinannya. Ia disambut oleh Jenderal Allenby yang langsung menjanjikan akan memberikan perbekalan yang cukup yang diperlukan oleh pasukan Arab untuk bergabung dengan pasukan Sekutu.”
Kekalahan Turki Ustmani terhadap Inggris hampir pasti dilatari karena lantaran kesultanan ini sudah berwibawa dan berkuasa seperti dahulu (banyaknya hutang, hampir tidak ada industrialisasi, pendidikan dan infrastruktur yang terbelakang), serta faktor-faktor intern lainnya.
Alasan kenapa pemberontakan Lawrence atas nama orang Arab berhasil adalah lantaran Arab dan Turki terpisah cukup jauh dan perbedaan bahasa. Sehingga menyusahkan pasukan Turki yang konsentrasinya saat itu jelas pecah karena memiliki front lain di perang dunia ke-1. Lawrence sendiri bukanlah hanya intelijen biasa melainkan seorang berlatar belakang militer yang handal.
Berdirinya Arab dan Kekalahan Runtuhnya Turki Ustmani
Ketidaksanggupan Turki Ustmani mengurusi pemberontakan Arab yang dimotori Lawrence, membuat para pemuka Arab ini kemudian mendirikan kerajaan sendiri. Pada akhirnya secara resmi berdirilah kerajaan Arab Saudi( gabungan daerah Hejaz, Najd, dan bagian dari Arabia Timur (Al-Ahsa) dan Arabia Selatan (‘Asir)) yang secara de facto dianggap bukan lagi bagian dari Turki Utsmani.
“Atas dasar Korespondensi McMahon-Hussein, sebuah perjanjian antara pemerintah Inggris dan Hussein bin Ali, Syarif Mekah, pemberontakan secara resmi dimulai di Mekah pada tanggal 10 Juni 1916. Tujuan pemberontakan ini adalah untuk menciptakan satu negara Arab yang bersatu dan independen yang membentang dari Aleppo di Suriah ke Aden di Yaman, yang dijanjikan Inggris untuk diakui.”
Kesultanan Islam terakhir ini pun makin mengalami cobaan berat. Mulai dari kalah di Perang Dunia Pertama sampai munculnya tokoh penting seperti Mustafa Kemal Atatürk. Seorang tokoh yang memiliki darah yahudi serta (Scholem, 2007) dianggap bapak negara Turki modern ini mengubah sistem yang awalnya kesultanan berlandaskan Islam menjadi negara yang presidenter yang sekuler. Berakhirlah kesultanan Islam yang sudah dibangun ratusan tahun sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Perilaku Ganjil Arab Saudi
Dapat disimpulkan jika alasan kenapa bisa berdiri negara Arab Saudi (oleh Abdul Aziz bin Abdul Rahman al-Saud atau Ibnu Saud) adalah berkat kiprah Lawrence. Oleh karena itu Arab Saudi begitu berkawan baik dengan Inggris dan juga Amerika. Hal ini dibuktikan oleh rentetan kerja sama Arab Saudi dan negara Britania itu. Mulai dari ekonomi sampai militer.
“Pada 1916, ia kembali mendapat tugas sebagai perwira penghubung dan bergabung dengan pasukan revolusioner Arab yang dipimpin oleh Pangeran Feisal. Kecerdasan Ned berkontribusi lagi ketika mereka memutuskan untuk melakukan perang gerilya terhadap pasukan Turki, dan menghindari konfrontasi langsung ketika memutus saluran komunikasi Turki.”
Dengan Amerika serikatpun pun sama, Arab Saudi tercatat bahkan pernah mengizinkan negeri Paman Sam untuk mendirikan pangkalan militer di negeri kaya minyak ini agar bisa lebih leluasa menyerang Irak(Perang Teluk 1991). Bahkan hingga hari ini Arab Saudi memang adalah kawan karib Amerika. Semua ini mungkin dilakukan Arab Saudi untuk membalas jasa kepada Inggris dan sekutunya atas apa yang dilakukan mereka di masa lalu.
Lebih spesifiknya, apa yang telah dilakukan Lawrence di masa lalu (Setelah minyak bumi ditemukan di Arab Saudi pada tahun 1938, Abdul Aziz memberikan izin bagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan sekutunya untuk melakukan eksplorasi minyak di wilayah Arab Saudi. Segala keuntungan hasil penjualan minyak dibagi untuk Amerika Serikat dan sekutunya dan keluarga Saud).
