Hamas : Reaksi atas penjajahan Israel di Palestina

ZONA PERANG(zonaperang.com) Hamas adalah sebuah gerakan politik dan militer Palestina yang didirikan pada tahun 1987. Organisasi ini didirikan oleh Sheikh Ahmed Yassin, Abdel Aziz al-Rantissi, ‘Abdel Fattah Dukhan, Mahmoud al-Zahar, Hassan Yousef, dan beberapa orang lainnya. Hamas awalnya adalah organisasi yang non-militer, tetapi kemudian membentuk sayap militer yang dikenal sebagai Brigade Izz ad-Din al-Qassam.

Gerakan ini berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir, tetapi memiliki karakternya sendiri. Hamas merupakan singkatan dari Harakat al-Muqawamah al-Islamiyah, yang berarti Gerakan Perlawanan Islam.

“Negara Israel didirikan pada tanggal 14 Mei 1948, sebagai negara merdeka bagi orang-orang Yahudi. Tujuan berdirinya negara Israel adalah untuk memberikan tempat yang aman bagi orang-orang Yahudi untuk hidup, beribadah, dan berkembang.”

Hamas berdiri sebagai tanggapan atas pendudukan Israel di wilayah Palestina. Tujuan perjuangan Hamas adalah untuk mendirikan negara Islam yang merdeka di Palestina yang saat ini dijajah Israel. Gerakan ini juga menentang keberadaan Israel dan menolak semua perjanjian yang dicapai antara PLO dan Israel.

Baca juga : Peranan Rusia dalam pembentukan negara Israel(Nakba) : Perjanjian Sykes–Picot di tandatangani di Saint Petersburg

Baca juga : 15 Mei 1948, Hari Nakba : Pengusiran Warga Palestina dari rumah dan tanah mereka sendiri pada 1948 setelah berdirinya negara Israel

Digulingkan dalam pemilu

Hamas telah melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuannya, termasuk:

• Melakukan serangan terhadap pasukan Israel
• Menyelenggarakan kegiatan sosial dan pendidikan
• Berpartisipasi dalam pemilihan umum

Hamas telah berhasil memenangkan pemilihan umum di Palestina pada tahun 2006. Namun, Hamas kemudian digulingkan oleh Israel dan Fatah dalam perang saudara pada tahun 2007. Sejak saat itu, Hamas telah memerintah di Jalur Gaza yang terkukung, sementara Fatah memerintah di Tepi Barat yang tanahnya terus dirampas.

Hamas dianngap sebagai organisasi teroris terlarang oleh pendudukan Israel dan sekutu dekatnya Amerika Serikat serta pihak-pihak yang mendukung kolonialisme, sementara beberapa negara lainnya menganggap Hamas sebagai organisasi yang sah dan gerakan yang memiliki dukungan kuat dari masyarakat Palestina sendiri.

Baca juga : Gilad Shalit, kegagalan intelejen Israel dan kemenangan Hamas

Baca juga : Janji Panglima Salahuddin Ayyubi Merebut Yerusalem dalam Perang Salib