ZONA PERANG(zonaperang.com) Dilaporkan telah menjatuhkan total 29.000 amunisi. Jumlah tersebut hampir sama dengan jumlah yang dijatuhkan Amerika dan Inggris di seluruh Irak pada bulan pertama perang tahun 2003 dan setara dengan kurang dari 500 bom per hari.
Penjajah Israel juga menggunakan amunisi terarah dalam jumlah yang sangat besar—dari 10% dari total amunisi dalam dua minggu pertama setelah tanggal 7 Oktober, menjadi 40-45% saat ini.
Israel telah membeli amunisi berpemandu presisi (PGM) senilai sekitar $1,9 miliar dari perusahaan-perusahaan Amerika sejak tahun 2015, termasuk 14.500 perlengkapan JDAM dan ribuan rudal berpemandu laser.
Baca juga : 19 Maret 2003, Amerika Serikat memulai invasi ke negara merdeka Irak : Dosa Besar Abad Modern
Baca juga : Delapan pelajaran yang dapat dipetik angkatan udara dari perang di Ukraina
Senjata Amerika
Sejak tanggal 7 Oktober Amerika telah mengirimkan sedikitnya 15.000 bom ke Israel, termasuk sekitar 3.000 JDAM. Pada bulan November, Biden mengatakan kepada Kongres bahwa dia berencana mengirim amunisi SPICE senilai $320 juta, yang mirip dengan perlengkapan JDAM.
Israel bisa kehabisan tenaga. Banyak pejabat Israel khawatir bahwa perang yang lebih besar akan terjadi dengan Hizbullah, sebuah kelompok perjuangan Lebanon.
Israel juga mengancam akan menyerang kelompok Houthi di Yaman, kelompok sekutu Iran lainnya yang telah menembakkan rudal balistik ke arah Israel. Kelompok-kelompok ini, bersama dengan Iran, memiliki akses terhadap sistem pertahanan udara yang lebih canggih dibandingkan sekedar kelompok kecil Hamas, yang mampu menyerang sasaran yang lebih jauh dan lebih tinggi.
Angkatan udara Israel mungkin ingin menyimpan persediaan bom pintarnya untuk lawan-lawannya yang memiliki pertahanan lebih baik.
Sumber: The Economist
Baca juga : Bantuan senjata untuk Ukraina: Sebagian besar uang tetap berada di Amerika Serikat