ZONA PERANG (zonaperang.com) – Selalu ada beberapa peristiwa penting yang kurang dibahas, baik dalam buku ataupun kelas sejarah. Salah satunya adalah pertempuran-pertempuran penting yang menentukan alur sejarah di masanya.
Pertempuran yang terjadi selama Perang Dunia II, seperti: Pertempuran Iwo Jima, Normandia, Stalingrad dan Berlin mungkin sering disebut karena dianggap sebagai peristiwa yang penting dalam sejarah.
Tetapi, apakah pertempuran yang menentukan alur sejarah hanya terjadi di Perang Dunia II atau zaman modern saja? Berikut 7 pertempuran yang jarang diketahui namun sangat menentukan didalam sejarah.
1. Pertempuran Tours (732M)
Pada abad ke-7 Masehi, pasukan Muslim sedang berada di atas angin setelah berhasil menggulingkan beberapa kerajaan besar dan menempati beberapa wilayah strategis di Timur Tengah dan Afrika Utara. Pada awal abad ke-8, bangsa Berber dari Libya berlayar ke Spanyol dan mulai mengklaim wilayah tersebut atas nama Dinasti Ummayah.
Pasukan Berber mengambil sebagian besar wilayah Spanyol selatan dan mulai bergerak semakin jauh ke Prancis. Ini adalah upaya paling serius yang dilakukan oleh umat Islam untuk mengambil Eropa Barat, karena pada saat itu Eropa Barat sendiri sedang mengalami Zaman Kegelapan, sehingga kemungkinan besar mereka akan berhasil.
Baca Juga : Perang Salib, Kampanye Militer Bermotif Agama dengan Segala Dinamikanya
Baca Juga : Tragedi Keluarga Shalahuddin Menjual Baitul Maqdis kepada Frederick II (Perang Salib Keenam)
Namun semua rencana ini gagal karena ulah satu orang, Charles “The Hammer” Martel(c. 688 – 22 October 741)seorang pemimpin pasukan Frank(saat ini Perancis dan Jerman). Martel memimpin pasukannya untuk menghadapi pasukan Muslim beberapa kali, walau awalnya ia menderita banyak kekalahan. Namun kaum muslimin melakukan kesalahan. yaitu tersibukan dengan hasil rampasan perang.
Martel melihat kesempatan ini dan melakukan pertempuran krusial di Tours(Battle of Poitiers/Battle of the Highway of the Martyrs). Martel mendapat kemenangan, membunuh sang panglima Abdul Rahman al-Ghafiqi dan berhasil memukul mundur pasukan Muslim kembali ke Spanyol selatan.
Jika Martel dikalahkan, mungkin tidak akan ada pasukan lain yang bisa menghentikan serangan Ummayah untuk masuk lebih dalam ke jantung Eropa. Kemenangan ini juga telah menyelamatkan keberadaan Kristen dari upaya penaklukan umat Islam di Eropa.
2. Pertempuran Laut Tsushima (1905)
Percaya atau tidak, Jepang dan Rusia pernah bertempur dengan sengit sebelum Perang Dunia I terjadi( 27–28 May 1905). Perang Rusia-Jepang berakhir dengan kemenangan Jepang, sesuatu yang dilihat sebelah mata saat itu dan mengubahnya menjadi kekuatan utama yang akan ikut andil selama Perang Dunia II.
Baca Juga : Peristiwa Penyerangan Jepang Ke Pearl Harbor, Hawaii tanggal 7 Desember 1941
Namun jauh sebelum itu semua, Pertempuran Tsushima-lah yang memutuskan siapa yang akan memenangkan perang tersebut. Rusia ingin menguasai Manchuria, dan begitu pula Jepang. Kedua pasukan bertemu di Tsushima(Battle of Tsushima Strait), sehingga terjadilah pertempuran besar-besaran di antara kedua kubu.
Peristiwa itu adalah pertama kalinya komunikasi elektronik digunakan dalam pertempuran. Pertempuran Tsushima mengakibatkan hancurnya Angkatan Laut Rusia, dan kembalinya kontrol Jepang atas Manchuria.
3. Pertempuran Metaurus (207 SM)
Perang Punisia adalah serangkaian perang antara dua kerajaan adikuasa terbesar di dunia saat itu, Roma dan Kartago(Tunisia). Ada tiga perang yang terjadi, dan Roma memenangkan setiap perang tersebut walau dengan bayaran yang sangat tinggi.
Pertempuran Metaurus(23 June 207 SM) adalah salah satu pertempuran penting dari Perang Punisia Kedua. Saudara laki-laki Hannibal, Hasdrubal, berhadapan dengan konsul Romawi, Nero. Hasdrubal membawa bala bantuan yang sangat besar, sehingga jika dia berhasil bertemu dengan pasukan Hannibal, Roma pasti akan jatuh.
Baca Juga : 26 Agustus 1071, Pertempuran Manzikert: Jalan Awal Utsmani Turki di Byzantium(Romawi Timur)
Sayangnya, Hasdrubal kalah dalam pertempuran. Nero memenggal kepalanya dan melemparkannya ke perkemahan Hannibal. Setelahnya pasukan Romawi berhasil mengalahkan Hannibal. Akibatnya, peradaban Romawilah yang sering ditulis dalam buku sejarah kita, bukan peradaban Kartago.(Sejarah ditulis oleh mereka yang menang)
4. Pertempuran Hastings (1066M)
Untuk waktu yang lama di abad kedelapan dan kesembilan, Inggris menerapkan politik isolasi. Terjebak di pulau mereka dan jauh dari teritori besar lainnya, mereka hanya duduk dan menyaksikan bangsa Eropa berperang satu sama lain.
