Artikel

Kasus Pembunuhan Mantan Agen KGB Alexander Litvinenko dengan racun radioaktif polonium-210 oleh Rusia di London

Bekas mata-mata Rusia Alexander Litvinenko diyakini berhasil selamat dari dua upaya pembunuhan, sebelum akhirnya tewas diracun di London

ZONA PERANG(zonaperang.com) Alexander Litvinenko adalah mantan perwira Dinas Keamanan Federal Rusia/FSB dan KGB. Pada tahun 1998, Litvinenko dan beberapa perwira intelijen Rusia lainnya mengatakan bahwa mereka diperintahkan untuk membunuh Boris Berezovsky, seorang pengusaha Rusia mantan penyokong dana bagi Vladimir Vladimirovich Putin untuk naik panggung politik pertama kalinya.

Setelah itu, pemerintah Rusia mulai menganiaya Alexander Valterovich “Sasha” Litvinenko. Dia melarikan diri ke Inggris dan menerima suaka, di mana dia mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemerintah Rusia melalui bukunya  Blowing up Russia: Terror from Within dan Lubyanka Criminal Group.

Mengkritik pemerintah Rusia dan Putin

Litvinenko menuduh bahwa FSB/Federal Security Service mengorganisir pengeboman gedung-gedung apartemen di Moskow dan kota-kota lain di Rusia pada tahun 1999 untuk memuluskan jalan menuju Perang Chechnya Kedua, yang membawa Vladimir Putin ke tampuk kekuasaan. Dia menuduh dinas rahasia Rusia telah mengatur krisis penyanderaan teater di Moskow, melalui provokator agen Chechnya, dan telah mengorganisir penembakan di parlemen Armenia pada tahun 1999.

Di pengasingan, Litvinenko bekerja sama dengan intelijen Inggris dan Spanyol, berbagi informasi tentang mafia Rusia di Eropa dan hubungannya dengan pemerintah Rusia.

Pada 1 November 2006, Litvinenko diracuni dan kemudian dirawat di rumah sakit. Dia meninggal pada 23 November, menjadi korban pertama yang dikonfirmasi sebagai korban pertama dari sindrom radiasi akut yang diinduksi oleh polonium-210. Tuduhan Litvinenko tentang perilaku buruk FSB dan tuduhannya di depan umum bahwa Putin berada di balik peracunannya menjadi sorotan media di seluruh dunia.

Baca juga : 20 Maret 1995, Tokyo subway sarin attack : Sekte sesat Jepang Aum Shinrikyo melakukan serangan senjata kimia di stasiun kereta padat penumpang

Baca juga : Pemimpin Soviet Joseph Stalin mata-matai dan menganalisa tinja bapak pendiri komunis Cina Mao Zedong

Polonium-210

Tidak seperti kebanyakan sumber radiasi pada umumnya, polonium-210 memancarkan radiasi gamma yang sangat sedikit, tetapi partikel alfa dalam jumlah besar yang bahkan tidak dapat menembus selembar kertas atau kulit ari kulit manusia, dan oleh karena itu relatif tidak terlihat oleh pendeteksi radiasi yang umum seperti alat penghitung Geiger/Geiger–Müller counter.

“Po-210 dihasilkan dalam rantai peluruhan uranium-238 dan radium-226, radioaktif ini diduga juga sebagai kemungkinan penyebab kematian pemimpin PLO Yasser Arafat

Hal ini menjelaskan mengapa tes yang dilakukan oleh dokter dan Scotland Yard di rumah sakit dengan alat penghitung Geiger hasilnya negatif. Sinar gamma dan partikel alfa diklasifikasikan sebagai radiasi pengion yang dapat menyebabkan kerusakan radiasi. Zat yang memancarkan alfa dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan hanya jika tertelan atau terhirup, bekerja pada sel-sel hidup seperti senjata jarak pendek.

Tubuh Litvinenko mengandung lima kali lipat dosis polonium-210 yang mematikan.

Terbukti

Investigasi selanjutnya oleh otoritas Inggris terhadap kondisi kematian Litvinenko menyebabkan kesulitan diplomatik yang serius antara pemerintah Inggris dan Rusia. Pada September 2021, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) memutuskan bahwa Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan Litvinenko dan memerintahkan Rusia untuk membayar ganti rugi sebesar €100.000 kepada istri Litvinenko ditambah €22.500 sebagai biaya.

ECHR menemukan tanpa keraguan bahwa Andrey Lugovoy dan Dmitry Kovtun yang membunuh Litvinenko. Keputusan Pengadilan ini sejalan dengan temuan penyelidikan Inggris pada 2016. Inggris menyimpulkan bahwa pembunuhan tersebut “mungkin disetujui oleh Tuan [Nikolai] Patrushev, yang saat itu menjabat sebagai kepala FSB, dan juga Presiden Putin.

“Para detektif menemukan tiga jejak polonium yang berbeda pada tiga tanggal yang berbeda, yang menurut investigasi menunjukkan bahwa Andrey Lugovoy dan Dmitry Kovtun melakukan dua kali percobaan yang gagal untuk memberikan polonium kepada Litvinenko sebelum percobaan terakhir yang berhasil.”

Baca juga : 8 Mata-mata yang membocorkan rahasia Bom Atom Amerika ke Uni Soviet

Baca juga : 10 Februari 1962, Perang Dingin : Pilot pesawat mata-mata U2 Amerika yang tertangkap, Gary Powers, ditukar dengan mata-mata Soviet yang tertangkap, Rudolf Abel

ZP

Recent Posts

Radar Smerch MiG-25: “Mata” yang Dibangun untuk Menembus Jamming berat

MiG-25 Foxbat, pencegat Soviet yang terkenal dengan kecepatan dan ketinggiannya, memiliki radar yang sama uniknya…

1 hari ago

Mengapa India Tidak Mampu Membuat Salinan Sukhoi Su-30MKI Rusia Seperti yang Dilakukan Cina dengan Su-30nya?

India dan Cina, dua negara besar di Asia, memiliki sejarah panjang dalam memperoleh peralatan militer…

2 hari ago

Negara Arab dimata Taliban Afganistan tentang Perjuangan Palestina

ZONA PERANG(zonaperang.com) Konon, ketika pemerintahan pertama Taliban diundang dalam konferensi mengenai isu Palestina di salah…

2 bulan ago

Mesir

Pada tanggal 5 Oktober 1985, selama dinas wajibnya di Pasukan Keamanan Pusat Polisi Mesir di…

2 bulan ago

Fakta unik peranan rusia dalam hubungan dengan Amerika

Siapa yang mendukung Amerika dalam Revolusi Amerika melawan Inggris? RUSIA.

2 bulan ago

Jordan Files : Mengapa kerajaan Yordania melindungi zionis Israel Dari serangan lawan-lawanya?(Bagian ke-2)

ZONA PERANG(zonaperang.com) Salah satu peran yang ditugaskan kepada Yordania adalah koordinasi keamanan, karena Yordania memainkan…

2 bulan ago