ZONA PERANG(zonaperang.com) Kelas Typhoon, sebutan Soviet untuk Proyek 941 Akula atau “hiu” adalah kelas kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir yang dirancang oleh biro desain Rubin dan dibangun pabrikan Sevmash untuk Armada merah Angkatan Laut Soviet – Voyenno-morskoy flot SSSR.
“Kapal selam Typhoon terlihat begitu mengancam karena layarnya (conning tower) terletak di belakang silo rudal nuklir antar benuannya, bukan di depannya, yang berarti peluru kendali selalu disertakan dalam setiap gambar kapal selamnya.”
Dengan bobot terendam 48.000 ton, Typhoon adalah kapal selam terbesar yang pernah dibuat manusia, yang mampu mengakomodasi fasilitas kehidupan yang nyaman bagi 160 awak saat menyelam selama berbulan-bulan. Kapal ini adalah reaksi Soviet atas dibangunya kapal selam kelas Trident (sekarang kelas Ohio) SSBN/ballistic missile submarine milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang baru.
Baca juga : 5 Operasi teratas badan Intelijen Amerika CIA melawan Uni Soviet
Membuat takjub Barat
Uni Soviet, ingin agar kapal selam super mereka membawa lebih sedikit rudal daripada lawanya kapal Amerika, sebagai isyarat bahwa mereka bukan agresor. Jadi, hanya 20 rudal yang dibawa.
“Pada zamannya, arti penting kapal selam bukan hanya ukurannya. Kemunculan Typhoon membuat takjub imajinasi Barat. Dan itu bisa dimengerti. Bahkan di kalangan pertahanan, kapal selam ini menjadi bahan penelitian, spekulasi, film dan keajaiban. Ada kekhawatiran bahwa torpedo biasa tidak dapat menenggelamkannya.”
Film The Hunt for Red October(1990) seharusnya merupakan varian super fiksi dari kelas Typhoon, yang dilengkapi dengan enam rudal RSM-52 dengan total 52.000 kiloton daya tembak nuklir. (Bom atom yang meledak di Hiroshima, sebagai perbandingan, memiliki hasil 16 kiloton).
Kolam renang
Meskipun sebagian besar kapal selam relatif sederhana dalam hal fasilitas, ukuran Typhoon memungkinkan para insinyur di Biro Desain Rubin di Sankt Peterburg untuk memberikan fasilitas yang belum pernah ada sebelumnya, seperti : tempat berjemur, kolam renang dan ruang mandi sauna.
Ukurannya juga memiliki keunggulan lain. Hal ini memungkinkan daya apung cadangan yang luar biasa, yang memungkinkan kapal selam muncul ke permukaan melalui es yang lebih tebal. Hal ini berperan dalam strategi benteng pertahanan utama, di mana kapal selam rudal dapat bersembunyi di bawah es sebelum melakukan pembalasan dendam yang sangat menghancurkan dunia.
Angkatan Laut Rusia membatalkan program modernisasi Typhoon pada Maret 2012, dengan menyatakan bahwa memodernisasi satu Typhoon akan sama mahalnya dengan membangun dua kapal selam kelas Borei /Project 955 Borei mereka baru. Dengan pengumuman bahwa Rusia telah menghapus SLBM/ submarine-launched ballistic missile R-39 Rif (SS-N-20 Sturgeon/RSM-52) yang terakhir pada September 2012, hanya satu Typhoon yang masih beroperasi, yaitu Dmitry Donskoy yang dipersenjatai dengan SLBM RSM-56 Bulava yang lebih modern. Dmitriy Donskoi akhirnya dinonaktifkan pada Februari 2023.
Baca juga : Kapal Selam Serang Nuklir kelas Los Angeles SSN-688(1972), Amerika Serikat
Nama Barat dan Desain
Nama pemberian Barat menjadi sangat populer(Typhoon), bahkan orang Soviet pun menyebut kapal-kapal ini sebagai kelas Topan. Kapal selam ini didasarkan pada desain lambung ganda yang terdiri dari dua lambung bertekanan terpisah yang digabungkan dengan satu penutup luar untuk memberikan perlindungan lebih terhadap senjata antikapal selam.
Kelas ini dibuat khusus untuk operasi Armada Utara Soviet di lautan es Kutub Utara. Conning towe(sail) yang diperkuat, sirip buritan yang canggih dengan hidroplane horizontal yang dipasang di buritan dan hidroplane haluan yang dapat ditarik memungkinkan kapal selam ini menembus titik-titik es tipis di dalam lapisan es Kutub Utara dengan mudah. Di bawah es, kapal-kapal ini jauh lebih sulit untuk dilacak dan diserang.
Unit yang dibangun
Unit pertama dibangun pada 1976 di Severodvinsk dan mulai beroperasi pada 1980, dan mencapai status operasional pada 1981. Untuk mempersenjatai Typhoon, pengembangan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam generasi kelima, R-39 Rif (nama pelaporan Barat SS-N-20 Sturgeon) yang sangat besar, dimulai pada tahun 1973 oleh Makeyev design bureau.
