ZONA PERANG(zonaperang.com) Nama aslinya adalah Abu Thalib Muhammad bin Muhammad Al Alqami. Dia dilantik menjadi perdana menteri oleh Khalifah Al Musta’shim pada tahun1244/1245 Masehi, 13 tahun sebelum jatuhnya Baghdad. Ibnu Katsir menulis tentang tokoh ini, “dia bukanlah seorang perdana menteri yang jujur, bukan pula seseorang yang dicintai oleh rakyat. Dialah yang membantu Hulagu untuk mempermainkan Kaum Muslimin.” (Al Bidayah wa An Nihayah 14/192)
Imam Adz Dzahabi mendeskripsikan tentang apa yang dilakukan oleh Ibnu Alqami pada Khalifah Al Musta’shim, “dia membisikkan pada Khalifah untuk membenarkan segala cara agar kekayaan bertambah banyak, serta mendikte pada Khalifah agar mengurangi jumlah pasukan di perbatasan.” (Tarikh Al Islam 11/177)
Setidaknya ada 3 tangga yang ditapaki oleh Ibnu Alqami untuk merencanakan pengkhianatannya. Yang pertama adalah mengurangi pasukan muslimin dengan memangkas gaji mereka. Kedua adalah berkorespondensi secara terus menerus dengan Hulagu untuk mengabarkan kondisi Baghdad, dan tangga ketiga adalah berusaha menahan Khalifah dan pembesar istana untuk menyerukan jihad melawan Mongol.
Baca juga : 9 April 1288, Battle of Bạch Đằng : Kegagalan Mongol menguasai wilayah Vietnam
Baca juga : 5 Oktober 1965: Peringatan HUT ABRI Berselimut Duka karena Pengkhianatan G30S/PKI
Ibnu Alqami, Sang Pengkhianat Umat
Di saat-saat mencekam menuju terbakarnya Baghdad, perdana Menteri Abbasiyah saat itu, Ibnu Alqami –seorang syiah yang menjadi pengkhianat Khalifah- menyarankan kepada Al-Musta’shim untuk mengadakan perjanjian damai dengan pasukan Mongol seraya berkata, “Aku akan menemui mereka wahai tuanku untuk mengadakan perjanjian damai.”
Ibnu Alqami malah mendatangi Hulagu Khan dan merencanakan sebuah makar yang mengerikan. Sejurus kemudian Alqami kembali kepada Khalifah dan berkata bahwa Hulagu Khan menawarkan akan menikahkan puterinya dengan putera Al-Musta’shim. Ibnu Alqami membuat siasat licik yang membuat Al-Musta’shim dan menteri-menteri serta Ulamanya akhirnya keluar dari Istana menyambut Hulagu Khan di tendanya.
Malam itu, ketika para Ulama hadir, para ahli intelektual pun diundang dan pegawai kerajaan Abbasiyah semuanya berada di tenda Hulagu Khan atas untuk menyaksikan pernikahan puteri Hulagu dan putera mahkota Al-Musta’shim, mereka malah dikejutkan dengan serangan tebasan pedang ke leher-leher mereka. Begitu juga nasib semua hadirin yang berniat mengucapkan selamat, setiap jiwa yang datang ditebas dan mati di tempat!
Setelah peristiwa pilu itu, Pasukan Mongol memulai aksi terornya membantai kaum Muslimin di tengah kota, sehingga ketika Hulagu Khan memerintahkan penghitungan jumlah korban tewas, kaum Muslimin yang dibantai berjumlah 1.8 juta! Pembantaian berlangsung selama 30 hari.
Selengkapnya :
1. Al Bidayah wa An Nihayah, Al Hafizh Ibnu Katsir
2. An Nawazil fi At Tarikh Al Islami, Dr Fathi Zaghrut
3. Qisshatut Tatar, Dr Raghib Sirjani
Baca juga : Munir Redfa: Pilot Pengkhianat Irak yang Menyelamatkan Israel