Film

Film The Thin Red Line (1998) : Konflik Guadalcanal di Teater Pasifik dalam Perang Dunia ke-2

Adaptasi dari novel otobiografi James Jones pada tahun 1962, yang berfokus pada konflik di Guadalkanal selama Perang Dunia kedua.

ZONA PERANG(zonaperang.com) The Thin Red Line adalah sebuah film perang Amerika Serikat tahun 1998 yang ditulis dan disutradarai oleh Terrence Malick. Film ini merupakan adaptasi layar lebar kedua dari novel tahun 1962 dengan judul yang sama karya James Jones, menyusul film tahun 1964.

Menceritakan versi fiksi dari Pertempuran Mount Austen, yang merupakan bagian dari Kampanye Guadalkanal di Teater Pasifik pada Perang Dunia II, film ini menggambarkan tentara AS dari Kompi C, Batalion 1, Resimen Infanteri ke-27, Divisi Infanteri ke-25, yang diperankan oleh Sean Penn (Dead Man Walking), Jim Caviezel (G.I. Jane), Nick Nolte (Hotel Rwanda), Elias Koteas (Shooter), dan Ben Chaplin (The Truth About Cats & Dogs).

Box office

The Thin Red Line dirilis secara terbatas pada tanggal 25 Desember 1998, di lima bioskop dan meraup $282.534 pada akhir pekan pembukaannya. Film ini mendapatkan perilisan luas pada tanggal 15 Januari 1999, di 1.528 bioskop dan meraup $9,7 juta pada akhir pekan pembukaannya. Film ini menghasilkan $98.126.565 di box office seluruh dunia($177,779,891 nilai tahun 2023).

Baca juga : 14 Januari 1943, Operation Ke : Misi gemilang penyelamatan tentara Jepang yang sakit, kelaparan dan terkepung dari Guadalcanal dalam perang dunia ke-2

Baca juga : The 1928 Red Line Agreement, The Secret of the Seven Sisters: Kartel minyak pencipta perang

Film Perang Dunia II yang filosofis dan berani

Judul novel ini menyinggung sebuah baris dari puisi Rudyard Kipling, “Tommy”, dari Barrack-Room Ballads, yang menyebut tentara Inggris sebagai “garis merah tipis para pahlawan”,merujuk pada posisi Resimen ke-93 dalam Pertempuran Balaclava pada Perang Krimea.

Film ini menandai kembalinya Malick ke dunia perfilman setelah absen selama 20 tahun. Film ini juga dibintangi oleh Adrien Brody (King Kong), George Clooney (Syriana), John Cusack (True Colors), Woody Harrelson (Natural Born Killers), Jared Leto (Fight Club), John C. Reilly (The Aviator), dan John Travolta (Face/Off).

Pengambilan gambar utama dilakukan di Queensland, Australia dan Kepulauan Solomon.

The Thin Red Line secara umum mendapat ulasan positif dari para kritikus, dan dinominasikan untuk tujuh Academy Awards: Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Skenario Adaptasi Terbaik, Sinematografi Terbaik, Penyuntingan Film Terbaik, Skor Drama Orisinil Terbaik, dan Tata Suara Terbaik. Film ini memenangkan Golden Bear di Festival Film Internasional Berlin 1999. Martin Scorsese menempatkannya sebagai film favorit keduanya pada tahun 1990-an. Dalam acara At the Movies, Gene Siskel menyebutnya sebagai “film perang kontemporer terhebat yang pernah saya lihat.”

Baca juga : 19 Maret 1945, Kapal induk USS Franklin VS 1 pesawat pembom tukik Jepang di perang Dunia ke-2

Baca juga : Apa pesan yang ingin disampaikan zionis Israel dalan serangan pembalasanya dan apakah mereka tetap akan menyerang Rafah? (Analisa)

Sinopsis

Dalam Perang Dunia II, hasil pertempuran Guadalkanal akan sangat memengaruhi kemajuan Jepang ke teater Pasifik.

Pasukan mendarat di Guadalkanal tanpa perlawanan. Mereka berbaris ke pedalaman pulau, dan di sepanjang jalan bertemu dengan penduduk asli dan bukti-bukti kehadiran Jepang yang sedang berlangsung. Pasukan ini segera menemukan sasarannya: Bukit 210, posisi kunci musuh.

Pertarungan untuk mendapatkan lapangan terbang Henderson yang memiliki posisi strategis yang memungkinkan kendali lebih dari radius 1.000 mil (1.600km) membuat orang-orang dari regu harus menghadapi kondisi perang yang seperti neraka.

Kengerian perang membentuk para prajurit menjadi kelompok yang erat; emosi mereka berkembang menjadi ikatan cinta dan bahkan seperti keluarga.

Alasan perang ini semakin jauh karena dunia untuk para prajurit semakin mengecil selama pertempuran.

Para prajurit yang tersisa pun akhirnya hanya perlu mencari cara bagaimana untuk bertahan hidup dan saling melengkapi antara mereka satu sama lainnya.

Baca juga : 4 Maret 1943, Battle of the Bismarck Sea : Awal dari akhir petualangan Jepang di Papua Nugini selama Perang Dunia II

Baca juga : Film Merah Putih Memanggil (2017) : Saat Tentara Indonesia melakukan operasi gabungan penyelamatan di negeri tetangga

ZP

Recent Posts

Dari Pelatihan ke Medan Tempur: Evolusi Embraer ‘Tucano’

Embraer EMB 312 Tucano dan penerusnya, EMB 314 Super Tucano, adalah pesawat turboprop yang telah…

2 jam ago

Army of Shadows (1969): Potret Kelam Perlawanan Perancis yang Tak Terungkap

L'Armée des Ombres: Di Mana Pahlawan Tidak Memiliki Nama Army of Shadows (L’Armée des ombres),…

1 hari ago

Dari Musim Semi ke Kekacauan: Ringkasan Perang Saudara Suriah 2011–2025

Suriah 2011-2025: Dari Protes Damai ke Perang Saudara yang Berkepanjangan Perang Saudara Suriah, yang dimulai…

2 hari ago

Martin Model 262 Convoy: Ambisi VTOL Turboprop Angkatan Laut AS yang Terlupakan

Pada dekade 1950-an, dunia penerbangan militer Amerika Serikat dipenuhi semangat inovasi dan eksperimen. Salah satu…

3 hari ago

Pemberontakan Moral: Gelombang Mundur Tentara & Diplomat AS Tolak Kebijakan zionis Israel

Gerakan #NotInOurName menggema di kalangan militer Fenomena pengunduran diri massal tentara dan diplomat Amerika Serikat…

4 hari ago

Maginot Line: Benteng Megah yang Gagal Menyelamatkan Prancis

Maginot Line: Benteng Impian yang Menjadi Kuburan Harapan Prancis Maginot Line: Kisah Benteng Pertahanan yang…

5 hari ago