Baca Juga ; Film Braveheart (1995) : Kisah tokoh legendaris Skotlandia Melawan Penjajahan Inggris
Baca Juga : 5 November 1956, Krisis Suez : Perebutan Terusan Suez antara Mesir-Inggris-Prancis
Inggris memang terlihat damai saat itu, sampai orang-orang Normandia(Norman-French army of William, the Duke of Normandy) memaksa mereka untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Pasukan Normandia menyerang Inggris( Anglo-Saxon King Harold Godwinson) dengan pasukan besar, dan berhasil menang lewat pertempuran Hastings(14 October 1066).
Kemenangan ini membuat penguasa asing bertakhta di Inggris untuk pertama kalinya, dan membuka pengaruh negara lain ke dalam Inggris. Secara tidak langsung, peristiwa ini mengintegrasikan banyak kata Prancis ke dalam bahasa Inggris, dan secara dramatis mengubahnya.
Namun, itu adalah terakhir kalinya pasukan asing berhasil menginvasi Inggris, karena setelahnya Inggris menjadi salah satu kekuatan tempur terbesar dan memiliki pertahanan terbaik di benua Eropa.
5. Pertempuran Emmaus (165 SM)
Pertempuran Emaus(September 165 SM)adalah pertarungan untuk menguasai Yerusalem, karena saat itu pasukan Yunani mencoba menginvasi Yerusalem. Pasukan Yahudi menipu mereka dengan membuat mereka berpikir bahwa mereka telah melarikan diri ke pegunungan.
Baca Juga : 28 September 1538, Kemenangan Gemilang Armada Laut Utsmani di Preveza Yunani(Pertempuran Preveza)
Baca Juga : 20 Oktober 1827, Pertempuran Teluk Navarino(Yunani): Turki Vs Prancis, Inggris, dan Rusia
Pada kenyataannya, pasukan Yahudi sedang bersembunyi dan menunggu pasukan Yunani meninggalkan kemah mereka. Ketika pasukan Yunani pergi, mereka menggeledah markas mereka dan mengambil semua persediaan dan senjata mereka.
Kemenangan dari orang-orang Yahudi ini memastikan perdamaian di Yerusalem, dan berhasil menjauhkan penjajah asing dari wilayah itu.
6. Pertempuran Valmy (1782)
Setelah Revolusi Prancis, ada sejumlah pertempuran revolusioner di wilayah Prancis, salah satunya adalah Pertempuran Valmy(20 September 1792). Saat itu Prussia mencoba menaklukkan Prancis yang sedang lemah karena revolusi, dan langsung disambut oleh pasukan Prancis di Valmy.
Baca Juga : 1 November 1814, Kongres Wina : Kekuatan besar Eropa Memetakan Tatanan Dunia Pasca Napoleon
Baca Juga : 9 November 1799, Napoleon Bonaparte Berkuasa Lewat Kudeta tidak Berdarah
Meskipun baru saja mengalami revolusi–di mana saat itu struktur pemerintahan mereka masih belum stabil, kalah jumlah dan kalah senjata, pasukan Prancis berhasil mengalahkan dan memaksa orang-orang Prussia untuk mundur.
Karena Prancis baru saja bangkit dari revolusi, kebanyakan pasukan yang bertarung adalah sukarelawan. Banyak sejarawan yang melihatnya sebagai kemenangan pertama dari pasukan yang terinspirasi oleh kebebasan. Kemenangan ini juga membuat dunia tidak lagi menganggap remeh kekuatan tempur Prancis.
7. Pertempuran Yarmuk (636M)
Sejarah mencatat bahwa pasukan Muslim pernah melakukan steamrolling di Timur Tengah, mengambil kembali wilayah tersebut dengan mengalahkan kerajaan-kerajaan besar di sekitarnya. Semua hal di atas mungkin tidak akan terjadi jika mereka kalah di Yarmuk.
Baca Juga : 15-20 Agustus Tahun 636, Kemenangan Besar Perang Yarmouk(Great Victory of Yarmouk)
Yarmuk adalah kota kecil di luar Danau Galilea(Israel), yang terletak di antara Suriah dan Palestina. Pada saat itu orang-orang Arab hanya menguasai sebagian kecil wilayah Timur Tengah, sedangkan Kaisar Bizantium menguasai Levant (Syam), termasuk Palestina, Suriah, Lebanon, dan Yordania.
Saat pertempuran Yarmuk, jumlah pasukan muslim kalah jumlah melebihi 10 banding 1. Tetapi dengan taktik brilian dari jenderal Muslim, Khalid bin Walid, mereka mundur ke ladang di luar kota dan menunggu Bizantium mendekati mereka.
Baca Juga : Sahabat Nabi Zubair Bin Awaam : Sang Pembela Rasulullah SAW
Meskipun dia memancing pasukan besar Bizantium ke tempat terbuka, Khalid mampu mengakali dan menghancurkan pasukan Bizantium.
Serangan itu membuat beberapa daerah di Timur Tengah menjadi kosong dari kekuasaan, termasuk benteng kaisar di Antiokhia yang kemudian direbut oleh pasukan Arab. Pada bulan-bulan berikutnya, pasukan Arab berhasil merebut seluruh Timur Tengah dan melumpuhkan Kekaisaran Bizantium di wilayah itu.