ZONA PERANG(zonaperang.com) Tidak jarang kita menafsirkan kemenangan itu adalah dengan kalahnya lawan. Tidak salah memang, salah satu indikator kemenangan ‘versi’ kacamata manusia memang demikian adanya. Namun, kemenangan dalam Islam tidak sesempit itu.
Mari kita sejenak ‘lompat’ ke masa perjanjian Hudaibiyah (Januari 628, Zulkaidah, 6 H). Saat di mana secara kacamata manusia, Sayyiduna Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat di Madinah ‘kalah’. Mulai dari tidak diakui ke-Tauhid-an Allah dan ke-Rasul-an Muhammad saw dalam naskah perjanjian hingga poin-poin kesepakatan dalam perjanjian yang sampai-sampai kebanyakan sahabat ‘tidak menerima’-nya.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra sampai bertanya: “Ya Rasulullah, apakah benar kita akan menuliskan ini?” (HR. Muslim 3/1411/No. 1784)
Sayyidina Umar bin Khathab ra pun bertanya: “Bukankah engkau benar seorang Nabi dan utusan Allah? Bukankah kita di atas kebenaran sementara mereka di atas kebatilan? Kenapa kita (seakan-akan) memberikan kerendahan pada agama kita? Bukankah engkau mengatakan bahwa kita akan mendatangi (menaklukkan) Ka’bah dan melaksanakan thawaf di sana?” (HR. Bukhari 11/167-178/No. 2731-2732)
Pertanyaan-pertanyaan para sahabat mulia itu kemudian dijawab oleh Allah dan Rasul-Nya dengan sebuah fenomena di mana justru dakwah Islam dapat menembus relung hati jauh lebih banyak orang hingga para penguasa dan pembesar bangsa Quraisy pun banyak yang menerima hidayah-Nya, termasuk Abu Sufyan. Bahkan, Allah swt menurunkan ayat-ayat kemenangan, Al Quran surat Al Fath, pada masa ‘terlihat kalah’ pada perjanjian Hudaibiyah ini.
Baca juga : Nabi Muhammad SAW sebagai Pemimpin Militer dan Ahli Strategi
Baca juga : Jarang Diketahui, 7 Pertempuran yang Menentukan Sejarah Dunia
Dibantai Zionis Israel
Ya, sampai hari ini lebih dari 11.000 orang saudara Muslim kita di Gaza, Palestina memang telah tiada dibantai habis oleh Zionis Israel. Belum lagi puluhan ribu lainnya yg terluka. Ini belum termasuk ratusan ribu hingga jutaan jiwa yang kini terkatung-katung tidak memiliki tempat tinggal dan hidup sebatangkara.
Hampir semua orang prihatin akan ketersediaan senjata para pejuang Palestina baik itu Hamas, Saraya Al Quds, dan faksi pejuang lainnya yang sangat jauh di bawah arsenal senjata Zionis Israel (baik secara jumlah atau pun kecanggihan) yang selalu disupport oleh sekutu-sekutunya. Secara kacamata kita sebagai manusia, rasa-rasanya jauh dari kata ‘menang’.
Namun, ketahuilah bahwa justru saat inilah ada banyak hal yang tidak kita duga dengan banyaknya merekai yang ‘kembali’ ke dalam dekapan hidayah-Nya. Saat ini kita banyak menyaksikan betapa masifnya bantuan dikerahkan oleh mereka yang justru mungkin kita nilai jauh dari sisi-sisi kemanusiaan. Saat ini kita banyak menyaksikan bagaimana peristiwa keteguhan saudara kita yang dizhalimi menjadi inspirasi banyak orang untuk meninggalkan kemaksiatan.
Betapa teguhnya keimanan saudara-saudara Muslim di Gaza, Palestina ketika menghadapi cobaan yang luar biasa. Mereka tetap teguh, tetap menerima, tetap yakin dan tetap menjaga ibadahnya, bahkan tetap berbagi saling meringankan beban sesama apa pun kondisinya.
Inilah kemenangan. Dan demi Allah, kita akan terus menyaksikan kemenangan demi kemenangan terus berdatangan sebagaimana janji Allah dan sabda Rasul-Nya.
Perkara musnahnya Zionis Israel dan sekutu-sekutunya perkara mudah dan kecil saja. Semudah dan ‘sekecil’ peristiwa Fathu Makkah atau runtuhnya Konstantinopel atau kembalinya Baitul Maqdis ke tangan kita. Saat Allah berkata: “Jadilah. Maka (apa yg dikatakan-Nya) pasti terjadi, Kun Fayakun”.
Kita tinggal memantapkan diri di posisi mana kita berada dan bersungguh-sungguh berkontribusi terhadap perjuangan di hadapan kita. Selebihnya, bertawakkal saja kepada-Nya.
“Inna fatahna laka fathan mubina. Sesungguhnya Kami telah memberikan kemenangan kepadamu dengan kemenangan yang nyata.” (QS. Al Fath, 48:1)
Isi Perjanjian Hudaibiyah
- Kedua belah pihak bersedia menghentikan gencatan senjata selama 10 tahun.
- Setiap orang diberi kebebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW atau menjadi bagian dari kaum kafir Quraisy.
- Kaum muslimin wajib untuk mengembalikan orang Makkah yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW di Madinah tanpa alasan yang benar kepada walinya, sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang menjadi pengikut mereka.
- Kunjungan rombongan umat Islam untuk menunaikan ibadah haji ditangguhkan pada tahun berikutnya. Lama kunjungan paling lama adalah 3 hari dan tidak diperbolehkan membawa senjata.
https://twitter.com/SamParkerSenate/status/1723326328085377238
https://twitter.com/mercindonesia/status/1723588725584830951
Baca juga : 11 Peperangan di Masa Rasulullah Nabi Muhammad SAW