Sebanyak 6 kapal kelas Typhoon ditugaskan antara tahun 1981-89, memasuki layanan untuk menjadi bagian dari Armada Kapal Selam Atom ke-1, di dalam Teater Barat Armada Utara, dan berpangkalan di Nyerpicha. Pembangunan kapal ke-7 dimulai pada tahun 1986, tetapi tidak pernah selesai. Akhirnya pada tahun 1990, kapal selam ke-7 yang belum selesai ini dibatalkan.
Baca juga : Tiga Proyek Ambisius Uni Soviet untuk Mengalahkan Amerika
Baca juga : Pesawat intai dan patroli maritim Boeing P-8 Poseidon : Dewa laut andalan Amerika Serikat
Sistem elektronik
Kapal selam ini memiliki sistem komunikasi radio dan satelit. Dilengkapi juga dengan dua pelampung antena apung untuk menerima sinyal radio, data penunjukan target, dan sinyal navigasi satelit, di kedalaman dan di bawah lapisan es.
Senjata
R-39/RSM-52 yang memiliki berat 84 ton dan panjang 16,1 meter ini memungkinkan kapal selam untuk menembakkan senjata dari dalam Lingkaran Arktik dan masih mengenai target di mana saja di benua AS. Satu rudal bisa membawa hingga 10 hulu ledak(tiap hulu ledak berkekuatan 100-200kt). Setiap kapal selam membawa 20 rudal balistik antarbenua tiga tingkat pembakaran ini.
“Motor roket berbahan bakar padat dari rudal Rif habis masa pakainya tanpa diganti, meninggalkannya sebagai monster ompong. Dia dimodernisasi untuk menguji coba rudal RSM-56 Bulava/SS-N-32 yang lebih baru.”
Uniknya, rudal-rudal tersebut dipasang di antara dua lambung kapal yang terpisah, di ruang yang terendam air. Tata letak keseluruhan dengan 5 lambung bertekanan di dalam lambung luar yang menyatu adalah sesuatu yang belum pernah diduplikasi.
Typhoon, pada awalnya direncanakan untuk dilengkapi dengan rudal balistik R-39M Grom yang telah ditingkatkan (nama pelaporan Barat SS-N-28). Namun, rudal yang lebih baik ini mengalami sejumlah kegagalan uji coba dan pengembangannya akhirnya dihentikan.
Typhoon memiliki empat tabung torpedo 630mm dan dua tabung torpedo 533mm dengan total 22 rudal anti-kapal selam dan torpedo dari berbagai jenis. Ruang torpedo berada di bagian atas haluan di antara lambung kapal. Tabung torpedo juga dapat digunakan untuk menyebarkan ranjau.
Karakteristik umum
Jenis Kapal selam rudal balistik
Bobot
23.200-24.500 t muncul ke permukaan
48.000 t (47.240 ton panjang) terendam
Panjang 175 m (574 kaki 2 inci)
Lebar 23 m (75 kaki 6 inci)
Lunas 12 m (39 kaki 4 inci)
Propulsi
2 × reaktor nuklir air bertekanan OK-650, masing-masing 190 MWt, HEU <= 45%
2 × turbin uap berpengarah, masing-masing 50.000 SHP
2 poros dengan sekrup terselubung 7 bilah
Kecepatan
22,22 knot (41,15 km/jam; 25,57 mph) di permukaan
27 knot (50 km/jam; 31 mph) terendam
Daya tahan 120+ hari terendam
Kedalaman uji 400 m (3.000 kaki)
Kapasitas angkut 160 orang
Persenjataan
1 × 9K38 Igla SAM
Tabung torpedo 4 × 533 mm (21 inci)
Tabung torpedo 2 × 650 mm (26 inci)
Rudal anti-kapal selam RPK-2 Vyuga
Torpedo tipe 53
Sistem peluncuran D-19 (Di dalam sistem peluncuran, R-39 memiliki pendorong gas di bagian bawah untuk melontarkan rudal).
20 × SLBM RSM-52 , diluncurkan di bawah permukaan laut( 40 – 50 m) dalam kecepatan rendah
Spesifikasi R-39 Rif/SS-N-20 Sturgeon/RSM-52
Massa 84 ton (185.000 lb)
Panjang 16,1 meter (53 kaki) (8,4 meter (28 kaki) tanpa hulu ledak)
Diameter 2,4 meter (7,9 kaki)
Hulu ledak 10 MIRV, Hulu ledak termonuklir tunggal per kendaraan (MIRV)
Hasil ledakan masing-masing 100-200 kt
Mesin Roket bahan bakar padat tiga tahap, mesin bahan bakar cair untuk bagian hulu ledak
Jangkauan operasional 8.300 kilometer (5.200 mil) dengan muatan maksimum serta memilik akurasi setiap MIRV dilaporkan CEP 340 hingga 500 meter.
Sistem panduan Navigasi inersia yang distabilkan dengan giro, Pemandu astro-inersia, ketinggian lintasan sekitar 3.000 km.
Baca juga : 28 Oktober 1981, Insiden karamnya kapal selam Soviet S-363 di perairan Swedia
Baca juga : Kapal selam diesel Howaldtswerke-Deutsche Werft GmbH (HDW) U212 / U214, Jerman