Baca juga : Apakah Dinasti Kerajaan Inggris keturunan langsung Panglima dan Nabi Besar Umat Islam Muhammad SAW?
Baca juga : Saat Raja Inggris Memerintahkan Yahudi Untuk Diusir dari Negaranya
Thomas Edward Lawrence
Pembuat film ekslusif, Mark Griffin (60), mengklaim ia telah menemukan bukti baru yang menimbulkan pertanyaan mengenai garis resmi tentang kematian Lawrence of Arabia.
Pada 1935, Lawrence of Arabia, legenda Perang Dunia I yang menipu banyak orang di medan perang di Timur Tengah, tewas dalam kecelakaan sepeda motor di jalan pedesaan Dorset yang sepi. Pahlawan perang dengan nama asli Thomas Eduard Lawrence, telah mengendarai Brough Superior DD100 ketika dia banting setir untuk menghindari dua anak laki-laki di sepeda mereka, kehilangan kontrol dan dilemparkan di atas setang.
“Ketika Perang Dunia I pecah, Ned tengah berada di Inggris. Mendengar berita perang, ia mencari cara untuk bisa berkontribusi dan akhirnya ditugaskan di Kairo untuk mendukung tentara Inggris. Memanfaatkan pengetahuannya tentang dunia dan bahasa Arab, Ned menginterogasi tawanan Turki. Tentara Inggris pun akhirnya mendapat keuntungan karena dengan mudah mengetahui lokasi dan peta kekuatan tentara Turki.”
Penyelidikan mendengar, hujan sangat deras pada hari kecelakaan pada 19 Mei 1935, dan mengaburkan pandangan ketika dua anak laki-laki berjalan di jalanan. Dia pun membanting setir dan terlempar dari setang.
Kematian
Dia meninggal enam hari kemudian, karena cedera kepala. Usianya pada saat itu 46 tahun. Di tengah curahan kesedihan, New York Times menyebut, kematiannya sebagai “sampah tragis”, sementara Winston Churchill menyatakan “Di Lawrence, kita telah kehilangan salah satu makhluk terbesar di zaman kita”.
Halaman depan tabloid Inggris, Sketsa Harian, berbunyi: “Lawrence the Soldier Dies to Live Forever”. Kepergiannya hanya untuk meningkatkan status legendaris Lawrence of Arabia, dan ia akhirnya diabadikan dalam blockbuster Hollywood 1962 yang dibintangi Peter O’Toole.
Film ini memenangkan tujuh Oscar, dan dianggap sebagai salah satu film epik terbesar sepanjang masa. Kematiannya telah dicatat sebagai kecelakaan yang tragis dan malang – sampai sekarang.
Pembunuhan daripada kecelakaan
Pembuat film Mark Griffin telah tumbuh mengunjungi neneknya di dekat tempat di Wareham, Dorset, di mana Lawrence telah menemui ajalnya. Dia berusia awal 20-an ketika dia mulai mencoba untuk sampai ke bagian bawah cerita, tentang kecelakaan sepeda motor yang dia dengar dari penduduk setempat.
Sekarang berusia 60 tahun, ia mengklaim telah menemukan bukti baru yang menimbulkan pertanyaan mengenai garis resmi tentang kematian Lawrence, mengatakan sekarang lebih mirip pembunuhan daripada kecelakaan.
Dan dia menggambarkan sebagai “kredibel” dengan satu teori, bahwa pahlawan perang itu dibunuh atas perintah komunitas intelijen Inggris, setelah tokoh-tokoh kuat menentang rencana Sir Winton Churchill untuk menempatkannya sebagai kepala organisasi yang baru.
Berbicara secara eksklusif kepada Daily Mirror, Mark berkata, “Selama bertahun-tahun saya menjadi semakin tertarik dengan ceritanya, dan dari seorang pemuda saya mulai menggali dan membaca banyak materi tentangnya. Ini menjadi obsesiku seumur hidup.
“Tampaknya ada banyak ketidaksesuaian, dan hal-hal lain yang membuat saya bertanya-tanya apakah ada yang lebih dari kematiannya daripada apa yang telah kami ceritakan, dan apa yang diyakini semua orang benar.
“Saya menyaksikan gulungan berita British Pathe melaporkan kematiannya, dan mereka hampir terlihat seolah-olah mereka telah berhasil mementaskan”,dan “Pemeriksaan atas kematiannya diadakan sehari setelah dia meninggal, dan pemakaman diadakan pada hari yang sama.”
