Artikel

Gaza, Dia Istimewa dan diperebutkan

ZONA PERANG (zonaperang.com) Nama Gaza sudah tak asing dalam bacaan dan telinga kita, terlebih ketika media meliput serangan zionis di wilayah istimewa itu. Gaza bukanlah tempat Masjid Al Aqsha berada, namun ia menyimpan kisah tersendiri dalam sejarah Umat Islam secara khusus dan manusia secara umum.

Gaza selalu naik lagi ‘ke permukaan’, setelah zionis Israel membombardir penduduknya. Tapi dalam hari-hari itu, selalu ada anak-anak syahid dan luka-luka. Israel akan selalu lebih terang-terangan dalam beringasnya, tak lagi peduli pada hukum internasional. PBB menganggap serangan ini ilegal karena Israel melakukan aksi beringasnya dengan dalih “sebagai upaya agar tidak diserang.”

Di bawah Kekaisaran Romawi, Gaza relatif damai dan pelabuhannya berkembang. Pada tahun 635 M, kota ini menjadi kota pertama di Palestina yang ditaklukkan oleh tentara Muslim Rashidun dan dengan cepat berkembang menjadi pusat hukum Islam. Namun, pada saat Tentara Salib menginvasi negara itu mulai tahun 1099, Gaza sudah hancur. Pada abad-abad berikutnya, Gaza mengalami beberapa kesulitan—dari serangan Mongol hingga banjir dan belalang, menjadikannya sebuah desa pada abad ke-16, ketika dimasukkan ke dalam Kekaisaran Ottoman. Selama paruh pertama pemerintahan Ottoman, dinasti Ridwan menguasai Gaza dan di bawah mereka kota itu melewati zaman perdagangan dan perdamaian yang hebat. Kotamadya Gaza didirikan pada tahun 1893.more

Baca juga : 22 Juli 1946, Serangan teror bom di Hotel King David Yerusalem Palestina yang penuh dengan pengunjung oleh paramiliter zionis Irgun

Baca juga : Jalan Pembebasan Al Aqsha, Adalah Jalan yang Sepi…

Punya pesona tersendiri

Gaza tidak hanya sebuah nama yang terkenal di tahun-tahun belakangan ini. Sejak dahulu kala, ia telah punya pesona tersendiri. Kini, ia adalah rumah bagi para pejuang dan benteng terakhir masyarakat Palestina menghadapi tiran. Dulu, ia adalah tempat para bangsa-bangsa besar berlabuh untuk menjelajahi bumi.

Ketika Bani Israil yang beriman pada Allah memimpin Palestina, Gaza masuk dalam kekuasaan Nabi Daud alaihissalam. Waktu terus berganti, Gaza kemudian direbut oleh kerajaan Assyria, lalu Persia, hingga Mesir. Letaknya yang ada di pantai Mediterania membuatnya jadi tujuan perjalanan dan perdagangan. Banyak transaksi ekonomi penting di sana pada abad-abad lalu.

Sejak tahun 350 SM, Gaza menjadi kota penting bagi peradaban Mesir kuno. Ia masuk dalam wilayah yang dikuasai oleh para Fir’aun karena letaknya yang sangat dekat dengan Mesir. Bisa dibilang, Gaza adalah gerbang Afrika menuju Asia, dan sebaliknya: pintu utama dari benua Asia menuju Afrika. Wajarlah kemudian banyak kekuatan ingin menaklukkannya. Bahkan Alexander The Great pun menghabiskan waktu 5 bulan lamanya demi bisa merebut Gaza.

Pusat peradaban yang cukup megah

Dua abad sebelum Rasulullah ﷺ hadir ke dunia, Gaza berada sudah berada di bawah kekuasaan Romawi. Wilayah itu menjelma pusat peradaban yang cukup megah di zamannya dimana orang-orang Yunani, Persia dan Mesir. Kisah Gaza semakin lengkap ketika ia menerima predikat ini: menjadi kota pertama di Palestina yang dibebaskan oleh Kaum Muslimin. Gaza dipeluk oleh dakwah, pada masa Khalifah Umar Al Faruq/Umar bin Khattab yang bersahaja nan gagah.

Sejak Islam masuk ke Gaza, banyak ilmuwan besar lahir dari sana. Sebagian kita mungkin akan kaget ketika mengetahui bahwa ulama besar yang sangat masyhur, Imam Syafi’i rahimahullah, adalah tokoh kelahiran Gaza pada tahun 767 Masehi. Eksistensi Islam bertahan di sana selama 465 tahun, sampai kemudian pasukan Salib datang dan mencengkeram Palestina selama hampir satu abad, kemudian Gaza bebas lagi di masa Shalahuddin Al Ayyubi, rahimahullah.

Kini Gaza menunggu lagi masa pembebasannya. Telah lama ia berjuang dan sudah ia buktikan bahwa ia perkasa. Hanya tinggal menunggu waktu ketika kelak ia akan merdeka lagi, di tangan para pembebas sejati yang berkepribadian Qur’ani. Apakah itu kamu?

Gaza jatuh ke tangan pasukan Inggris selama Perang Dunia I, menjadi bagian dari Mandat Palestina. Sebagai hasil dari Perang Arab-Israel 1948, Mesir mengelola wilayah Jalur Gaza yang baru terbentuk dan beberapa perbaikan dilakukan di kota tersebut. Gaza direbut oleh Israel dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967, tetapi pada tahun 1993, kota itu dipindahkan ke Otoritas Nasional Palestina yang baru dibentuk. Pada bulan-bulan setelah pemilu 2006, konflik bersenjata pecah antara faksi politik Palestina Fatah dan Hamas, yang mengakibatkan Hamas mengambil alih kekuasaan di Gaza. Mesir dan Israel akibatnya memberlakukan blokade di Jalur Gaza.more

Baca juga : Saifuddin al-Qutuz : Penghancur mitos tidak terkalahkan pasukan invasi Mongol

Baca juga : Israel Buat Dinding Besi Cegah Terowongan Hamas di Sekitar Jalur Gaza

ZP

Recent Posts

Negara Arab dimata Taliban Afganistan tentang Perjuangan Palestina

ZONA PERANG(zonaperang.com) Konon, ketika pemerintahan pertama Taliban diundang dalam konferensi mengenai isu Palestina di salah…

1 bulan ago

Mesir

Pada tanggal 5 Oktober 1985, selama dinas wajibnya di Pasukan Keamanan Pusat Polisi Mesir di…

1 bulan ago

Fakta unik peranan rusia dalam hubungan dengan Amerika

Siapa yang mendukung Amerika dalam Revolusi Amerika melawan Inggris? RUSIA.

1 bulan ago

Jordan Files : Mengapa kerajaan Yordania melindungi zionis Israel Dari serangan lawan-lawanya?(Bagian ke-2)

ZONA PERANG(zonaperang.com) Salah satu peran yang ditugaskan kepada Yordania adalah koordinasi keamanan, karena Yordania memainkan…

2 bulan ago

Garis waktu perang Kolonial Zionis Israel vs Palestina 8 – 15 Mei 2024 (bagian 27): “Ada indikasi jelas bahwa Israel akan segera berakhir”

Faktor2 pendorong kehancuran rezim Zionis: kurangnya kohesi sosial di tengah masyarakat Israel, ledakan problem ekonomi,…

2 bulan ago

10 Pesawat Terburuk di Perang Dunia ke-2

Dengan meningkatnya ketegangan di Eropa pada akhir tahun 1930-an, beberapa negara seperti Amerika, Inggris, Prancis,…

2 bulan ago