“Jadi, dua jam setelah pemeriksaan itu berakhir, Lawrence sudah dikuburkan.
“Jika kau bertanya padaku apakah kematian Lawrence adalah kecelakaan atau pembunuhan, aku tidak akan bisa mengatakan dengan pasti. “Tapi aku sangat sadar, bahwa ada begitu banyak bukti yang mengarah pada pembunuhan potensial, atau semacam pertanggungan.”
Sutradara dan produser Mark melakukan syuting film biopic tentang Lawrence berjudul Lawrence After Arabia, berfokus pada dua tahun terakhir menjalani hidupnya, yang dirilis pada Mei 2020.
Dia menggambarkan film itu sebagai “perayaan kehidupan Lawrence, tetapi dengan pendekatan revisionis, melihat kematiannya/pembunuhan, dan meminta publik untuk memutuskan apa yang mereka pikirkan.”
Karier
TE Lawrence pertama kali tiba di Timur Tengah sebelum Perang Dunia I, di mana dia bekerja sebagai arkeolog dan fotografer. Setelah menjadi sangat akrab dengan wilayah dan orang-orang Arab, setelah perang pecah ia membujuk Angkatan Darat Inggris, untuk menugaskannya sebagai perwira di wilayah tersebut.
Dia menjadi pemimpin defacto dari Revolusi Arab, yang sangat penting dalam memecahkan pernyataan di Eropa, dengan menghilangkan Turki Ottoman dari perang. Misinya yang berani ke wilayah musuh, yang menyebabkan jatuhnya Damaskus pada tahun 1918, menjadi legenda bahkan sebelum ia kembali ke Inggris setahun kemudian.
Kembali ke rumah, dia beralih ke menulis memoar perangnya, The Seven Pillars of Wisdom, yang segera menangkap imajinasi publik. Versi singkat yang disebut Revolt in the Desert, diterbitkan pada 1927, menjadi buku terlaris internasional.
Gelar kesatria
Tapi Lawrence tampak menghindar dari pengakuan publik, begitu berbalik dari King George V dan berjalan keluar dari Istana Buckingham, setelah raja memanggilnya di sana untuk menawarkannya gelar kesatria.
Dia juga mencoba untuk mendaftar kembali ke militer, menggunakan nama samaran dalam upaya untuk menghindari sorotan selebriti. Pertama di Angkatan Udara Kerajaan menggunakan nama John Hume Ross, tetapi ia dibuka kedoknya oleh pers beberapa bulan kemudian, dan kemudian di Royal Tank Corp dengan nama Thomas Edward Shaw. Tetapi pada akhirnya ia pun dialihkan kembali ke RAF pada tahun 1925.
Setelah pensiun dari dinas RAF untuk selamanya(mengundurkan diri), Lawrence pindah ke Dorset di mana dia tinggal di Clouds Hill, sebuah pondok terpencil dekat Wareham, dan akan menghabiskan banyak waktunya berkeliling di sekitar jalur pedesaan di motor Brough kesayangannya.
Mobil hitam yang terlihat melaju
Mark mengatakan minatnya untuk menemukan kebenaran tentang kematian pahlawan perang, dimulai setelah mendengar banyak cerita tentang sebuah mobil hitam yang terlihat melaju dari tempat kejadian kecelakaan, dekat dengan Bukit Awan, tak lama setelah kecelakaan fatal itu.
Dia berkata: “Cat hitam ditemukan di setang dan tangki bensin Lawrence’s Brough. “Tentu saja itu hanya bisa terjadi jika dia bertabrakan dengan kendaraan hitam. “Dan Anda dapat melihat dari gambar sepeda pada saat itu kerusakan di sisi kanan sepeda konsisten dengan tabrakan dengan mobil.
“Setelah kecelakaan itu, sepeda Lawrence diperiksa oleh George Brough, orang yang membuat sepeda itu. “Pada tahun 1985 dia bersaksi bahwa dia ingin memberikan bukti pada pemeriksaan, tetapi bahwa mereka telah mengatakan kepadanya, dia seharusnya tidak menyebutkan sepeda itu telah rusak secara struktural.
“Jadi dia tidak memberikan bukti, karena jika dia harus mengatakan bahwa itu telah dihantam oleh sesuatu. “Jadi itulah pikiranku, mengapa mereka ingin menutupi itu?”
Mark juga mengklaim, segera setelah insiden, apa yang disebut pemberitahuan D diterapkan oleh dinas rahasia, yang berarti tidak ada organisasi media yang dapat melaporkan kecelakaan itu. Mark berkata: “Lawrence pada saat itu sudah pensiun, dia adalah seorang warga sipil, jadi mengapa mereka menutup ceritanya?”
Yakin bahwa sisi jahat kematian Lawrence telah ditutup-tutupi, dia mulai bertanya siapa yang mungkin ingin menyingkirkannya. Dia berkata: “Ketika dia memiliki teman yang berpengaruh, sikapnya yang tanpa kompromi menciptakan musuh yang kuat.
“Ada banyak alasan yang dapat dipercaya bahwa seseorang mungkin menginginkan dia mati. Zionis, dinas rahasia dan pendirian semuanya menentangnya.
Palestina
“Pertama, dia terus terlibat dalam perjuangan Arab, dan secara teratur berhubungan dengan Raja Faisal dari Arab Saudi, yang marah karena Sekutu tidak menepati janji mereka pada Deklarasi Belfour 1917 tentang permukiman Yahudi di Palestina, dan berbicara dari pemberontakan Arab.
“Ketika Faisal tiba-tiba jatuh sakit dan meninggal saat mengunjungi Swiss, yang menurut saya sangat mencurigakan, Lawrence melanjutkan kontak dengan Raja Abdullah yang menggantikannya. “Jadi bisa jadi pendirian itu khawatir bahwa Lawrence mengaduk masalah di Arab, dan khususnya tentang Palestina.
“Lawrence juga menciptakan hubungan dengan Oswald Mosley dan Blackshirts, sebuah partai fasis di Inggris, dan ada komunikasi tentang kemungkinan dia bahkan bertemu Hitler.
“Dia mungkin telah menyusup ke dalam kelompok, sehingga dia bisa mengetahui lebih banyak tentang Nazi dan ancaman Perang Dunia Kedua, atau dia mungkin sudah menjadi pribumi/membela lawannya. “Tetapi gagasan tentang seorang pahlawan perang Inggris yang bertemu Hitler, akan sangat memalukan bagi pembentukannya.”
Komunitas intelijen Inggris
Mungkin teori yang paling kredibel, menurut Mark, adalah bahwa Lawrence dibunuh oleh komunitas intelijen Inggris, setelah petunjuk bahwa Winston Churchill merencanakan baginya untuk memimpin Secret Service.
Setelah kematiannya, Churchill, seorang teman Lawrence, muncul untuk mengkonfirmasi peran yang mengatakan dia berharap dia akan “mengambil bagian dalam menghadapi bahaya sementara sekarang mengancam negara.”
Mark berkata: “Churchill sedang merencanakan sebuah layanan rahasia yang sangat besar. “Dalam buku hariannya dia berbicara tentang menciptakan sebuah direktorat yang akan mengawasi Dinas Rahasia, polisi dan militer bersama-sama. “Orang yang tetapi berhenti untuk itu, seorang pria bernama Quex yang telah menjalankan SS sejak Perang Dunia Pertama, dipecat ketika Churchill dijadikan Perdana Menteri pada 1940.”
Sementara Mark mengakui, dia tidak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi, dia yakin ada sesuatu yang ditutupi. Dia berkata: “Saya bertanya-tanya apakah itu adalah kecelakaan sederhana, bahwa seorang VIP berada di mobil hitam yang bertabrakan dengan sepeda motor, dan itulah alasan mengapa Secret Service diperlukan untuk mengelola apa yang akan menjadi situasi yang memalukan.”
Tapi dia mengklaim, itu tidak akan lama sebelum dunia akan tahu kebenaran tentang bagaimana dan mengapa Lawrence legendaris dari Arab benar-benar mati. Dia mengatakan: “Ada sebuah pertanda besar pada 2020, yang akan menjadi 85 tahun sejak peristiwa itu, ketika Arsip Nasional akan merilis semua dokumen rahasia tentang kematiannya.
“Ini akan sangat menarik akhirnya, untuk mengetahui kebenaran, dan saya pikir banyak orang akan terkejut dengan apa yang mereka temukan.”
Baca juga : 25 Agustus 1814, Pasukan Inggris membakar US Capitol dan Gedung Putih di Washington DC Amerika